Konspirasi Yahudi: Kisah Tragis Perdana Menteri Inggris Asquith karena Memusuhi Zionisme

Sabtu, 09 Desember 2023 - 12:21 WIB
loading...
Konspirasi Yahudi: Kisah Tragis Perdana Menteri Inggris Asquith karena Memusuhi Zionisme
Herbert Henry Asquith. Foto/Ilustrasi Parliament Uk
A A A
Perdana Menteri Inggris pada saat meletusnya Perang Dunia I adalah Herbert Henry Asquith. la adalah seorang politikus Inggris moderat yang disegani, lantaran kebijakan politiknya yang ditujukan untuk kepentingan nasional kerajaan Inggris.

William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebut Herbert Henry Asquith terkenal sebagai Perdana Menteri Inggris yang sangat memusuhi gerakan Zionisme .

Oleh sebab itu, Konspirasi bertekad untuk menumbangkannya, dan menggantinya dengan pasangan tiga serangkai, terdiri dari tokoh-tokoh loyal kepada organisasi Zionisme. Mereka adalah David Lloyd George, Arthur Balfour dan Winston Churchill.



Hanya saja untuk menumbangkan pemerintahan Asquith ternyata tidak mudah. Inggris masih berada dalam keadaan perang, sehingga tidak ada kesempatan yang tepat untuk mengadakan manuver politik secara wajar. Di samping itu, mengganti kabinet di saat perangakan menimbulkan benturan keras, dan mencemarkan opini umum Inggris yang punya semboyan "Do not change your horse during the war" (jangan mengganti kudamu di saat perang).

Pihak Konspirasi tidak hanya bertujuan mengganti Asquith beserta pemerintahannya, melainkan mengganti badan-badan terpenting dalam struktur negara secara menyeluruh. Ini berarti menghancurkan struktur lama dan menggantinya dengan struktur baru.

Roda Konspirasi berputar pelan penuh kewaspadaan. Gerakan di bawah tanah diberitahu untuk menghancurkan struktur pemerintahan dan sosial yang ada, sesuai dengan program yang diinstruksikan oleh Kekuatan Terselubung. Mereka merintis jalan untuk mengantar Churchill, Balfour dan Lloyd George menduduki tampuk kekuasaan.

Senjata yang mereka pakai adalah sama, seperti yang dipakai dalam rancangan revolusi Perancis dan Rusia, yaitu serangan propaganda yang luas, dan skandal gosip serta demoralisasi besar-besaran.



Rencana ini dilaksanakan dengan sangat hati-hati, sesaat setelah pecahnya perang, agar tidak mengundang perhatian. Seorang agen Konspirasi yang merupakan salah seorang miliuner Inggris menyewa gedung besar di suatu daerah pinggiran London.

Gedung ini dengan biaya besar diubah menjadi sebuah klub mewah dan megah yang menimbulkan kesan aristokratik. Penanggungjawab klub tersebut bisa meyakinkan para pejabat kerajaan, bahwa klub itu didirikan dengan tujuan mengungkapkan salah satu bentuk patriotisme, dan sebagai penghargaan yang dipersembahkan kepada para perwira angkatan bersenjata dari medan tempur, ketika mereka datang ke London untuk berlibur dan beristirahat.

Pemerintah tidak segan lagi memberi dukungan dan fasilitas atas usaha 'mulia' seperti itu. Akan tetapi, di balik itu semua, yang semula dikatakan bahwa anggota klub hanyalah para perwira tinggi, berkembang menjadi terbatas pada orang-orang penting dengan lebih dulu disumpah dan diketahui identitas pribadinya, sebagai syarat untuk menjadi anggota.

Adapun kehidupan yang beredar dalam klub berkisar pada masalah minuman keras, wanita dan perjudian dengan segala bentuk kemaksiatan bagi kalangan atas masyarakat Inggris.

Para pengelola klub berhasil menjaring sejumlah besar wanita dan gadis-gadis kelas atas ke dalam klub dengan berbagai cara.



Pada suatu senja di bulan November 1916 terjadi suatu peristiwa yang unik. Seorang menteri pemerintah Inggris mendapat surat yang isinya memohon, agar ia berkenan menghadiri sebuah acara yang akan diadakan oleh klub itu. Sang menteri memenuhi undangan itu dengan mobil khusus. Sopirnya disuruh menunggu di luar.

Seorang penyambut mengantarnya masuk ke dalam, dan tibalah ia di sebuah ruangan remang-remang. la ditinggal sendirian oleh penyambutnya. Sesaat kemudian datanglah seorang wanita muda dengan busana sangat minim yang segera menggandeng sang menteri.

Betapa terkejut wanita itu setelah tahu, bahwa yang digandeng itu adalah suaminya sendiri. Sementara itu, sang menteri juga sangat terkejut dan marah bukan kepalang. Seorang pengawas klub segera mendatangi sang menteri dan memperlihatkan daftar hitam mengenai istrinya, bahwa istrinya telah lama bergabung dalam klub itu.

Sang istri pun tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali berusaha menutupi aib keluarganya dengan meninggalkan tempat itu dengan penuh kecewa. Sang menteri baru menyadari, bahwa klub itu tidak lain adalah perangkap yang sengaja dipasang oleh kekuatan terselubung.

Daftar hitam itu adalah kumpulan data milik klub dari anggota pria maupun wanita, usaha terselubung dari Konspirasi. Tidak jarang hal-hal semacam itu sengaja diangkat dalam media massa, disertai komentar provokatif, sehingga opini umum segera menyebarluas mengenai kebobrokan kalangan atas di pemerintahan.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4637 seconds (0.1#10.140)