Kisah Perang Khandaq, Pertempuran Terdahsyat yang Memakai Strategi Penggalian Parit

Selasa, 21 November 2023 - 13:41 WIB
Perang Khandaq merupakan salah satu peristiwa peperangan yang tergolong sangat besar yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Perang ini berlangsung pada bulan Syawal tahun ke-6 Hijriah atau 627 Masehi di sebelah utara Kota Madinah. Foto ilustrasi/ist
Perang Khandaq merupakan salah satu peristiwa peperangan yang tergolong sangat besar yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Perang ini berlangsung pada bulan Syawal tahun ke-6 Hijriah atau 627 Masehi di sebelah utara Kota Madinah.

Perang ini diawali dengan serangan kaum kafir Quraisy dan Yahudi yang merasa dendam akibat kalah dalam peperangan sebelumnya, yaitu Perang Uhud dan Perang Badar. Perang ini juga mempunyai tujuan untuk membunuh Rasulullah SAW dan pengikutnya.

Kisah Perang Khandaq

1. Latar Belakang Terjadinya Perang

Latar belakang perang ini adalah adanya rasa dendam dan kebencian dari kaum kafir Quraisy dan Yahudi terhadap Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Kaum Quraisy ingin membalas kekalahan mereka di Perang Badar dan Perang Uhud, serta menghancurkan Islam dan membunuh Nabi Muhammad SAW.

Kaum Yahudi dari suku Bani Nadhir yang terusir dari Madinah karena mengkhianati perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW, berusaha menghasut dan membujuk kaum Quraisy untuk bersekutu dengan mereka. Mereka juga mengajak suku-suku Arab lainnya seperti Ghatafan, Asad, Sulaim, Murrah, dan Fazarah untuk bergabung dalam koalisi anti-Islam.

Pasukan gabungan ini dipimpin oleh Abu Sufyan, seorang tokoh Quraisy yang sangat anti-Islam. Mereka berjumlah sekitar 10.000 orang, sedangkan pasukan Muslim di Madinah hanya berjumlah sekitar 3.000 orang.

2. Masa Peperangan

Nabi Muhammad SAW mendapat kabar tentang rencana penyerangan ini dari seorang sahabat bernama Nu’aim bin Mas’ud yang menyamar sebagai mata-mata di antara musuh. Nabi Muhammad SAW segera mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya untuk menentukan strategi pertahanan.

Salah satu sahabat yang hadir dalam musyawarah itu adalah Salman Al-Farisi, seorang mantan budak yang berasal dari Persia. Ia mengusulkan agar menggali parit di sekitar kota Madinah, terutama di sisi utara yang tidak dilindungi oleh gunung atau kebun kurma.

Ia mengatakan bahwa ini adalah cara yang biasa dilakukan oleh orang-orang Persia untuk menghadapi musuh yang lebih besar. Nabi Muhammad SAW menyetujui usulan ini dan memerintahkan para sahabat untuk segera mengerjakan penggalian parit.

Penggalian parit dilakukan dengan penuh semangat dan kebersamaan oleh kaum Muslim, termasuk Nabi Muhammad SAW sendiri. Penggalian ini memakan waktu sekitar satu minggu, dan selesai tepat sebelum kedatangan pasukan gabungan musuh.

Pasukan Islam telah disiagakan di Kawasan barat dan timur kota Madinah. Zaid bin Haritsah dan Sa’ad bin Ubadah ditugaskan untuk membawa bendera Ansar. Ketika pasukan kafir sampai di lereng bukit Uhud, mereka mengira bahwa pasukan Islam akan menghadang mereka, sebagaimana ketika perang Uhud.

Sesampainya di gerbang kota Madinah, mereka tercengang dengan taktik perang yang dilakukan oleh kaum muslimin yang menyebabkan pasukan kafir sulit untuk memasuki kota Madinah. Beberapa perwira kaum kafir Quraisy mencoba menerobos parit, tetapi Ali bin Abu Thalib dengan cepat membunuh mereka.

Perang tidak terjadi secara langsung, melainkan hanya sekedar saling melempar panah dan tombak. Pada saat itu, kaum Yahudi dari Bani Quraidah sengaja mengambil kesempatan dengan melanggar perjanjian dengan Rasulullah SAW dan bersekutu dengan pasukan kafir.

Hal ini membuat kaum muslimin terancam dari dua arah. Namun, Rasulullah SAW berhasil mengatasi situasi ini dengan mengirimkan Nu’aim bin Mas’ud, seorang sahabat yang baru masuk Islam, untuk menimbulkan perselisihan antara sekutu-sekutu kafir. Dengan cara ini, pasukan kafir menjadi bingung dan saling curiga.

3. Kemenangan Umat Islam

Kemenangan Umat Islam Perang khandaq berlangsung selama 25 hari tanpa ada keputusan yang jelas. Namun, pada malam ke-26, Allah SWT mengirimkan angin kencang yang menghancurkan kemah-kemah dan peralatan perang pasukan kafir.

Abu Sufyan pun memerintahkan pasukannya untuk mundur dan meninggalkan Madinah. Dengan demikian, perang khandaq berakhir dengan kemenangan bagi umat Islam.

Meskipun tidak ada banyak korban jiwa di kedua belah pihak, perang ini menunjukkan kekuatan dan keteguhan kaum muslimin dalam menghadapi musuh yang jauh lebih besar. Perang ini juga menandai berakhirnya ancaman kaum Quraisy terhadap Islam dan Madinah.

Perang ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam surah Al-Ahzab, Hud, Ar-Rad, Maryam, Shad, Ghafir, dan Az-Zukhruf.

Dalam surah Al-Ahzab ayat 9-10, Allah SWT berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika datang tentara-tentara (yang hendak menyerang kamu), lalu Kami kirimkan kepada mereka angin dan tentara-tentara yang kamu tidak melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Ketika mereka datang dari atas kamu dan dari bawah kamu, dan ketika pandangan menjadi kabur dan hati-hati sampai ke tenggorokan (karena ketakutan), dan kamu menyangka terhadap Allah dengan sangka-sangka".



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٌ مِّنۡ قَوۡمٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٌ مِّنۡ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُنَّ خَيۡرًا مِّنۡهُنَّ‌ۚ وَلَا تَلۡمِزُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوۡا بِالۡاَلۡقَابِ‌ؕ بِئۡسَ الِاسۡمُ الۡفُسُوۡقُ بَعۡدَ الۡاِيۡمَانِ‌ ۚ وَمَنۡ لَّمۡ يَتُبۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.

(QS. Al-Hujurat Ayat 11)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More