13 Fakta Perang Khaibar: 1.600 Pasukan Rasulullah SAW Binasakan 10.000 Tentara Yahudi
Jum'at, 20 Oktober 2023 - 14:44 WIB
Setidaknya ada 13 fakta Perang Khaibar : 1.600 Pasukan Rasulullah SAW Binasakan 10.000 Pasukan Yahudi . Ini adalah perang terbesar di era itu dan berlangsung sangat sengit. Perang dimenangkan pasukan muslim yang dipimpin langsung Rasulullah SAW.
Berikut ini 13 fakta Perang Khaibar:
1. Perang Khaibar adalah pertemputan antara kaum Yahudi melawan kaum Muslimin. Pasukan muslim dipimpin langsung Rasulullah SAW. Pertempuran ini adalah salah satu dari sekian banyak ghazwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam misi beliau menyebarkan Islam.
2. Perang Khaibar terjadi pada bulan Safar bertepatan dengan tahun 628 M. Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" memaparkan usai meneken perjanjian Hudaibiyah dengan kaum Quraisy, Rasulullah mengirim utusan-utusannya kepada raja-raja agar memeluk Islam.
Di sisi lain, Rasulullah mengumumkan agar kaum muslim bersiap-siap untuk menyerbu Khaibar. Syaratnya, mereka yang ikut hanya mereka yang ikut ke Hudaibiyah saja. Mereka juga harus sukarela tanpa ada rampasan perang yang akan dibagikan. Sebanyak 1.600 orang, termasuk 200 pasukan berkuda muslimin itu berangkat.
Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi dalam "Sirah Nabawiyyah" juga menyebutkan sekembalinya Rasulullah SAW dari Hudaibiyah pada bulan Dzulhijjah, beliau tinggal di Madinah selama beberapa hari pada bulan Muharram, lalu sisa hari dari bulan Muharram ke Bulan Safar itulah Rasulullah SAW pergi menuju Khaibar.
3. Perang Khaibar dipicu kekhawatiran Rasulullah SAW akan adanya pengkhianatan pihak Yahudi yang tinggal di sebelah utara Madinah, terutama di oasis Khaibar. Lokasi ini sekitar 150 km dari Madinah, Arab Saudi. Ini adalah daerah sejauh tiga hari perjalanan dari Madinah. Khaibar adalah daerah subur yang menjadi benteng utama Yahudi di jazirah Arab. Terutama setelah Yahudi di Madinah ditaklukkan oleh Rasulullah.
Di sisi lain, kaum Yahudi sendiri sudah membentuk satu koalisi di antara mereka untuk menyerang Madinah agar mereka terlepas dari kekuasaan kaum muslimin.
4. Dalam perang Khaibar pasukan muslim harus berjuang menaklukan Khaibar yang meliputi benteng-benteng terkenal bernama Naim, Qumush, Syiq, dan Nithah. Mereka menghadapi 10.000 pasukan Yahudi.
Pasukan muslim tak gentar. Mereka percaya akan adanya pertolongan Allah SWT, mereka masih ingat akan firman Allah dalam Surah Al-Fath yang turun semasa Hudaibiyah.
5. Yahudi Khaibar sudah mengetahui akan kedatangan pasukan muslim akan datang menyerang. Bahkan jauh-jauh hari mereka sudah menanti-nantikan kedatangan pasukan Rasulullah SAW tersebut. Mereka ingin mencari jalan membebaskan diri.
Sebagian mereka ini ada yang menyarankan supaya cepat-cepat dibentuk sebuah blok, yang terdiri dari mereka dan Yahudi Wadi'l-Qura dan Taima, yang akan langsung menyerbu Yathrib (Madinah) tanpa menggantungkan diri kepada kabilah-kabilah Arab yang lain.
Sedangkan yang sebagian lagi berpendapat supaya masuk saja bersekutu dengan Rasul, kalau-kalau kebencian terhadap mereka dapat terhapus dari hati kaum Muslimin - terutama dari pihak Anshar - setelah dalam kenyataan Huyayy bin Akhtab dan segolongan Yahudi lainnya terlibat dalam usaha menghasut kabilah-kabilah Arab untuk menyerang Madinah dan secara kekerasan mengadakan Perang Parit.
6. Sebelum terjadi perang, pihak Muslimin sudah lebih dulu berhasil menewaskan pemimpin-pemimpin Khaibar masing-masing Sallam bin Abi'l-Huqaiq dan Yasir ibn Razzam.
Sebelum perang, golongan Yahudi juga selalu mengadakan kontak dengan Ghatafan. Itu sebabnya tatkala pertama kali tersiar berita bahwa Nabi Muhammad akan menyerang mereka, cepat-cepat mereka meminta bantuan kabilah-kabilah tersebut.
7. Perang Khaibar adalah merupakan perang terbesar yang pernah terjadi kala itu; mengingat pula kelompok-kelompok Yahudi di Khaibar ini merupakan koloni Israil yang terkuat yang paling kaya dan paling besar pula persenjataannya.
Di samping itu, pihak muslim pun sudah yakin sekali, bahwa selama Yahudi tetap menjadi duri dalam daging seluruh jazirah, maka selama itu pula persaingan antara agama Musa as dengan Islam akan jadi panjang tanpa dapat mencapai suatu penyelesaian. Dengan demikian mereka terjun menyabung nyawa tanpa ragu-ragu lagi.
Berikut ini 13 fakta Perang Khaibar:
1. Perang Khaibar adalah pertemputan antara kaum Yahudi melawan kaum Muslimin. Pasukan muslim dipimpin langsung Rasulullah SAW. Pertempuran ini adalah salah satu dari sekian banyak ghazwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam misi beliau menyebarkan Islam.
2. Perang Khaibar terjadi pada bulan Safar bertepatan dengan tahun 628 M. Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" memaparkan usai meneken perjanjian Hudaibiyah dengan kaum Quraisy, Rasulullah mengirim utusan-utusannya kepada raja-raja agar memeluk Islam.
Di sisi lain, Rasulullah mengumumkan agar kaum muslim bersiap-siap untuk menyerbu Khaibar. Syaratnya, mereka yang ikut hanya mereka yang ikut ke Hudaibiyah saja. Mereka juga harus sukarela tanpa ada rampasan perang yang akan dibagikan. Sebanyak 1.600 orang, termasuk 200 pasukan berkuda muslimin itu berangkat.
Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi dalam "Sirah Nabawiyyah" juga menyebutkan sekembalinya Rasulullah SAW dari Hudaibiyah pada bulan Dzulhijjah, beliau tinggal di Madinah selama beberapa hari pada bulan Muharram, lalu sisa hari dari bulan Muharram ke Bulan Safar itulah Rasulullah SAW pergi menuju Khaibar.
3. Perang Khaibar dipicu kekhawatiran Rasulullah SAW akan adanya pengkhianatan pihak Yahudi yang tinggal di sebelah utara Madinah, terutama di oasis Khaibar. Lokasi ini sekitar 150 km dari Madinah, Arab Saudi. Ini adalah daerah sejauh tiga hari perjalanan dari Madinah. Khaibar adalah daerah subur yang menjadi benteng utama Yahudi di jazirah Arab. Terutama setelah Yahudi di Madinah ditaklukkan oleh Rasulullah.
Di sisi lain, kaum Yahudi sendiri sudah membentuk satu koalisi di antara mereka untuk menyerang Madinah agar mereka terlepas dari kekuasaan kaum muslimin.
4. Dalam perang Khaibar pasukan muslim harus berjuang menaklukan Khaibar yang meliputi benteng-benteng terkenal bernama Naim, Qumush, Syiq, dan Nithah. Mereka menghadapi 10.000 pasukan Yahudi.
Pasukan muslim tak gentar. Mereka percaya akan adanya pertolongan Allah SWT, mereka masih ingat akan firman Allah dalam Surah Al-Fath yang turun semasa Hudaibiyah.
5. Yahudi Khaibar sudah mengetahui akan kedatangan pasukan muslim akan datang menyerang. Bahkan jauh-jauh hari mereka sudah menanti-nantikan kedatangan pasukan Rasulullah SAW tersebut. Mereka ingin mencari jalan membebaskan diri.
Sebagian mereka ini ada yang menyarankan supaya cepat-cepat dibentuk sebuah blok, yang terdiri dari mereka dan Yahudi Wadi'l-Qura dan Taima, yang akan langsung menyerbu Yathrib (Madinah) tanpa menggantungkan diri kepada kabilah-kabilah Arab yang lain.
Sedangkan yang sebagian lagi berpendapat supaya masuk saja bersekutu dengan Rasul, kalau-kalau kebencian terhadap mereka dapat terhapus dari hati kaum Muslimin - terutama dari pihak Anshar - setelah dalam kenyataan Huyayy bin Akhtab dan segolongan Yahudi lainnya terlibat dalam usaha menghasut kabilah-kabilah Arab untuk menyerang Madinah dan secara kekerasan mengadakan Perang Parit.
6. Sebelum terjadi perang, pihak Muslimin sudah lebih dulu berhasil menewaskan pemimpin-pemimpin Khaibar masing-masing Sallam bin Abi'l-Huqaiq dan Yasir ibn Razzam.
Sebelum perang, golongan Yahudi juga selalu mengadakan kontak dengan Ghatafan. Itu sebabnya tatkala pertama kali tersiar berita bahwa Nabi Muhammad akan menyerang mereka, cepat-cepat mereka meminta bantuan kabilah-kabilah tersebut.
7. Perang Khaibar adalah merupakan perang terbesar yang pernah terjadi kala itu; mengingat pula kelompok-kelompok Yahudi di Khaibar ini merupakan koloni Israil yang terkuat yang paling kaya dan paling besar pula persenjataannya.
Di samping itu, pihak muslim pun sudah yakin sekali, bahwa selama Yahudi tetap menjadi duri dalam daging seluruh jazirah, maka selama itu pula persaingan antara agama Musa as dengan Islam akan jadi panjang tanpa dapat mencapai suatu penyelesaian. Dengan demikian mereka terjun menyabung nyawa tanpa ragu-ragu lagi.