Salat Istisqa dan Tata Caranya agar Hujan Segera Turun
Senin, 21 Agustus 2023 - 08:20 WIB
Cuaca panas dan kemarau tengah dirasakan sebagian wilayah Indonesia, karenanya salat istisqa atau salat meminta segera turun hujan penting diketahui umat Muslim berikut tata caranya.
Salat Istisqo sendiri merupakan salat yang disyariatkan karena hujan tidak turun-turun atau sumber-sumber air mengering. Disunahkan salat Istisqa pada saat penyebabnya muncul dan berakhir dengan hilangnya sebab. Misalnya, hujan turun atau mata air sudah kembali mengalir.
Dalam Fikih Manhaji, Imam Syafii menjelaskan, ada tiga cara yang disunahkan untuk salat istisqa. Yakni, minimal berdoa di waktu-waktu yang disukai, (sedang) yaitu berdoa setelah rukuk pada rakaat terakhir salat wajib dan usai salat, dan (maksimal) dilakukan pada salat istisqa dan dilaksanakan dengan tata caranya.
Sebelum melaksanakan salat minta hujan, baiknya seseorang melafalkan niat salat istisqa. Berikut bacaan niatnya:
Ushalli sunnatal istisqa'i rak'ataini (imaaman/ma'muman) lillahi ta'ala
Artinya: Aku sengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta'ala.
2. Imam membawa mereka ke tanah lapang di hari keempat puasa. Pakaian yang mereka kenakan mencerminkan kerendahan, kekhusyukan, dan ketundukan. Imam atau wakilnya melakukan salat dua rakaat secara berjamaah persis seperti salat Id.
Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah dan lainnya dijelaskan bahwa Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah SAW muncul dalam pakaian yang tawadhu, penuh kekhusyukan dan ketundukan. Beliau salat dua rakaat seperti salat Id,".
3. Selesai salat imam pun berkhutbah dua kali, persis seperti khutbah salat Id. Bedanya, khutbah kali ini patut diawali dengan beristighfar sembilan kali waktu khutbah pertama, dan tujuh kali pada khutbah kedua.
Ketika khutbah kedua berlangsung hingga sepertiganya, khatib berpaling menghadap kiblat dan membelakangi jamaah. Ia mengubah posisi serban dengan memutar bagian atas hingga menjadi bagian bawah dan bagian bawah menjadi bagian atas. Bagian kanan ke kiri dan bagian kiri ke kanan.
Ini merupakan simbol ketundukan kepada Allah SWT. Kemudian, para jemaah juga disunahkan untuk melakukan hal yang sama. Khatib disunahkan pula untuk memperbanyak istighfar, berdoa, bertaubat, dan menundukkan diri kepada Allah SWT.
4. Disunahkan untuk membawa serta anak-anak kecil, orang usia lanjut, dan hewan ternah ke tanah lapang. Ini karena musibah menimpa semua orang. Selain itu, tidak sepatutnya kafir dzimmi (yakni) dilarang untuk menghadirinya.
Demikian tata cara salat Istisqa menurut mazhab Imam Syafi'i.
Wallahu A'lam
Salat Istisqo sendiri merupakan salat yang disyariatkan karena hujan tidak turun-turun atau sumber-sumber air mengering. Disunahkan salat Istisqa pada saat penyebabnya muncul dan berakhir dengan hilangnya sebab. Misalnya, hujan turun atau mata air sudah kembali mengalir.
Dalam Fikih Manhaji, Imam Syafii menjelaskan, ada tiga cara yang disunahkan untuk salat istisqa. Yakni, minimal berdoa di waktu-waktu yang disukai, (sedang) yaitu berdoa setelah rukuk pada rakaat terakhir salat wajib dan usai salat, dan (maksimal) dilakukan pada salat istisqa dan dilaksanakan dengan tata caranya.
Sebelum melaksanakan salat minta hujan, baiknya seseorang melafalkan niat salat istisqa. Berikut bacaan niatnya:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal istisqa'i rak'ataini (imaaman/ma'muman) lillahi ta'ala
Artinya: Aku sengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta'ala.
Tata Cara Salat Istisqa:
1. Imam atau wakilnya memerintahkan agar warga bertaubat secara benar, bersedekah kepada warga miskin, menghentikan kezhaliman serta mempererat persaudaraan, dan puasa empat hari berturut-turut. Ketiga hal itu disunahkan karena memiliki hubungan dengan dikabulkannya doa sebagaimana terekam dalam sejumlah hadis-hadis shahih.2. Imam membawa mereka ke tanah lapang di hari keempat puasa. Pakaian yang mereka kenakan mencerminkan kerendahan, kekhusyukan, dan ketundukan. Imam atau wakilnya melakukan salat dua rakaat secara berjamaah persis seperti salat Id.
Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah dan lainnya dijelaskan bahwa Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah SAW muncul dalam pakaian yang tawadhu, penuh kekhusyukan dan ketundukan. Beliau salat dua rakaat seperti salat Id,".
3. Selesai salat imam pun berkhutbah dua kali, persis seperti khutbah salat Id. Bedanya, khutbah kali ini patut diawali dengan beristighfar sembilan kali waktu khutbah pertama, dan tujuh kali pada khutbah kedua.
Ketika khutbah kedua berlangsung hingga sepertiganya, khatib berpaling menghadap kiblat dan membelakangi jamaah. Ia mengubah posisi serban dengan memutar bagian atas hingga menjadi bagian bawah dan bagian bawah menjadi bagian atas. Bagian kanan ke kiri dan bagian kiri ke kanan.
Ini merupakan simbol ketundukan kepada Allah SWT. Kemudian, para jemaah juga disunahkan untuk melakukan hal yang sama. Khatib disunahkan pula untuk memperbanyak istighfar, berdoa, bertaubat, dan menundukkan diri kepada Allah SWT.
4. Disunahkan untuk membawa serta anak-anak kecil, orang usia lanjut, dan hewan ternah ke tanah lapang. Ini karena musibah menimpa semua orang. Selain itu, tidak sepatutnya kafir dzimmi (yakni) dilarang untuk menghadirinya.
Demikian tata cara salat Istisqa menurut mazhab Imam Syafi'i.
Wallahu A'lam
(wid)