Semarakkan Hari Santri, Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Bentangkan Merah Putih 780 Meter
Senin, 23 Oktober 2023 - 16:11 WIB
Dalam rangka menyemarakkan Hari Santri Nasional 2023, Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta menggelar pengibaran bendera merah putih sepanjang 780meter, Ahad (22/10/2023). Pengibaran bendera ini menjadi yang terpanjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sebelum pengibaran bendera dilaksanakan, seluruh santri terlebih dahulu mengikuti kegiatan apel dan serangkaian acara di dalamnya. Benderaini dibentangkan di jalan raya depan pesantren, tepatnya di Jalan Panjang No 6C, Kedoya Utara, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dengan diiringi instrumen lagu nasionalisme, ribuan santri tampak berjejer dan menarik ujung bendera sampai sempurna terbentang 780 meter.
Pengasuh Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta KH Ahmad Mahrus Iskandar (Gus Mahrus) dalam sambutannya menyampaikan amanah kepada seluruh santri agar meneladani para pejuang bangsa yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Caranya yaitu dengan terus semangat belajar dan berjuang meraih cita-cita luhur.
"Tidak semua santri menjadi kiyai, tapi di antara mereka pasti ada yang menjadi kiyai dan tidak semua santri harus menjadi pengusaha, tapi akan ada di antara mereka yang akan menjadi pengusaha," tegasnya.
Sebelum pembentangan, para santri bersama-sama mengikuti rangkaian acara dari mulai menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya, mars Syubbanul Wathan, lagu nasional Rayuan Pulau Kelapa,danpembacaan ikrar santri yang langsung dipanduGus Mahrus.
Selain pembentangan bendera yang dilakukan pagi hari, pada malam sebelumnya Asshiddiqiyah juga turut menggelar pembacaan satu miliar shalawat nariyah yang diikuti oleh para kiai, santri, dan seluruh keluarga besar pesantren.
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma'arifdalam sambutan pembacaan Shalawat Nariyah mendorong para santri agar terus menanamkan semangat kebangsaan sebagaimana dulu para pejuang dalam mengupayakan kemerdekaan NKRI.
"Di samping keagamaan, santri juga harus tahu urusan-urusan kebangsaan. Santri harus berjihad dengansesuai konteksera sekarangmelaluibelajar dan memiliki kemauan yang kuat guna mengisi(semangat)kemerdekaan Indonesia,"katanya.
KH Samsul Ma'arif menambahkan, mencintaitanah air menjadi tanggung jawab kebangsaan, sama seperti mencintai mencintai ajaran agama yang menjadi tanggung jawab keagamaan. Sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.
Pembacaan satu miliar Shalawat Nariyah di Asshiddiqiyah diikuti langsung sembilan kiyai Lembaga Dakwah Nahdhatul Ulama (LDNU),yaituKH Abdul Wahab, Kiyai Subhan, Kiyai A Muhsin, Kiyai Muhaimin, Kiyai Abdul hakim, Kiyai Nurodin, Kiyai Rofiuddin, Kiyai Nurahman dan Kiyai Dimyati.
Diketahui, pembacaan Shalawat Nariyah ini merupakan seruan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang tertuang dalam surat edaran PBNU Nomor 1034/PB.01/A.1.03.08/99/10/23 tertanggal 13 Oktober 2023 yang ditandatangani oleh Rais 'Aam KH Miftachul Akhyar, Katib 'Aam KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf.
Artikel ini dikirim oleh RobiahLubis, santri Asshiddiqiyah Jakarta Barat.
Sebelum pengibaran bendera dilaksanakan, seluruh santri terlebih dahulu mengikuti kegiatan apel dan serangkaian acara di dalamnya. Benderaini dibentangkan di jalan raya depan pesantren, tepatnya di Jalan Panjang No 6C, Kedoya Utara, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dengan diiringi instrumen lagu nasionalisme, ribuan santri tampak berjejer dan menarik ujung bendera sampai sempurna terbentang 780 meter.
Pengasuh Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta KH Ahmad Mahrus Iskandar (Gus Mahrus) dalam sambutannya menyampaikan amanah kepada seluruh santri agar meneladani para pejuang bangsa yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Caranya yaitu dengan terus semangat belajar dan berjuang meraih cita-cita luhur.
"Tidak semua santri menjadi kiyai, tapi di antara mereka pasti ada yang menjadi kiyai dan tidak semua santri harus menjadi pengusaha, tapi akan ada di antara mereka yang akan menjadi pengusaha," tegasnya.
Sebelum pembentangan, para santri bersama-sama mengikuti rangkaian acara dari mulai menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya, mars Syubbanul Wathan, lagu nasional Rayuan Pulau Kelapa,danpembacaan ikrar santri yang langsung dipanduGus Mahrus.
Selain pembentangan bendera yang dilakukan pagi hari, pada malam sebelumnya Asshiddiqiyah juga turut menggelar pembacaan satu miliar shalawat nariyah yang diikuti oleh para kiai, santri, dan seluruh keluarga besar pesantren.
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma'arifdalam sambutan pembacaan Shalawat Nariyah mendorong para santri agar terus menanamkan semangat kebangsaan sebagaimana dulu para pejuang dalam mengupayakan kemerdekaan NKRI.
"Di samping keagamaan, santri juga harus tahu urusan-urusan kebangsaan. Santri harus berjihad dengansesuai konteksera sekarangmelaluibelajar dan memiliki kemauan yang kuat guna mengisi(semangat)kemerdekaan Indonesia,"katanya.
KH Samsul Ma'arif menambahkan, mencintaitanah air menjadi tanggung jawab kebangsaan, sama seperti mencintai mencintai ajaran agama yang menjadi tanggung jawab keagamaan. Sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.
Pembacaan satu miliar Shalawat Nariyah di Asshiddiqiyah diikuti langsung sembilan kiyai Lembaga Dakwah Nahdhatul Ulama (LDNU),yaituKH Abdul Wahab, Kiyai Subhan, Kiyai A Muhsin, Kiyai Muhaimin, Kiyai Abdul hakim, Kiyai Nurodin, Kiyai Rofiuddin, Kiyai Nurahman dan Kiyai Dimyati.
Diketahui, pembacaan Shalawat Nariyah ini merupakan seruan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang tertuang dalam surat edaran PBNU Nomor 1034/PB.01/A.1.03.08/99/10/23 tertanggal 13 Oktober 2023 yang ditandatangani oleh Rais 'Aam KH Miftachul Akhyar, Katib 'Aam KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf.
Artikel ini dikirim oleh RobiahLubis, santri Asshiddiqiyah Jakarta Barat.
(rhs)