Tadabbur An-Nur Ayat 12: Pelajaran Agar Tidak Mudah Percaya Berita Bohong

Kamis, 07 September 2023 - 20:47 WIB
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni, Dai lulusan Al-Azhar Mesir. Foto/SINDOnews
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni

Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,

Yayasan Pustaka Afaf

Ketika berita bohong (hoax) perselingkuhan istri Nabi merebak, sebagian kaum muslim tidak percaya berita itu dan meyakini kesucian Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha. Sebagian lagi diam tidak membenarkan dan tidak pula membantah­nya.

Fitnah yang dilancarkan orang-orang munafik ini dibadikan Allah dalam Surat An-Nur. Dalam lanjutan tadabbur An-Nur ayat 12 ini, Allah mencela tindakan orang-orang mukmin yang mendengar berita bohong itu yang seakan-akan mempercayainya. Berikut firman-Nya:

لَوْلَآ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بِاَنْفُسِهِمْ خَيْرًاۙ وَّقَالُوْا هٰذَآ اِفْكٌ مُّبِيْنٌ


Law laaa idz sami'tumuuhu zhonnal mu'minuuna walmu'minaatu bi anfusihim khoiranw wa qooluu Haazaaa ifkummubiin.

Artinya: "Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, 'Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata." (QS. An-Nur Ayat 12)

Pesan dan Hikmah

1. Ayat ini turun berkenaan dengan dialog sahabat Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu 'anhu dengan istrinya. Abu Ayub berkata kepada istrinya, "Jika kasus yang dialami Aisyah ini menimpamu, bagaimana sikapmu?" Sang Istri menjawab, "Aku pasti malu melakukan itu, dan Aisyah itu lebih baik dari aku, karenanya mustahil Aisyah melakukan perbuatan yang digosipkan tersebut." Lalu istrinya pun bertanya hal yang sama kepada Abu Ayub, "Bagimana jika kasus yang menimpa Sofwan juga dialami oleh kamu?" Abu Ayub menjawab, "Aku malu melakukan hal tersebut, dan Sofwan itu lebih baik dari aku, pastinya mustahil dia melakukan apa yang digosikan tersebut."

Beginilah seharusnya sikap orang beriman kepada Allah ketika menanggapi berita dan informasi buruk jangan disikapi dengan sangka buruk pula, apalagi reaktif membenarkannya langsung tanpa ada tabayun (konfirmasi atau cek and recek).

2. Makna kalimat اِفْكٌ مُّبِيْنٌ "(suatu berita) bohong yang nyata". Kata ifk ini menunjukan kebohongan yang keji dan dahsyat. Bukan kebohongan biasa dan wajar. Karenanya ada bohong yang terpuji. Seperti bohongnya suami saat memuji istrinya. Bohongnya prajurit sebagai strategi perang. Bohong yang cantik dan strategis demi mendamaikan orang-orang yang berseteru.

(Bersambung)!

(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Akan ada di akhir zaman para 'Dajjal Pendusta' (bukan Al-Masih Ad-Dajjal) membawa hadits-hadits kepada kalian yang mana kalian tidak pernah mendengarnya dariku dan bapak-bapak kalian pun juga belum pernah mendengarnya. Maka jauhilah mereka, agar mereka tidak bisa menyesatkan kalian dan tidak bisa memfitnah kalian.

(HR. Muslim No. 8)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More