Allah SWT Merahasiakan 6 Perkara Ini dari Manusia, Apa Saja?
Minggu, 22 Oktober 2023 - 05:15 WIB
Allah Subhanahu wa ta'ala merahasiakan 6 perkara dan tidak mengabarkannya kepada manusia. Namun, ada beberapa orang-orang terpilih yang bisa mengetahuinya tentang rahasia Illahi ini. Menurut Khalifah Umar bin Khattab, setidaknya ada 6 perkara. Perkara apa saja itu?
Dikutip dari sumber buku 'Ayat-Ayat Motivasi' karya Abu Ali al-Bikhal, tentang 6 perkara tersebut, sang Amirul Mukminin menjelaskannya sebagai berikut:
Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman, “Ikhlas ialah satu rahasia dalam rahasia-rahasia-Ku. Aku titipkan ia di dalam hati hamba-hamba yang Aku mengasihinya.” (Riwayat Abu Hasan al-Basri)
Soal keikhlasan adalah urusan Allah. Oleh karena itu manusia tidak bisa mengklaim dirinya telah ikhlas melakukan semua ibadah kepada Allah. Namun, orang-oran yang ikhlas biasanya ia tidak akan memperdulikan kata orang lain dan terus memperbaiki diri demi menggapai ridho Allah.
Orang ikhlas akan takut amalan-amalan mereka tidak diterima oleh Allah dan begitu mengharapkan keridhoan Allah. Ia juga tidak akan membalas kejahatan orang lain padanya, melainkan ia akan berbuat
sebaliknya, yaitu kebaikan.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya Allah sangat menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang senantiasa menyucikan dirinya.” (QS.Al-Baqarah:222)
Betapa baiknya Allah pada hamba-Nya. Allah hanya meminta hamba-Nya untuk segera bertaubat apabila telah melakukan dosa sebelum Allah benar-benar tak lagi membendung amarah-Nya.
Nabi bersabda, “Barangsiapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberikannya jalan keluar bagi segala kesempitan dan memberinya rezeki dari arah yang tak diduga-duga.” (HR. Abu Dawud)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar karena beriman serta bertujuan untuk mencari pahala-Nya maka akan mendapatkan ampunan dari dosa-dosanya yang telah lalu.”
Sekalipun Rasulullah yang sudah dijamin masuk surga, beliau tetap berusaha untuk mendapatkan malam seribu bulan tersebut dan memaksimalkannya di sepuluh malam terakhir Ramadan.
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan, “Rasulullah berusaha sedaya dan upaya dalam malam-malam sepuluh akhir Ramadan melebihi usahanya di malam-malam lainnya.”
1. Hendaknya ketika salat kita merendahkan diri karena keagungan Allah
2. Tidak sombong kepada Allah
3. Jangan terus melakukan maksiat
Jikapun melakukan, segeralah untuk beristighfar serta berharap bahwa Allah akan segera mengampuni dosanya
4. Menghabiskan waktu hidupnya di dunia untuk senantiasa berdzikir dan berfikir atas keagungan Allah
5. Banyak mengasihi orang-orang yang miskin, musafir dan wanita janda yang tengah ditempa musibah
Jika diketahui bahwa kiamat masih jauh, maka manusia mungkin akan berleha-leha dan baru bertaubat ketika waktu kiamat sudah dekat. Sebaliknya, jika manusia mengetahui bahwa kiamat sudah dekat maka mereka akan bersungguh-sungguh dalam beribadahnya sehingga karenanya tidak ada lagi ujian yang sebenarnya.
Wallahu A'lam
Dikutip dari sumber buku 'Ayat-Ayat Motivasi' karya Abu Ali al-Bikhal, tentang 6 perkara tersebut, sang Amirul Mukminin menjelaskannya sebagai berikut:
1. Kedzahiran dalam Ketaatan Makhluk-Nya
Perkara ini tentang ketaatan dan keikhlasan manusia kepada Allah. Hal itu tidak didzahirkan semata-mata supaya manusia tidak kecewa atau bangga diri atas ibadah yang telah dilakukannya. Hikmahnya agar manusia bisa terus melakukan amalan tersebut sekalipun terdapat sedikit kecacatan ketika menjalankannya.Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman, “Ikhlas ialah satu rahasia dalam rahasia-rahasia-Ku. Aku titipkan ia di dalam hati hamba-hamba yang Aku mengasihinya.” (Riwayat Abu Hasan al-Basri)
Soal keikhlasan adalah urusan Allah. Oleh karena itu manusia tidak bisa mengklaim dirinya telah ikhlas melakukan semua ibadah kepada Allah. Namun, orang-oran yang ikhlas biasanya ia tidak akan memperdulikan kata orang lain dan terus memperbaiki diri demi menggapai ridho Allah.
Orang ikhlas akan takut amalan-amalan mereka tidak diterima oleh Allah dan begitu mengharapkan keridhoan Allah. Ia juga tidak akan membalas kejahatan orang lain padanya, melainkan ia akan berbuat
sebaliknya, yaitu kebaikan.
2. Kemurkaan di atas perilaku maksiat umat-Nya
Sesungguhnya Allah tidak akan menunjukan kemurkaanNya kepada setiap makhluk sekalipun ia berbuat maksiat. Allah tidak akan menarik kenikmatan yang diberikan kepada seseorang sekalipun segala nikmat tersebu digunakan untuk maksiat.Allah berfirman,
وَ يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ عَنِ الۡمَحِيۡضِۙ قُلۡ هُوَ اَذًى فَاعۡتَزِلُوۡا النِّسَآءَ فِى الۡمَحِيۡضِۙ وَلَا تَقۡرَبُوۡهُنَّ حَتّٰى يَطۡهُرۡنَۚ فَاِذَا تَطَهَّرۡنَ فَاۡتُوۡهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيۡنَ وَيُحِبُّ الۡمُتَطَهِّرِيۡنَ
“Sesungguhnya Allah sangat menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang senantiasa menyucikan dirinya.” (QS.Al-Baqarah:222)
Betapa baiknya Allah pada hamba-Nya. Allah hanya meminta hamba-Nya untuk segera bertaubat apabila telah melakukan dosa sebelum Allah benar-benar tak lagi membendung amarah-Nya.
Nabi bersabda, “Barangsiapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberikannya jalan keluar bagi segala kesempitan dan memberinya rezeki dari arah yang tak diduga-duga.” (HR. Abu Dawud)
3. Merahasiakan nama-Nya di dalam Al-Quran
Sesungguhnya Allah telah merahasiakan nama-Nya yang ter-Agung dicantumkan di dalam Kitab-Nya. Maksudnya tiada lain supaya umat-Nya tidak hanya terpaku pada satu surat atau ayat yang di dalamnya terkandung nama-Nya tersebut. Maka dengan begitu, kaum muslimin akan terus membaca, memahami dan mendalam keseluruhan isi Al-Quran bukannya membeda-bedakan.4. Datangnya malam lailatul qadar
Allah menyembunyikan datangnya malam tersebut agar kaum muslimin tidak beribadah banyak hanya pada malam tertentu saja, sedangkan di malam yang lainnya mereka bermaksiat atau malas-malasan. Dengan dirahasiakannya malam Lailatul Qadar dan hanya disebutkan indikasi-indikasinya saja maka otomatis umat muslim akan mencarinya dengan memperbanyak ibadah di setiap malam Ramadan.Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar karena beriman serta bertujuan untuk mencari pahala-Nya maka akan mendapatkan ampunan dari dosa-dosanya yang telah lalu.”
Sekalipun Rasulullah yang sudah dijamin masuk surga, beliau tetap berusaha untuk mendapatkan malam seribu bulan tersebut dan memaksimalkannya di sepuluh malam terakhir Ramadan.
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan, “Rasulullah berusaha sedaya dan upaya dalam malam-malam sepuluh akhir Ramadan melebihi usahanya di malam-malam lainnya.”
5. Salat umat-Nya yang terbaik
Hikmah dari disembunyikannya hal tersebut tentu saja agar manusia senantiasa menjalankan ibadah salatnya dengan tekun dan tidak mengingat lagi salat yang dilakukan di waktu-waktu sebelumnya. Ketahuilah bahwa selain menjalankan rukun-rukun dalam salat, terdapat beberapa hal yang akan membuat salat kita diterima di hadapan Allah sebagai berikut:1. Hendaknya ketika salat kita merendahkan diri karena keagungan Allah
2. Tidak sombong kepada Allah
3. Jangan terus melakukan maksiat
Jikapun melakukan, segeralah untuk beristighfar serta berharap bahwa Allah akan segera mengampuni dosanya
4. Menghabiskan waktu hidupnya di dunia untuk senantiasa berdzikir dan berfikir atas keagungan Allah
5. Banyak mengasihi orang-orang yang miskin, musafir dan wanita janda yang tengah ditempa musibah
6. Terjadinya Kiamat
Hikmah di balik perkara yang tidak disebutkan Allah Ta'ala ini, karena jika manusia mengetahui kapan terjadinya kiamat maka pasti mereka akan melakukan sesuatu yang berorientasi padanya.Jika diketahui bahwa kiamat masih jauh, maka manusia mungkin akan berleha-leha dan baru bertaubat ketika waktu kiamat sudah dekat. Sebaliknya, jika manusia mengetahui bahwa kiamat sudah dekat maka mereka akan bersungguh-sungguh dalam beribadahnya sehingga karenanya tidak ada lagi ujian yang sebenarnya.
Wallahu A'lam
(wid)