Kisah PBB yang Diklaim Didirikan Yahudi dan Winston Churchill Mengaku Zionis
Senin, 11 Desember 2023 - 12:21 WIB
Liga Bangsa-Bangsa (Nations League) telah disahkan dalam perjanjian Versailles. William G. Carr mengatakan tidak mengherankan kalau forum internasional ini kelak menjadi ladang subur bagi penanaman berbagai rancangan yang dibuat oleh Konspirasi Yahudi Internasional , sekaligus menjadi kuda tunggangan bagi para pemilik modal internasional.
"Oleh sebab itu, kelak tokoh Zionis kenamaan Nachom Sokolov, kepala Komite Eksekutif Konferensi Zionisme menjadi berbangga diri dalam badan internasional ini," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).
Pada tanggal 25 Agustus 1952 ia mengatakan, bahwa Liga Bangsa-Bangsa adalah hasil buah pikiran orang-orang Yahudi .
Pernyataan ini dikutip secara harfiah oleh kolonel M. H. Seen dari Amerika, dalam bukunya "Tangan Kotor" (The Filty Hand), yang sengaja ia tulis untuk memperingatkan bangsa Amerika mengenai bahaya Zionisme.
William mengingatkan juga perlu kita perhatikan pernyataan Weekham Syde, seorang pakar dalam masalah internasional dan pimpinan redaksi harian besar berbahasa Inggris The Tunes. Ia berkali-kali menyinggung adanya pengaruh terselubung yang dilakukan oleh para pemilik modal Yahudi internasional.
Ia menulis buku besar dengan judul "Selama 30 Tahun" (In thepast 30 Years). Dalam halaman 301-302 ia mengatakan:
Ketika Winston Churchill mengadakan kunjungan ke tanah Palestina tahun 1921, delegasi Arab datang untuk menyambutnya. Mereka menjelaskan kepadanya tentang ketidakadilan dan kekejaman langkah-langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah Inggris untuk memenuhi cita-cita Zionisme, yaitu menguasai bumi Palestina.
Mereka mengemukakan, bahwa bangsa Arab telah mendiami bumi itu sejak ribuan tahun yang silam. Mereka minta agar Churchill sudi mengusahakan adanya penyelesaian mengenai ketidakadilan ini.
Akan tetapi Churchill menjawab: "Masalah itu di luar wewenang kekuasaanku, di samping aku sendiri juga tidak setuju. Bahkan kami yakin, bahwa yang telah digariskan dalam deklarasi Balfour ini akan lebih baik bagi kemaslahatan dunia, bagi kerajaan Inggris dan bagibangsa Arab sendiri. Kami akan tetap mewujudkan rencana itu."
Tidak seorang pun bisa membayangkan, bagaimana perasaan delegasi Arab yang mendengar jawaban Churchill itu, yang terus terang menunjukkan keterlibatan Churchill dengan program terselubung Zionisme.
"Bahkan kami pribadi baru tahu masalah ini setelah tahun 1954," ujar William G. Carr.
Hal ini terjadi pada saat Churchill mengadakan kunjungan ke Amerika Serikat dalam suatu pertemuan dengan Bernard Baruch, seorang Yahudi yang memainkan peran penting dalam politik Amerika Serikat dari balik layar selama bertahun-tahun, pada masa pemerintahan Roosevelt yang menjabat sebagai kepala penasihat presiden di Gedung Putih.
Pada pertemuan itu Churchill menyatakan, bahwa dia adalah seorang Zionis, dan akan tetap sebagai orang Zionis. Mungkin ketika menjawab delegasi Arab, Churchill masih teringat ancaman terbuka kepada Inggris, yang dikeluarkan oleh tokoh Zionis terbesar, Haim Weizman yang dimuat dalam majalah Gudesha edisi ke 4 tahun 1920, yang bunyinya secara harfiah sebagai berikut:
"Kami akan tetap hidup berdiam di tanah Palestina, baik Anda mau atau tidak. Maka langkah yang paling baik untuk Anda lakukan sekarang adalah mempercepat proses imigrasi bangsa Yahudi ke Palestina atau memperlambat sedikit. Namun yang paling baik bagi Anda adalah membantu kami supaya kekuatan kami tidak berbalik menentang Anda. Kami sekarang berada dalam barisan bersama Anda. Dan Anda semua tahu, bahwa kami punya kekuatan di setiap penjuru dunia."
Ancaman seperti itu bukan satu-satunya. Dalam konferensi Zionisme yang diadakan di kota Budapest ibukota Hunggaria tahun 1919, para tokoh Zionis peserta konferensi mengeluarkan ancaman terbuka kepada dunia.
Pernyataan yang bernada mengancam seperti itu juga datang dari Hain Weizman sendiri. Ia mengatakan:
"Organisasi Zionisme kita akan memainkan perannya dalam mengatur dunia baru pada masa pasca perang. Kitalah yang menciptakan Liga Bangsa-Bangsa, dan kita akan berjalan di belakang program yang telah kita buat. Tujuan dan kepentingan yang kita inginkan telah kita tentukan sebelumnya."
"Oleh sebab itu, kelak tokoh Zionis kenamaan Nachom Sokolov, kepala Komite Eksekutif Konferensi Zionisme menjadi berbangga diri dalam badan internasional ini," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).
Pada tanggal 25 Agustus 1952 ia mengatakan, bahwa Liga Bangsa-Bangsa adalah hasil buah pikiran orang-orang Yahudi .
Baca Juga
Pernyataan ini dikutip secara harfiah oleh kolonel M. H. Seen dari Amerika, dalam bukunya "Tangan Kotor" (The Filty Hand), yang sengaja ia tulis untuk memperingatkan bangsa Amerika mengenai bahaya Zionisme.
William mengingatkan juga perlu kita perhatikan pernyataan Weekham Syde, seorang pakar dalam masalah internasional dan pimpinan redaksi harian besar berbahasa Inggris The Tunes. Ia berkali-kali menyinggung adanya pengaruh terselubung yang dilakukan oleh para pemilik modal Yahudi internasional.
Ia menulis buku besar dengan judul "Selama 30 Tahun" (In thepast 30 Years). Dalam halaman 301-302 ia mengatakan:
Ketika Winston Churchill mengadakan kunjungan ke tanah Palestina tahun 1921, delegasi Arab datang untuk menyambutnya. Mereka menjelaskan kepadanya tentang ketidakadilan dan kekejaman langkah-langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah Inggris untuk memenuhi cita-cita Zionisme, yaitu menguasai bumi Palestina.
Mereka mengemukakan, bahwa bangsa Arab telah mendiami bumi itu sejak ribuan tahun yang silam. Mereka minta agar Churchill sudi mengusahakan adanya penyelesaian mengenai ketidakadilan ini.
Akan tetapi Churchill menjawab: "Masalah itu di luar wewenang kekuasaanku, di samping aku sendiri juga tidak setuju. Bahkan kami yakin, bahwa yang telah digariskan dalam deklarasi Balfour ini akan lebih baik bagi kemaslahatan dunia, bagi kerajaan Inggris dan bagibangsa Arab sendiri. Kami akan tetap mewujudkan rencana itu."
Tidak seorang pun bisa membayangkan, bagaimana perasaan delegasi Arab yang mendengar jawaban Churchill itu, yang terus terang menunjukkan keterlibatan Churchill dengan program terselubung Zionisme.
"Bahkan kami pribadi baru tahu masalah ini setelah tahun 1954," ujar William G. Carr.
Hal ini terjadi pada saat Churchill mengadakan kunjungan ke Amerika Serikat dalam suatu pertemuan dengan Bernard Baruch, seorang Yahudi yang memainkan peran penting dalam politik Amerika Serikat dari balik layar selama bertahun-tahun, pada masa pemerintahan Roosevelt yang menjabat sebagai kepala penasihat presiden di Gedung Putih.
Pada pertemuan itu Churchill menyatakan, bahwa dia adalah seorang Zionis, dan akan tetap sebagai orang Zionis. Mungkin ketika menjawab delegasi Arab, Churchill masih teringat ancaman terbuka kepada Inggris, yang dikeluarkan oleh tokoh Zionis terbesar, Haim Weizman yang dimuat dalam majalah Gudesha edisi ke 4 tahun 1920, yang bunyinya secara harfiah sebagai berikut:
Baca Juga
"Kami akan tetap hidup berdiam di tanah Palestina, baik Anda mau atau tidak. Maka langkah yang paling baik untuk Anda lakukan sekarang adalah mempercepat proses imigrasi bangsa Yahudi ke Palestina atau memperlambat sedikit. Namun yang paling baik bagi Anda adalah membantu kami supaya kekuatan kami tidak berbalik menentang Anda. Kami sekarang berada dalam barisan bersama Anda. Dan Anda semua tahu, bahwa kami punya kekuatan di setiap penjuru dunia."
Ancaman seperti itu bukan satu-satunya. Dalam konferensi Zionisme yang diadakan di kota Budapest ibukota Hunggaria tahun 1919, para tokoh Zionis peserta konferensi mengeluarkan ancaman terbuka kepada dunia.
Pernyataan yang bernada mengancam seperti itu juga datang dari Hain Weizman sendiri. Ia mengatakan:
"Organisasi Zionisme kita akan memainkan perannya dalam mengatur dunia baru pada masa pasca perang. Kitalah yang menciptakan Liga Bangsa-Bangsa, dan kita akan berjalan di belakang program yang telah kita buat. Tujuan dan kepentingan yang kita inginkan telah kita tentukan sebelumnya."
Baca Juga
(mhy)