Keadaan Bumi Ketika Terjadi Hari Kiamat, Ini Sekilas Gambarannya
Senin, 30 Oktober 2023 - 20:52 WIB
Hari Kiamat merupakan perkara yang wajib diyakini dan diimani setiap muslim karena termasuk salah satu dari rukun iman. Seperti apa keadaan bumi pada Hari Kiamat, termasuk hal yang patut diketahui umat Islam.
Dalam "Penafsiran Ayat tentang Hari Kiamat Menurut Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar" karya Soleh bin Che Had diceritakan kedahsyatan Hari Kiamat menurut penafsiran Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar. Beliau adalah seorang ulama yang sangat antusias mengkaji peristiwa akhir zaman dan sering dijadikan rujukan. Beliau lahir di perkampungan Raqqah di Nablus, wilayah Palestina Tahun 1940.
Kebenaran akan Hari akhir banyak disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Salah satunya dalam Surat Ar-Rahman:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (27)
Artinya: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS Ar-Rahman Ayat 26-27)
Peristiwa Hari Kiamat
Pada Hari Kiamat, manusia akan mengalami bencana yang sangat mengerikan serta tidak ada yang selamat dari bencana itu, kecuali orang yang telah mempersiapkan dirinya dengan iman dan amal saleh. Allah mengembalikan dan membangkitkan hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia, lalu membawa ke hadapan-Nya untuk diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia.
Pada Hari itu, manusia digiring ke tempat yang kekal surga atau neraka. Inilah hari Kiamat yang Allah namakan hari saat terjadi kehancuran alam yang kemudian disusul dengan kebangkitan untuk menerima balasan dan hisab.
Kiamat merupakan hari di mana eksistensi manusia berakhir secara keseluruhan. Pada hari itu alam semesta akan dibinasakan tanpa terkecuali. Bintang-bintang akan padam semua, gelombang laut akan berhenti, tanaman akan menguning secara total, air sungai dan mata air akan mengering dan lain-lain.
Meski demikian, kefanaan bukanlah akhir, karena ini adalah satu fase yang akan dilewati manusia sehingga kemudian tiba suatu saat manusia akan kembali pada kehidupan abadi setelah dihisab atas segala perbuatan yang telah dikerjakan.
Keadaan Bumi Ketika Terjadi Kiamat
Umar Sulaiman menyatakan tentang kedahsyatan Hari Kiamat yang tidak mampu ditanggung oleh penghuni langit dan bumi. Beliau mengambil perkataan dari Ibnu Juraij yaitu: "Langit Terbelah" (إنشقاق), berguguran jatuh (إنتثار) bintang-bintang, bergulung (تكوير) matahari dan berterbangan (تسير) gunung-gunung.
Menurut pernyataan Umar, Allah menggenggam bumi pada hari Kiamat dan menggulung langit dengan tangan kanan-Nya seperti firman-Nya berikut:
وَمَا قَدَرُوْا اللّٰهَ حَقَّ قَدۡرِهٖ ۖ وَالۡاَرۡضُ جَمِيۡعًا قَبۡضَتُهٗ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ وَالسَّمٰوٰتُ مَطۡوِيّٰتٌۢ بِيَمِيۡنِهٖ ؕ سُبۡحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ
Artinya: "Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (QS Az-Zumar Ayat 67)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
كَلَّاۤ اِذَا دُكَّتِ الۡاَرۡضُ دَكًّا دَكًّا
Artinya: "Sekali-kali tidak! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan)." (QS al-Fajr Ayat 21)
Kata ‘دُكَّت ِّ ٱألأ َرأ ض ُ دَكّٗا دَكّٗا’ yaitu digerakkan (حركت) dan diguncangkan (زلزلت) bumi setelah guncangan atau menghancurkan gunung-gunungnya sehingga menjadi rata.
Dalam Surat Al-Kahfi Ayat 47 dijelaskan:
وَيَوۡمَ نُسَيِّرُ الۡجِبَالَ و تَرَى الۡاَرۡضَ بَارِزَةً ۙ وَّحَشَرۡنٰهُمۡ فَلَمۡ نُغَادِرۡ مِنۡهُمۡ اَحَدًا
Artinya: "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka." (QS Al-Kahfi Ayat 47)
Ketika menafsirkan ayat ini, Umar Sulaiman menyatakan bahwa Allah menerbangkan gunung-gunung. Bumi menjadi sama rata (مستوية) yaitu menjadi seperti padang yang terbentang luas (بادية) pada pandangan zahir. Pada permukaan bumi tidak ada suatu yang terpacak tegak (مَعلم) dan tidak pula ada tempat sembunyi (يواري). Hal ini didukung oleh penafsiran lain yaitu, pada saat itu bumi akan menampakkan sisi luarannya, dan menghapus segala sesuatu yang menutupinya dari sekalian gunung-gunung, pohon-pohon dan binaan-binaan.
Demikian sekilas gambaran keadaan bumi ketika terjadi Hari Kiamat. Ini baru keadaan bumi yang diguncang hingga rata. Belum lagi keadaan langit yang kelak digulung Allah seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Kemudian gunung-gunung salaing dibenturkan hingga hancur. Lebih dahsyatnya lagi, keadaan lautan akan meluap-luap hingga menjadi api yang menyala naik ke udara.
Hanya kepada Allah-lah kita semua kembali. Dialah pemilik kekuasaan pada Hari Kiamat dan hari pembalasan. Semoga Allah berkenan menyelamatkan kita pada hari yang sangat dahsyat itu.
Wallahu A'lam
Dalam "Penafsiran Ayat tentang Hari Kiamat Menurut Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar" karya Soleh bin Che Had diceritakan kedahsyatan Hari Kiamat menurut penafsiran Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar. Beliau adalah seorang ulama yang sangat antusias mengkaji peristiwa akhir zaman dan sering dijadikan rujukan. Beliau lahir di perkampungan Raqqah di Nablus, wilayah Palestina Tahun 1940.
Kebenaran akan Hari akhir banyak disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Salah satunya dalam Surat Ar-Rahman:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (27)
Artinya: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS Ar-Rahman Ayat 26-27)
Peristiwa Hari Kiamat
Pada Hari Kiamat, manusia akan mengalami bencana yang sangat mengerikan serta tidak ada yang selamat dari bencana itu, kecuali orang yang telah mempersiapkan dirinya dengan iman dan amal saleh. Allah mengembalikan dan membangkitkan hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia, lalu membawa ke hadapan-Nya untuk diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia.
Pada Hari itu, manusia digiring ke tempat yang kekal surga atau neraka. Inilah hari Kiamat yang Allah namakan hari saat terjadi kehancuran alam yang kemudian disusul dengan kebangkitan untuk menerima balasan dan hisab.
Kiamat merupakan hari di mana eksistensi manusia berakhir secara keseluruhan. Pada hari itu alam semesta akan dibinasakan tanpa terkecuali. Bintang-bintang akan padam semua, gelombang laut akan berhenti, tanaman akan menguning secara total, air sungai dan mata air akan mengering dan lain-lain.
Meski demikian, kefanaan bukanlah akhir, karena ini adalah satu fase yang akan dilewati manusia sehingga kemudian tiba suatu saat manusia akan kembali pada kehidupan abadi setelah dihisab atas segala perbuatan yang telah dikerjakan.
Keadaan Bumi Ketika Terjadi Kiamat
Umar Sulaiman menyatakan tentang kedahsyatan Hari Kiamat yang tidak mampu ditanggung oleh penghuni langit dan bumi. Beliau mengambil perkataan dari Ibnu Juraij yaitu: "Langit Terbelah" (إنشقاق), berguguran jatuh (إنتثار) bintang-bintang, bergulung (تكوير) matahari dan berterbangan (تسير) gunung-gunung.
Menurut pernyataan Umar, Allah menggenggam bumi pada hari Kiamat dan menggulung langit dengan tangan kanan-Nya seperti firman-Nya berikut:
وَمَا قَدَرُوْا اللّٰهَ حَقَّ قَدۡرِهٖ ۖ وَالۡاَرۡضُ جَمِيۡعًا قَبۡضَتُهٗ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ وَالسَّمٰوٰتُ مَطۡوِيّٰتٌۢ بِيَمِيۡنِهٖ ؕ سُبۡحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ
Artinya: "Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (QS Az-Zumar Ayat 67)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
كَلَّاۤ اِذَا دُكَّتِ الۡاَرۡضُ دَكًّا دَكًّا
Artinya: "Sekali-kali tidak! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan)." (QS al-Fajr Ayat 21)
Kata ‘دُكَّت ِّ ٱألأ َرأ ض ُ دَكّٗا دَكّٗا’ yaitu digerakkan (حركت) dan diguncangkan (زلزلت) bumi setelah guncangan atau menghancurkan gunung-gunungnya sehingga menjadi rata.
Dalam Surat Al-Kahfi Ayat 47 dijelaskan:
وَيَوۡمَ نُسَيِّرُ الۡجِبَالَ و تَرَى الۡاَرۡضَ بَارِزَةً ۙ وَّحَشَرۡنٰهُمۡ فَلَمۡ نُغَادِرۡ مِنۡهُمۡ اَحَدًا
Artinya: "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka." (QS Al-Kahfi Ayat 47)
Ketika menafsirkan ayat ini, Umar Sulaiman menyatakan bahwa Allah menerbangkan gunung-gunung. Bumi menjadi sama rata (مستوية) yaitu menjadi seperti padang yang terbentang luas (بادية) pada pandangan zahir. Pada permukaan bumi tidak ada suatu yang terpacak tegak (مَعلم) dan tidak pula ada tempat sembunyi (يواري). Hal ini didukung oleh penafsiran lain yaitu, pada saat itu bumi akan menampakkan sisi luarannya, dan menghapus segala sesuatu yang menutupinya dari sekalian gunung-gunung, pohon-pohon dan binaan-binaan.
Demikian sekilas gambaran keadaan bumi ketika terjadi Hari Kiamat. Ini baru keadaan bumi yang diguncang hingga rata. Belum lagi keadaan langit yang kelak digulung Allah seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Kemudian gunung-gunung salaing dibenturkan hingga hancur. Lebih dahsyatnya lagi, keadaan lautan akan meluap-luap hingga menjadi api yang menyala naik ke udara.
Hanya kepada Allah-lah kita semua kembali. Dialah pemilik kekuasaan pada Hari Kiamat dan hari pembalasan. Semoga Allah berkenan menyelamatkan kita pada hari yang sangat dahsyat itu.
Wallahu A'lam
(rhs)