3 Hoaks Tentang Masjid Al-Aqsha yang Sering Muncul di Media Sosial
Sabtu, 21 Oktober 2023 - 06:25 WIB
Keberadaan Masjid Al-Aqsha Palestina kini menjadi pusat perhatian menyusul invasi Israel ke wilayah Palestina. Namun, umat Islam perlu waspada terhadap berita-berita hoaks tentang Al-Aqsha yang sering muncul di media sosial.
Agar tidak keliru memahami sejarah Al-Aqsa dan Palestina, mari kita simak informasi yang disampaikan@gen.saladin dan @gensa.berilmu dalam postingannya di kanal IG berikut ini:
Berikut 3 Hoaks Tentang Masjid Al-Aqsha:
1. Dome of The Rock itu dibuat sama Yahudi agar umat Islam tidak tahu yang mana Masjid Al-Aqsha?
Penjelasan:
Tidak! Dome of The Rock (Masjid Qubbatus Shakhrah) dibangun oleh seorang arsitek saleh di era Tabi'in bernama Raja bin Haiwah. Pembangunannya dilakukan pada masa kekhalifahan Umayyah, yaitu di masa kepemimpinan Abdul Malik bin Marwan. Qubbatus Shakhrah merupakan ikon Masjid Al-Aqsha karena arsitekturnya yang menawan. Dan lagi-lagi, mesti kami ingatkan, Al-Aqsha adalah nama untuk semua bangunan di dalam pagar termasuk di antaranya Qubbatus Shakhrah (Dome of The Rock) dan Masjid Jami' Qibli.
2. Masjid Al-Aqsha sebenarnya adalah Kuil Yahudi yang dibuat Raja Solomon? Ia baru jadi masjid ketika dibebaskan oleh Umar bin Khattab?
Penjelasan:
Masjid Al-Aqsha justru adalah masjid tertua kedua di muka bumi setelah Ka'bah (Masjidil Haram) di Makkah. Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu, berkata: "Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?" Rasulullah ﷺ menjawab: "Masjid Al-Haram." Aku kembali bertanya, "Kemudian?" Beliau ﷺ menjawab: "Masjid Al-Aqsha."
Aku bertanya lagi, "Berapa tahunkah jarak pembangunan keduanya?" Beliau ﷺ kembali menjawab: "40 tahun. Di mana pun engkau menjumpai waktu sholat, maka sholatlah, karena tempat (yang engkau jumpai itu) adalah masjid."
Kesimpulannya, sejak awal Al-Aqsha adalah masjid, bukan kuil.
3. Banyak Nabi-nabi yang memang Yahudi seperti Musa, Harun, Daud, Sulaiman. Mereka berhak untuk membangun kuil mereka di atas Al-Aqsha?
Penjelasan:
Bagaimana mungkin ada muslim yang berfikir bahwa para Nabi beragama Yahudi? Padahal Allah dengan jelas dan terang benderang menyatakan bahwa bapak para Nabi, Ibrahim 'alaihissalam adalah seorang muslim. Berikut firman-Nya:
مَا كَانَ اِبۡرٰهِيۡمُ يَهُوۡدِيًّا وَّلَا نَصۡرَانِيًّا وَّ لٰكِنۡ كَانَ حَنِيۡفًا مُّسۡلِمًا ؕ وَمَا كَانَ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ
"Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani. Tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim dan tidaklah termasuk orang-orang musyrik." (QS Ali Imran [3]: Ayat 67)
Bahkan dalam sebuah Hadis Sahih, Rasulullah ﷺ bersabda tentang doa Nabi Sulaiman setelah selesai merekonstruksi Masjid Al-Aqsha di zamannya. Nabi Sulaiman berdoa: "Agar siapapun yang datang ke masjid ini untuk sholat, lalu ia keluar, kecuali dosa-dosanya dibersihkan sebagaimana ketika ibunya melahirkannya." (HR Ibnu Majah)
Rasulullah ﷺ dengan jelas menyebut bahwa Nabi Sulaiman menyebut Al-Aqsha sebagai "Masjid" karena beliau adalah seorang muslim.
Mirisnya, Al-Aqsha dijajah dulu secara pemikiran sebelum militer. Kalimat itu dikatakan salah satu ulama di Palestina. Beliau menyimpulkan, bahwa ketika zionis Israel datang merebut Palestina, Dunia Islam sedang dininabobokkan pemikirannya, koyak idealismenya, runtuh keilmuan dan wawasannya.
Akhirnya umat ini kalah bahkan sebelum bertempur. Berapa banyak saksi mata yang melihat perpecahan Umat Islam, yang menyebabkan hilangnya persaudaraan. Mereka yang telah lama memerangi kaum Muslimin menyadari satu hal penting: umat Islam tidak akan kalah kalau diserang dengan militer sekuat apapun. Kalau ingin hancurkan umat itu, hancurkan dulu pemikirannya.
Maka, sebelum kita bangkit secara fisik, mari kita membangkitkan pikiran kita. Umat yang berilmu, termanajemen dan rapi urusannya akan mampu memenangkan semua medan.
Referensi:
1. Ensiklopedia Mini Masjid Al Aqsha, Asia Pasific Community for Palestine
2. Islamiyyatu Filisthin, Dr Ali Ahmad Muqbil.
3. Al Waqi Ar Raqmi Al Filisthini, 2022
Agar tidak keliru memahami sejarah Al-Aqsa dan Palestina, mari kita simak informasi yang disampaikan@gen.saladin dan @gensa.berilmu dalam postingannya di kanal IG berikut ini:
Berikut 3 Hoaks Tentang Masjid Al-Aqsha:
1. Dome of The Rock itu dibuat sama Yahudi agar umat Islam tidak tahu yang mana Masjid Al-Aqsha?
Penjelasan:
Tidak! Dome of The Rock (Masjid Qubbatus Shakhrah) dibangun oleh seorang arsitek saleh di era Tabi'in bernama Raja bin Haiwah. Pembangunannya dilakukan pada masa kekhalifahan Umayyah, yaitu di masa kepemimpinan Abdul Malik bin Marwan. Qubbatus Shakhrah merupakan ikon Masjid Al-Aqsha karena arsitekturnya yang menawan. Dan lagi-lagi, mesti kami ingatkan, Al-Aqsha adalah nama untuk semua bangunan di dalam pagar termasuk di antaranya Qubbatus Shakhrah (Dome of The Rock) dan Masjid Jami' Qibli.
2. Masjid Al-Aqsha sebenarnya adalah Kuil Yahudi yang dibuat Raja Solomon? Ia baru jadi masjid ketika dibebaskan oleh Umar bin Khattab?
Penjelasan:
Masjid Al-Aqsha justru adalah masjid tertua kedua di muka bumi setelah Ka'bah (Masjidil Haram) di Makkah. Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu, berkata: "Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?" Rasulullah ﷺ menjawab: "Masjid Al-Haram." Aku kembali bertanya, "Kemudian?" Beliau ﷺ menjawab: "Masjid Al-Aqsha."
Aku bertanya lagi, "Berapa tahunkah jarak pembangunan keduanya?" Beliau ﷺ kembali menjawab: "40 tahun. Di mana pun engkau menjumpai waktu sholat, maka sholatlah, karena tempat (yang engkau jumpai itu) adalah masjid."
Kesimpulannya, sejak awal Al-Aqsha adalah masjid, bukan kuil.
3. Banyak Nabi-nabi yang memang Yahudi seperti Musa, Harun, Daud, Sulaiman. Mereka berhak untuk membangun kuil mereka di atas Al-Aqsha?
Penjelasan:
Bagaimana mungkin ada muslim yang berfikir bahwa para Nabi beragama Yahudi? Padahal Allah dengan jelas dan terang benderang menyatakan bahwa bapak para Nabi, Ibrahim 'alaihissalam adalah seorang muslim. Berikut firman-Nya:
مَا كَانَ اِبۡرٰهِيۡمُ يَهُوۡدِيًّا وَّلَا نَصۡرَانِيًّا وَّ لٰكِنۡ كَانَ حَنِيۡفًا مُّسۡلِمًا ؕ وَمَا كَانَ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ
"Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani. Tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim dan tidaklah termasuk orang-orang musyrik." (QS Ali Imran [3]: Ayat 67)
Bahkan dalam sebuah Hadis Sahih, Rasulullah ﷺ bersabda tentang doa Nabi Sulaiman setelah selesai merekonstruksi Masjid Al-Aqsha di zamannya. Nabi Sulaiman berdoa: "Agar siapapun yang datang ke masjid ini untuk sholat, lalu ia keluar, kecuali dosa-dosanya dibersihkan sebagaimana ketika ibunya melahirkannya." (HR Ibnu Majah)
Rasulullah ﷺ dengan jelas menyebut bahwa Nabi Sulaiman menyebut Al-Aqsha sebagai "Masjid" karena beliau adalah seorang muslim.
Mirisnya, Al-Aqsha dijajah dulu secara pemikiran sebelum militer. Kalimat itu dikatakan salah satu ulama di Palestina. Beliau menyimpulkan, bahwa ketika zionis Israel datang merebut Palestina, Dunia Islam sedang dininabobokkan pemikirannya, koyak idealismenya, runtuh keilmuan dan wawasannya.
Akhirnya umat ini kalah bahkan sebelum bertempur. Berapa banyak saksi mata yang melihat perpecahan Umat Islam, yang menyebabkan hilangnya persaudaraan. Mereka yang telah lama memerangi kaum Muslimin menyadari satu hal penting: umat Islam tidak akan kalah kalau diserang dengan militer sekuat apapun. Kalau ingin hancurkan umat itu, hancurkan dulu pemikirannya.
Maka, sebelum kita bangkit secara fisik, mari kita membangkitkan pikiran kita. Umat yang berilmu, termanajemen dan rapi urusannya akan mampu memenangkan semua medan.
Referensi:
1. Ensiklopedia Mini Masjid Al Aqsha, Asia Pasific Community for Palestine
2. Islamiyyatu Filisthin, Dr Ali Ahmad Muqbil.
3. Al Waqi Ar Raqmi Al Filisthini, 2022
(rhs)