Keutamaan Mengakhirkan Sholat Isya, Begini Penjelasannya
Sabtu, 09 Desember 2023 - 21:16 WIB
Sebagian muslim mungkin ada yang mengerjakan sholat Isya di akhir malam dan sebagian tetap mengerjakannya di awal waktu. Dalam satu Hadis disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ mengakhirkan sholat Isya pada suatu malam hingga melewati malam dan penduduk Madinah terlelap.
Inilah yang menjadi dalil bagi kaum muslimin untuk mengakhirkan sholat Isya. Lalu bagaimana pandangan fiqih terhadap hal ini? Berikut penjelasan Ustaz Ali Lubis Al-Mandili dalam satu kajiannya.
Imam Syafi'i dalam masalah ini menyampaikan dua pendapat:
1. Lebih utama melaksanakannya di awal waktu karena banyak Hadis Sahih yang menjelaskan keutamaan sholat di awal waktu. Dan pendapat ini masuk kategori Masyhur dalam terminologi fikih Syafi'i. Termasuk dalilnya adalah:
أي الأعمال أفضل ؟ قال: الصلاة في أول وقتها
Rasulullah ﷺ ditanya: "Amal apakah yang paling afdhol? Rasulullah bersabda: 'Sholat di awal waktu'." (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim)
2. Lebih utama mengakhirkannya, tetapi jangan melewati waktu ikhtiar dalam sholat isya (sepertiga malam pertama dan di satu pendapat jangan sampai tengah malam). Pendapat ini masuk kategori "fi quol" dalam terminologi fikih Syafi'i dan dipilih oleh Imam An-Nawawi. Dalil pendapat ini adalah:
أخر النبي صلى الله عليه وسلم صلاة العشاء إلى نصف الليل
Artinya: "Rasulullah ﷺ mengakhirkan sholat Isya sampai tengah malam." (HR Al-Bukhari)
Penjelasan
Terminologi "Masyhur" dalam fikih Syafi'i menunjukkan pendapat Imam Syafi'i paling kuat dan pendapat yang dipakai untuk diamalkan. Sebaliknya lawannya merupakan pendapat lemah.
Pendapat fikih yang lemah tetapi dipilih oleh Imam An-Nawawi (Ikhtiyarot Imam Nawawi) semuanya lemah kalau dari segi Mazhab Syafi'i, akan tetapi kuat dari segi dalil terkecuali ikhtiyarot Imam Nawawi dalam Kitab Raudhatul Tholibin. Kalau dalam kitab Raudahnya itu semakna dengan Sahih atau rajih (pendapat paling kuat).
Masalah waktu pelaksanaan sholat Isya ini termasuk ikhtiyarot Imam Nawawi, maka hasilnya lemah dari segi Mazhab Syafi'i, tetapi kuat dari segi dalil.
Referensi:
- Tuhfatul Muhtaj karya Imam Ibnu Hajar
- Sullamu Al Muta'allim Al-Muhtaj karya Imam Ahmad Maiqary Al-Ahdal
Wallahu A'lam
Inilah yang menjadi dalil bagi kaum muslimin untuk mengakhirkan sholat Isya. Lalu bagaimana pandangan fiqih terhadap hal ini? Berikut penjelasan Ustaz Ali Lubis Al-Mandili dalam satu kajiannya.
Imam Syafi'i dalam masalah ini menyampaikan dua pendapat:
1. Lebih utama melaksanakannya di awal waktu karena banyak Hadis Sahih yang menjelaskan keutamaan sholat di awal waktu. Dan pendapat ini masuk kategori Masyhur dalam terminologi fikih Syafi'i. Termasuk dalilnya adalah:
أي الأعمال أفضل ؟ قال: الصلاة في أول وقتها
Rasulullah ﷺ ditanya: "Amal apakah yang paling afdhol? Rasulullah bersabda: 'Sholat di awal waktu'." (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim)
2. Lebih utama mengakhirkannya, tetapi jangan melewati waktu ikhtiar dalam sholat isya (sepertiga malam pertama dan di satu pendapat jangan sampai tengah malam). Pendapat ini masuk kategori "fi quol" dalam terminologi fikih Syafi'i dan dipilih oleh Imam An-Nawawi. Dalil pendapat ini adalah:
أخر النبي صلى الله عليه وسلم صلاة العشاء إلى نصف الليل
Artinya: "Rasulullah ﷺ mengakhirkan sholat Isya sampai tengah malam." (HR Al-Bukhari)
Penjelasan
Terminologi "Masyhur" dalam fikih Syafi'i menunjukkan pendapat Imam Syafi'i paling kuat dan pendapat yang dipakai untuk diamalkan. Sebaliknya lawannya merupakan pendapat lemah.
Pendapat fikih yang lemah tetapi dipilih oleh Imam An-Nawawi (Ikhtiyarot Imam Nawawi) semuanya lemah kalau dari segi Mazhab Syafi'i, akan tetapi kuat dari segi dalil terkecuali ikhtiyarot Imam Nawawi dalam Kitab Raudhatul Tholibin. Kalau dalam kitab Raudahnya itu semakna dengan Sahih atau rajih (pendapat paling kuat).
Masalah waktu pelaksanaan sholat Isya ini termasuk ikhtiyarot Imam Nawawi, maka hasilnya lemah dari segi Mazhab Syafi'i, tetapi kuat dari segi dalil.
Referensi:
- Tuhfatul Muhtaj karya Imam Ibnu Hajar
- Sullamu Al Muta'allim Al-Muhtaj karya Imam Ahmad Maiqary Al-Ahdal
Wallahu A'lam
(rhs)