Benarkah Adil Sifat Tuhan? Begini Penjelasan Imam Chirri
Jum'at, 22 Desember 2023 - 14:28 WIB
Berikut ini adalah dialog Prof Dr Wilson H. Guertin dan Imam Muhammad Jawad Chirri yang dikutip dari buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981).
Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika Serikat . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).
Berikut petikan dialog tersebut:
Prof Wilson: Saya tahu bahwa Kitab Suci Qur'an telah jelas di dalam ketentuan sifat Tuhan seperti pengampun, bijaksana, selalu hidup, pencipta alam semesta, tanpa teman atau bersekutu, atau anak.
Tetapi saya ingin mengetahui bahwa "Adil" adalah salah satu sifat-sifat Tuhan. Saya telah berbicara dengan beberapa orang Islam bahwa itu adalah salah satu darl sifat-sifat Tuhan, tapi orang-orang Islam yang lain bilang tidak benar.
Imam Chirri: Tidak ada Agama yang logis (menurut akal) dapat menolak atau meragukan keadilan Tuhan dan kemurahanNya. Menolak keadilanNya adalah benar-benar meruntuhkan konsep Agama. Tidak ada kepercayaan Agama yang tidak percaya adanya keagunganNya. Agama tidak akan berguna bagi kita tanpa percaya pada keadilanNya
Lebih lanjut, kita percaya pada pesan-pesan dan utusan-utusan Tuhan sebab kita pikir bahwa Dia cukup adil untuk mengabarkan kepada pesuruh-pesuruhNya apa yang Dia inginkan dari mereka.
Tetapi Tuhan yang tidak adil mungkin tidak akan mengatakan pada kita segala sesuatu atau mungkin dengan jalan memberi ganjaran bagi orang-orang yang berbuat baik dan menghukum orang-orang yang berbuat salah.
Sangkalan terhadap keadilan Tuhan pada gilirannya juga akan menyangkal akhirat (hari kemudian), sebab akhirat adalah tempat melangsungkannya keadilan dengan jalan memberi ganjaran bagi orang-orang yang berbuat baik dan menghukum orang-orang yang berbuat salah.
Singkatnya, konsep keadilan Tuhan untuk kita sama pentingnya dengan konsep adanya Dia dan keesaanNya, dan penyangkalan keadilanNya berarti menghancurkan Agama, persis seperti penyangkalan adanya Tuhan atau keesaanNya.
Untuk ini, konsep keadilan Tuhan harus dianggap sebagai dasar Agama. Tapi itu tidak akan ada Agama yang logis dapat ditumbuhkan.
Islam benar-benar sesuai dengan kebenaran ini dan pemikiran yang logis. Kitab Suci Qur'an menyatakan keadilan Tuhan sama penting dengan keesaan Tuhan dan adanya Tuhan.
Di dalam penilaian-penilaian ajaranNya, ketidak adilan ditiadakan. Di dalam banyak ajaran-ajaranNya, Tuhan dilukiskan sebagai yang adil, atau bahwa Dia tidak ingin melakukan ketidak-adilan terhadap pesuruh-pesuruhnya, atau bahwa Dia tidak akan membuang perbuatan dari setiap perbuatan-perbuatan yang dilakukan, atau bahwa Dia tidak akan menyebabkan siapapun juga kehilangan satu berat atom.
"Tuhan mengakui bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain dari padaNya, dan malaikat-malaikat dan orang-orang yang berilmu, yang tegak dengan keadilan, mengakui juga tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Kuasa dan Bijaksana."
"Dan siapa yang mengerjakan perbuatan baik seberat atom, akan dilihatnya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom, akan dilihatNya." QS 99 :7-8
Prof Wilson: Pernyataan anda tentang keadilan Tuhan adalah salah satu pernyataan-pernyatan yang paling masuk akal yang pernah saya dengar. Sebenarnya, kepentingan azas Agama ini tidak dilebih-lebihkan, sebab konsep Tuhan tanpa keadilanNya tidak akan berguna bagi kita.
Kepercayaan Yuda (Yudaism) dan Kristen sesuai dengan Islam mempunyai pandangan yang sama, dan tidak ada orang-orang Kristen atau Yahudi yang meragukan keadilan Tuhan. Azas keadilan Tuhan, karena itu, Kristen dan Yahudi sama dengan Islam, dan saya tidak melihat perbedaan ketiga kepercayaan itu di dalam masalah ini.
Imam Chirri: Perbedaan antara Islam dan kepercayaan yang dalam masalah ini tidak terletak pada konsep keadilan Tuhan itu sendiri, tetapi pada konsep yang berasal dari azas ini. Islam tidak menyetujui setiap azas yang bertentangan dengan konsep keadilan Tuhan. Islam menganjurkan dan menjunjung seluruh azas yang mungkin berasal dari konsep keadilan Tuhan.
Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika Serikat . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).
Berikut petikan dialog tersebut:
Prof Wilson: Saya tahu bahwa Kitab Suci Qur'an telah jelas di dalam ketentuan sifat Tuhan seperti pengampun, bijaksana, selalu hidup, pencipta alam semesta, tanpa teman atau bersekutu, atau anak.
Tetapi saya ingin mengetahui bahwa "Adil" adalah salah satu sifat-sifat Tuhan. Saya telah berbicara dengan beberapa orang Islam bahwa itu adalah salah satu darl sifat-sifat Tuhan, tapi orang-orang Islam yang lain bilang tidak benar.
Imam Chirri: Tidak ada Agama yang logis (menurut akal) dapat menolak atau meragukan keadilan Tuhan dan kemurahanNya. Menolak keadilanNya adalah benar-benar meruntuhkan konsep Agama. Tidak ada kepercayaan Agama yang tidak percaya adanya keagunganNya. Agama tidak akan berguna bagi kita tanpa percaya pada keadilanNya
Lebih lanjut, kita percaya pada pesan-pesan dan utusan-utusan Tuhan sebab kita pikir bahwa Dia cukup adil untuk mengabarkan kepada pesuruh-pesuruhNya apa yang Dia inginkan dari mereka.
Tetapi Tuhan yang tidak adil mungkin tidak akan mengatakan pada kita segala sesuatu atau mungkin dengan jalan memberi ganjaran bagi orang-orang yang berbuat baik dan menghukum orang-orang yang berbuat salah.
Sangkalan terhadap keadilan Tuhan pada gilirannya juga akan menyangkal akhirat (hari kemudian), sebab akhirat adalah tempat melangsungkannya keadilan dengan jalan memberi ganjaran bagi orang-orang yang berbuat baik dan menghukum orang-orang yang berbuat salah.
Singkatnya, konsep keadilan Tuhan untuk kita sama pentingnya dengan konsep adanya Dia dan keesaanNya, dan penyangkalan keadilanNya berarti menghancurkan Agama, persis seperti penyangkalan adanya Tuhan atau keesaanNya.
Untuk ini, konsep keadilan Tuhan harus dianggap sebagai dasar Agama. Tapi itu tidak akan ada Agama yang logis dapat ditumbuhkan.
Islam benar-benar sesuai dengan kebenaran ini dan pemikiran yang logis. Kitab Suci Qur'an menyatakan keadilan Tuhan sama penting dengan keesaan Tuhan dan adanya Tuhan.
Di dalam penilaian-penilaian ajaranNya, ketidak adilan ditiadakan. Di dalam banyak ajaran-ajaranNya, Tuhan dilukiskan sebagai yang adil, atau bahwa Dia tidak ingin melakukan ketidak-adilan terhadap pesuruh-pesuruhnya, atau bahwa Dia tidak akan membuang perbuatan dari setiap perbuatan-perbuatan yang dilakukan, atau bahwa Dia tidak akan menyebabkan siapapun juga kehilangan satu berat atom.
"Tuhan mengakui bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain dari padaNya, dan malaikat-malaikat dan orang-orang yang berilmu, yang tegak dengan keadilan, mengakui juga tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Kuasa dan Bijaksana."
"Dan siapa yang mengerjakan perbuatan baik seberat atom, akan dilihatnya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom, akan dilihatNya." QS 99 :7-8
Prof Wilson: Pernyataan anda tentang keadilan Tuhan adalah salah satu pernyataan-pernyatan yang paling masuk akal yang pernah saya dengar. Sebenarnya, kepentingan azas Agama ini tidak dilebih-lebihkan, sebab konsep Tuhan tanpa keadilanNya tidak akan berguna bagi kita.
Kepercayaan Yuda (Yudaism) dan Kristen sesuai dengan Islam mempunyai pandangan yang sama, dan tidak ada orang-orang Kristen atau Yahudi yang meragukan keadilan Tuhan. Azas keadilan Tuhan, karena itu, Kristen dan Yahudi sama dengan Islam, dan saya tidak melihat perbedaan ketiga kepercayaan itu di dalam masalah ini.
Imam Chirri: Perbedaan antara Islam dan kepercayaan yang dalam masalah ini tidak terletak pada konsep keadilan Tuhan itu sendiri, tetapi pada konsep yang berasal dari azas ini. Islam tidak menyetujui setiap azas yang bertentangan dengan konsep keadilan Tuhan. Islam menganjurkan dan menjunjung seluruh azas yang mungkin berasal dari konsep keadilan Tuhan.
(mhy)