Begini Kisah Eksodus Bani Israel dari Mesir Menurut Bibel
Selasa, 12 Desember 2023 - 11:47 WIB
Dr Maurice Bucaille mengatakan riwayat Bibel bermula dengan menyebutkan masuknya orang Yahudi ke Mesir bersama Yaqub untuk mengikuti Yusuf . Kemudian datang seorang Raja baru yang tidak mengenal Yusuf, (Keluaran 1, 8). Ini adalah periode penindasan: pada waktu itu Fir'aun memaksa orang-orang Yahudi untuk mendirikan kota-kota yang dinamakan oleh Bibel kota Pitom dan kota Ramses.
"Untuk mencegah tambahan penduduk Yahudi, Fir'aun memerintahkan semua bayi Yahudi laki-laki dibuang ke sungai," tulis Maurice Bucaille dalam bukunya berjudul "La Bible Le Coran Et La Science" yang diterjemahkan Prof. Dr. H.M. Rasyidi menjadi "Bibel, Quran, dan Sains Modern" (Bulan Bintang, 1979).
Musa dapat dipelihara ibunya selama tiga bulan sesudah lahirnya, tetapi akhirnya si ibu memutuskan untuk memasukkannya dalam suatu keranjang di pinggir sungai Nil .
Anak perempuan Fir'aun menemukannya dan mencarikannya seorang pengasuh yang tidak lain adalah ibunya sendiri, oleh karena saudara perempuan Musa yang mencari jejak, siapa yang mengambil bayi, pura-pura tidak mengenalnya dan ia menasihatkan kepada Sang Puteri itu seorang pengasuh yang tidak lain adalah ibu bayi itu sendiri. Bayi itu diperlakukan sebagai anak Fir'aun dan diberi nama Musa.
Musa sebagai orang muda berangkat ke Madyan; di sana ia kawin dan tinggal lama. Suatu perincian yang penting adalah bahwa dalam kitab Keluaran (2, 23) kita dapatkan kata-kata: "Selama waktu yang lama itu raja Mesir meninggal."
Tuhan memerintahkan Musa untuk menemui Fir'aun dan mengeluarkan saudara-saudaranya dari Mesir (Riwayat semacam ini terdapat dalam riwayat Pohon Yang Terbakar).
Harun, saudaranya Musa membantunya dalam tugas ini. Setelah kembali ke Mesir, Musa dan saudaranya menghadap Fir'aun, yaitu Fir'aun baru yang menggantikan Fir'aun lama yang memerintah ketika Musa dilahirkan dahulu.
Fir'aun melarang bangsa Yahudi pengikut Musa untuk meninggalkan Mesir. Tuhan menampakkan diri lagi kepada Musa dan memerintahkannya untuk mengulangi permintaannya.
Pada waktu itu menurut Bibel, Musa berumur 80 tahun. Musa menunjukkan kepada Fir'aun bahwa ia memiliki kepandaian adikodrati. Hal tersebut rupanya tidak cukup meyakinkan Fir'aun.
Kemudian Tuhan mengirim siksaan-siksaan: air sungai berubah menjadi darah, timbulnya katak-katak, nyamuk, lalat, wabah yang menyerang binatang, timbulnya penyakit di kulit manusia dan binatang, hujan butiran es, belalang, kegelapan, dan kematian bagi bayi-bayi pertama yang dilahirkan.
Akan tetapi semua itu tidak dapat menaklukkan Fir'aun untuk membiarkan orang-orang Yahudi keluar dan Mesir.
Kemudian 600.000 manusia, belum terhitung keluarga mereka dapat melarikan diri dan kota Ramses. Pada waktu itulah Fir'aun mengendarai keretanya dan memimpin tentaranya. Ia mengambil 6 ratus kereta yang terbaik dari segala kereta di Mesir. Tiap kereta dikendarai oleh dua orang opsir. Raja Mesir memimpin pengejaran terhadap orang-orang Yahudi. (Keluaran 14, 6 dan 8).
Orang-orang Mesir dapat menyusul kelompok Musa di pinggir sungai. Musa memukulkan tongkatnya dan lautan itu terbuka, serta pengikut-pengikutnya memasukinya dengan selamat.
Orang-orang Mesir mengejar terus, dan semua kuda Fir'aun, kereta-keretanya dan tentaranya yang berkuda semuanya ikut memasuki lautan (Keluaran 14, 23). Air pulih kembali dan menelan kereta-kereta dan penunggang kuda daripada tentara Fir'aun yang memasuki lautan di belakang mereka. Tak ada seorangpun yang selamat. (Keluaran 14, 38).
Menurut Maurice Bucaille, teks kitab Keluaran adalah sangat jelas. Fir'aun memimpin para pengejar. Ia binasa karena kitab keluaran menyebutkan "tak ada seorangpun yang selamat."
Di samping itu Bibel menyebutkan perincian dari: Mazmur Daud; nyanyian 106 ayat 13 sampai 15 yang merupakan karunia kepada orang yang membagi dua lautan yang penuh tumbuh-tumbuhan." Tak ada kesangsian lagi bahwa menurut riwayat Bibel, Fir'aun yang mengejar Musa telah binasa dalam laut.
Bibel tidak menyebutkan sesuatu tentang bagaimana nasib jenazahnya Fir'aun.
"Untuk mencegah tambahan penduduk Yahudi, Fir'aun memerintahkan semua bayi Yahudi laki-laki dibuang ke sungai," tulis Maurice Bucaille dalam bukunya berjudul "La Bible Le Coran Et La Science" yang diterjemahkan Prof. Dr. H.M. Rasyidi menjadi "Bibel, Quran, dan Sains Modern" (Bulan Bintang, 1979).
Musa dapat dipelihara ibunya selama tiga bulan sesudah lahirnya, tetapi akhirnya si ibu memutuskan untuk memasukkannya dalam suatu keranjang di pinggir sungai Nil .
Anak perempuan Fir'aun menemukannya dan mencarikannya seorang pengasuh yang tidak lain adalah ibunya sendiri, oleh karena saudara perempuan Musa yang mencari jejak, siapa yang mengambil bayi, pura-pura tidak mengenalnya dan ia menasihatkan kepada Sang Puteri itu seorang pengasuh yang tidak lain adalah ibu bayi itu sendiri. Bayi itu diperlakukan sebagai anak Fir'aun dan diberi nama Musa.
Musa sebagai orang muda berangkat ke Madyan; di sana ia kawin dan tinggal lama. Suatu perincian yang penting adalah bahwa dalam kitab Keluaran (2, 23) kita dapatkan kata-kata: "Selama waktu yang lama itu raja Mesir meninggal."
Tuhan memerintahkan Musa untuk menemui Fir'aun dan mengeluarkan saudara-saudaranya dari Mesir (Riwayat semacam ini terdapat dalam riwayat Pohon Yang Terbakar).
Harun, saudaranya Musa membantunya dalam tugas ini. Setelah kembali ke Mesir, Musa dan saudaranya menghadap Fir'aun, yaitu Fir'aun baru yang menggantikan Fir'aun lama yang memerintah ketika Musa dilahirkan dahulu.
Fir'aun melarang bangsa Yahudi pengikut Musa untuk meninggalkan Mesir. Tuhan menampakkan diri lagi kepada Musa dan memerintahkannya untuk mengulangi permintaannya.
Pada waktu itu menurut Bibel, Musa berumur 80 tahun. Musa menunjukkan kepada Fir'aun bahwa ia memiliki kepandaian adikodrati. Hal tersebut rupanya tidak cukup meyakinkan Fir'aun.
Kemudian Tuhan mengirim siksaan-siksaan: air sungai berubah menjadi darah, timbulnya katak-katak, nyamuk, lalat, wabah yang menyerang binatang, timbulnya penyakit di kulit manusia dan binatang, hujan butiran es, belalang, kegelapan, dan kematian bagi bayi-bayi pertama yang dilahirkan.
Akan tetapi semua itu tidak dapat menaklukkan Fir'aun untuk membiarkan orang-orang Yahudi keluar dan Mesir.
Kemudian 600.000 manusia, belum terhitung keluarga mereka dapat melarikan diri dan kota Ramses. Pada waktu itulah Fir'aun mengendarai keretanya dan memimpin tentaranya. Ia mengambil 6 ratus kereta yang terbaik dari segala kereta di Mesir. Tiap kereta dikendarai oleh dua orang opsir. Raja Mesir memimpin pengejaran terhadap orang-orang Yahudi. (Keluaran 14, 6 dan 8).
Baca Juga
Orang-orang Mesir dapat menyusul kelompok Musa di pinggir sungai. Musa memukulkan tongkatnya dan lautan itu terbuka, serta pengikut-pengikutnya memasukinya dengan selamat.
Orang-orang Mesir mengejar terus, dan semua kuda Fir'aun, kereta-keretanya dan tentaranya yang berkuda semuanya ikut memasuki lautan (Keluaran 14, 23). Air pulih kembali dan menelan kereta-kereta dan penunggang kuda daripada tentara Fir'aun yang memasuki lautan di belakang mereka. Tak ada seorangpun yang selamat. (Keluaran 14, 38).
Menurut Maurice Bucaille, teks kitab Keluaran adalah sangat jelas. Fir'aun memimpin para pengejar. Ia binasa karena kitab keluaran menyebutkan "tak ada seorangpun yang selamat."
Di samping itu Bibel menyebutkan perincian dari: Mazmur Daud; nyanyian 106 ayat 13 sampai 15 yang merupakan karunia kepada orang yang membagi dua lautan yang penuh tumbuh-tumbuhan." Tak ada kesangsian lagi bahwa menurut riwayat Bibel, Fir'aun yang mengejar Musa telah binasa dalam laut.
Bibel tidak menyebutkan sesuatu tentang bagaimana nasib jenazahnya Fir'aun.
(mhy)