Adegan Terlarang Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha dalam Tafsir Israiliyyat
Senin, 23 Oktober 2023 - 14:42 WIB
Al-Qur'an menceritakan beberapa kisah tentang para Nabi Allah. Hanya saja, Al-Qur'an tidak menjelaskan dengan sangat rinci, sehingga ada sebagian sahabat yang mengambil hadis dari para mualaf yang sebelumnya beragama Yahudi atau Ahl al-Kitab .
A Umar Syam Manggabarani dalam Tesisnya berjudul "Israiliyyat dalam Kisah Nabi Yusuf as Perspektif Ibnu Katsir" mengatakan berawal dari ats-Tsa'laby, ditemukan banyak pemborosan dan kesesatan karena penafsirannya.
Ats-Tsa'laby menasihati melalui dongeng. Dengan demikian ia dapat menulis "al-'Arais" pada para Nabi. Kisah-kisah buku ini sebagian besar dari narasi Israiliyyat yang bertentangan dengan agama dan akal sehat. Akhirnya, narasinya tidak cocok untuk menemukan ayat-ayat Al-Qur'an.
"Sesungguhnya wanita itu mendambakan Yusuf," menurut Ibnu Jarir dan mufassir lainnya. "Jika Tuhannya tidak menunjukkan tanda, Yusuf juga menginginkannya." ( QS Yusuf/12 : 24) adalah Israiliyyat yang berbohong tanpa pembenaran aqli atau naqli.
Menurut Umar Syam, mengenai keinginan Nabi Yusuf as , banyak hal yang bertentangan dengan kesucian Nabi dan tidak pantas ditulis dengan pena, kecuali untuk menjelaskan dan memperingatkan tentang kejahatan terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah dalam bukunya berjudul "Isrâîliyyât & Hadits-hadits Palsu Tafsir Al-Qur‟an" (Keira Publishing, 2014) memaparkan sebuah kisah yang disampaikan Ibnu Abbas ra tentang Yusuf as?
"Dia melepas celananya dan duduk di atas Zuliakha yang mengatur kursi seorang pengkhianat," kata Ibnu Abbas.
"Wahai Yusuf, jangan seperti burung berbulu," teriaknya.
Ali ra, Mujahid, dan Said bin Jubair juga meriwayatkan hal ini. Mereka juga menceritakan tanda yang menyelamatkan Yusuf dari pandangan Yusuf jika dia telah melakukan kejahatan keji, memanggilnya: "Kamu tertulis di antara para nabi, tetapi kamu melakukan apa yang dilakukan oleh orang bodoh."
Yusuf melihat foto ayahnya, Ya'qub, di dinding. Dia terlihat di langit-langit kamar di akun lain. Ayahnya menggigit ibu jarinya dengan marah. Sayangnya, Yusuf tidak mengambil i'tibar hingga bertemu ayahnya.
Umar Syam mengatakan bahkan para penulis sejarah Israiliyat palsu ini melangkah terlalu jauh, mengklaim bahwa Yusuf tidak berhenti dari perbuatannya ketika melihat gambar ayahnya sedang mengunyah jarinya, sehingga ayahnya, Ya'qub, memukulinya untuk menahan nafsunya.
Mereka lebih lanjut melaporkan bahwa setiap putra Ya'qub kecuali Yusuf memiliki 12 anak. Dia memiliki 11 anak karena hasratnya.
Menurut Ibnu Abbas, Yusuf menyaksikan tiga bagian Kitab Allah. "Sesungguhnya bagimu ada (malaikat) yang menjaga," kata Allah SWT. Para bangsawan dan perekam. Kamu dikenal." ( QS Al-Infithar/82 :10-12).
Kedua, Allah SWT berfirman, "Kamu tidak dalam keadaan, kamu tidak membaca satu ayat pun dari Al-Qur‘an, dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan, kecuali Kami menjadi saksi atas kamu ketika kamu melakukannya." ( QS Yunus/10 :61).
Ketiga, Allah SWT bertanya, "Apakah Tuhan yang menjaga setiap orang untuk apa yang dia lakukan (sama tidak suka itu)?" (QS Ar-Ra'd/13:33). "Dan janganlah kamu mendekati zina," kata Allah SWT kepada Yusuf ( QS Al-Isra/17 :32).
Muhammad Mahmud Hijazi dalam bukunya yang diterjemahkan Abdul Hayyie Al-Kattani dan Sutrisno Hadi berjudul "Fenomena Keajaiban Al-Qur'an; Kesatuan Tema dalam al-Quran" (Gema Insani, 2010) menyebut kisah-kisah dalam Al-Quran berkembang menjadi catatan sejarah yang sangat penting. Tidak ada ruang untuk perdebatan tentang kebenaran materi dalam Al-Qur'an, atau kesesuaiannya dengan peristiwa sejarah yang sebenarnya.
Masyarakat Indonesia telah menceritakan biografi Nabi Yusuf, mulai dari mimpinya meraih 11 bintang hingga pernikahannya dengan Zulaikha, istri penguasa.
A Umar Syam Manggabarani dalam Tesisnya berjudul "Israiliyyat dalam Kisah Nabi Yusuf as Perspektif Ibnu Katsir" mengatakan berawal dari ats-Tsa'laby, ditemukan banyak pemborosan dan kesesatan karena penafsirannya.
Ats-Tsa'laby menasihati melalui dongeng. Dengan demikian ia dapat menulis "al-'Arais" pada para Nabi. Kisah-kisah buku ini sebagian besar dari narasi Israiliyyat yang bertentangan dengan agama dan akal sehat. Akhirnya, narasinya tidak cocok untuk menemukan ayat-ayat Al-Qur'an.
"Sesungguhnya wanita itu mendambakan Yusuf," menurut Ibnu Jarir dan mufassir lainnya. "Jika Tuhannya tidak menunjukkan tanda, Yusuf juga menginginkannya." ( QS Yusuf/12 : 24) adalah Israiliyyat yang berbohong tanpa pembenaran aqli atau naqli.
Menurut Umar Syam, mengenai keinginan Nabi Yusuf as , banyak hal yang bertentangan dengan kesucian Nabi dan tidak pantas ditulis dengan pena, kecuali untuk menjelaskan dan memperingatkan tentang kejahatan terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah dalam bukunya berjudul "Isrâîliyyât & Hadits-hadits Palsu Tafsir Al-Qur‟an" (Keira Publishing, 2014) memaparkan sebuah kisah yang disampaikan Ibnu Abbas ra tentang Yusuf as?
"Dia melepas celananya dan duduk di atas Zuliakha yang mengatur kursi seorang pengkhianat," kata Ibnu Abbas.
"Wahai Yusuf, jangan seperti burung berbulu," teriaknya.
Ali ra, Mujahid, dan Said bin Jubair juga meriwayatkan hal ini. Mereka juga menceritakan tanda yang menyelamatkan Yusuf dari pandangan Yusuf jika dia telah melakukan kejahatan keji, memanggilnya: "Kamu tertulis di antara para nabi, tetapi kamu melakukan apa yang dilakukan oleh orang bodoh."
Yusuf melihat foto ayahnya, Ya'qub, di dinding. Dia terlihat di langit-langit kamar di akun lain. Ayahnya menggigit ibu jarinya dengan marah. Sayangnya, Yusuf tidak mengambil i'tibar hingga bertemu ayahnya.
Umar Syam mengatakan bahkan para penulis sejarah Israiliyat palsu ini melangkah terlalu jauh, mengklaim bahwa Yusuf tidak berhenti dari perbuatannya ketika melihat gambar ayahnya sedang mengunyah jarinya, sehingga ayahnya, Ya'qub, memukulinya untuk menahan nafsunya.
Mereka lebih lanjut melaporkan bahwa setiap putra Ya'qub kecuali Yusuf memiliki 12 anak. Dia memiliki 11 anak karena hasratnya.
Menurut Ibnu Abbas, Yusuf menyaksikan tiga bagian Kitab Allah. "Sesungguhnya bagimu ada (malaikat) yang menjaga," kata Allah SWT. Para bangsawan dan perekam. Kamu dikenal." ( QS Al-Infithar/82 :10-12).
Kedua, Allah SWT berfirman, "Kamu tidak dalam keadaan, kamu tidak membaca satu ayat pun dari Al-Qur‘an, dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan, kecuali Kami menjadi saksi atas kamu ketika kamu melakukannya." ( QS Yunus/10 :61).
Ketiga, Allah SWT bertanya, "Apakah Tuhan yang menjaga setiap orang untuk apa yang dia lakukan (sama tidak suka itu)?" (QS Ar-Ra'd/13:33). "Dan janganlah kamu mendekati zina," kata Allah SWT kepada Yusuf ( QS Al-Isra/17 :32).
Muhammad Mahmud Hijazi dalam bukunya yang diterjemahkan Abdul Hayyie Al-Kattani dan Sutrisno Hadi berjudul "Fenomena Keajaiban Al-Qur'an; Kesatuan Tema dalam al-Quran" (Gema Insani, 2010) menyebut kisah-kisah dalam Al-Quran berkembang menjadi catatan sejarah yang sangat penting. Tidak ada ruang untuk perdebatan tentang kebenaran materi dalam Al-Qur'an, atau kesesuaiannya dengan peristiwa sejarah yang sebenarnya.
Masyarakat Indonesia telah menceritakan biografi Nabi Yusuf, mulai dari mimpinya meraih 11 bintang hingga pernikahannya dengan Zulaikha, istri penguasa.