Tadabbur An-Nur Ayat 23: Jangan Asal Menuduh Wanita Baik Berzina, Ini Ancamannya
Selasa, 31 Oktober 2023 - 21:35 WIB
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Lanjutan tadabbur Surat An-Nur kali ini menjelaskan tentang larangan menuduh wanita-wanita yang baik melakukan zina. Siapa yang menuduh perempuan baik berzina maka ia akan dilaknat Allah baik di dunia dan di Akhirat.
Hal ini diabadikan Allah dalam Surat An-Nur ayat 23 sebagaimana firman-Nya:
Artinya: "Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar." (QS An-Nur ayat 23)
Pesan dan Hikmah
1. Di ayat sebelumnya dikaitkan soal rezeki dengan kasus penyebaran isu berita bohong. Karena setiap konflik yang memungkinkan terjadi permusuhan terkadang berpengaruh kepada soal rezeki. Sementara rezeki itu ada dalam jaminan Allah. Sehingga wajar di ayat sebelumnya Abu Bakar dikaitkan dengan kepemilikan rezeki yang membuatnya berkuasa atas rezekinya Misthah. Namun orang beriman akan selalu ingat bahwa Allah lah Pemilik rezeki sebenarnya. Al-Qur'an mengajarkan kita melihat sisi lain dari pengaruh dari sebuah konflik terkadang berefek pada ekonomi.
2. Pada ayat ini membahas tentang dosa menuduh zina kepada wanita-wanita baik. Muhshanat di sini dipahami pada tiga tipe wanita; (1) Wanita yang telah bersuami. (2) Wanita yang belum menikah tapi selalu menjaga kehormatannya, (3) Wanita merdeka, karena prostitusi dan perzinahan kala itu sering terjadi dikalangan budak wanita.
3. Adapun arti ghaafilat di sini adalah yang masih belia, remaja polos dan tidak tahu tentang pernikahan dan hubungan suami istri apalagi kasus perselingkunan. Artinya, kenapa wanita semacam ini sampai harus menanggung tuduhan zina sementara dia tidak pernah ada pikiran tentang hal itu.
4. Orang yang menuduh wanita ghaafilat semacam ini akan mendapatkan laknat di dunia dan akhirat. Artinya, jauh dari rahmat Allah. Apa nikmatnya hidup jika tidak mendapatkan rahmat Allah.
5. Makna kalimat: وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ "dan mereka akan mendapat azab yang besar". Ada banyak sifat azab Allah. Terkadang aliim (menyakitkan), muhiin (menghinakan), dan di sini dengan ‘azhiim (yang besar). Tentu perbedaan sifat azab ini berbeda-beda sesuai dengan perbedaan dosa dan pelakunya. Yang jelas azab di ayat ini dipahami lebih dahsyat dari sekadar sakit dan menghinakan.
(Bersambung)!
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Lanjutan tadabbur Surat An-Nur kali ini menjelaskan tentang larangan menuduh wanita-wanita yang baik melakukan zina. Siapa yang menuduh perempuan baik berzina maka ia akan dilaknat Allah baik di dunia dan di Akhirat.
Hal ini diabadikan Allah dalam Surat An-Nur ayat 23 sebagaimana firman-Nya:
اِنَّ الَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ الْغٰفِلٰتِ الْمُؤْمِنٰتِ لُعِنُوْا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Artinya: "Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar." (QS An-Nur ayat 23)
Pesan dan Hikmah
1. Di ayat sebelumnya dikaitkan soal rezeki dengan kasus penyebaran isu berita bohong. Karena setiap konflik yang memungkinkan terjadi permusuhan terkadang berpengaruh kepada soal rezeki. Sementara rezeki itu ada dalam jaminan Allah. Sehingga wajar di ayat sebelumnya Abu Bakar dikaitkan dengan kepemilikan rezeki yang membuatnya berkuasa atas rezekinya Misthah. Namun orang beriman akan selalu ingat bahwa Allah lah Pemilik rezeki sebenarnya. Al-Qur'an mengajarkan kita melihat sisi lain dari pengaruh dari sebuah konflik terkadang berefek pada ekonomi.
2. Pada ayat ini membahas tentang dosa menuduh zina kepada wanita-wanita baik. Muhshanat di sini dipahami pada tiga tipe wanita; (1) Wanita yang telah bersuami. (2) Wanita yang belum menikah tapi selalu menjaga kehormatannya, (3) Wanita merdeka, karena prostitusi dan perzinahan kala itu sering terjadi dikalangan budak wanita.
3. Adapun arti ghaafilat di sini adalah yang masih belia, remaja polos dan tidak tahu tentang pernikahan dan hubungan suami istri apalagi kasus perselingkunan. Artinya, kenapa wanita semacam ini sampai harus menanggung tuduhan zina sementara dia tidak pernah ada pikiran tentang hal itu.
4. Orang yang menuduh wanita ghaafilat semacam ini akan mendapatkan laknat di dunia dan akhirat. Artinya, jauh dari rahmat Allah. Apa nikmatnya hidup jika tidak mendapatkan rahmat Allah.
5. Makna kalimat: وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ "dan mereka akan mendapat azab yang besar". Ada banyak sifat azab Allah. Terkadang aliim (menyakitkan), muhiin (menghinakan), dan di sini dengan ‘azhiim (yang besar). Tentu perbedaan sifat azab ini berbeda-beda sesuai dengan perbedaan dosa dan pelakunya. Yang jelas azab di ayat ini dipahami lebih dahsyat dari sekadar sakit dan menghinakan.
(Bersambung)!
(rhs)
Lihat Juga :