Mengapa Yaman Dimuliakan Allah?
Jum'at, 29 Desember 2023 - 14:19 WIB
5. Mereka orang pertama meneladankan jabat tangan
Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian penduduk Yaman. Merekalah pelopor pertama dalam hal berjabat tangan.”
6. Memiliki semangat tinggi dalam mempelajari Sunnah
Sahabat Anas bin Malik menceritakan, “Suatu hari, beberapa orang dari negeri Yaman datang menemui Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, kirimkanlah untuk kami seseorang yang akan mengajari kami sunnah dan Islam.” Lalu Rasulullah SAW menarik tangan Abu Ubaidah, “Ini orangnya, dialah penjaga umat ini.”
7. Iman ada pada Yaman, hikmah ada pada Yaman
Rasulullah SAW bersabda,
“Penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian. Mereka adalah orang yang paling lembut hatinya. Iman itu ada pada Yaman, Fiqih ada pada Yaman, dan hikmah ada pada Yaman.” (HR. Imam Ahmad)
Imam Nawawi dalam Kitab Al Minhaj, menjelaskan maksud fikih ada pada Yaman, adalah ungkapan tentang kepahaman dalam permasalahan agama. Sebagian fuqoha dan ulama ushul memaknai istilah fikih dengan suatu pengetahuan terhadap hukum-hukum syariat, yang berkaitan dengan amalan badan, melalui dalil-dalil yang berkaitan dengan amalan tersebut.
Adapun makna hikmah, ada beberapa penafsiran di kalangan para ulama. Penafsiran-penafsiran tersebut, berkisar pada sifat hikmah (bijaksana).
Setelah disaring kembali; lanjut Imam Nawawi, makna hikmah adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat. Yang mencakup pengetahuan tentang Allah ‘azza wa jalla, dengan kemampuan memandang permasalahan melalui bashiroh (ilmu), jiwa yang beretika, merealisasikan kebenaran serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menahan diri dari mengikuti hawa nafsu dan segala hal kebatilan. Jadi, orang yang hakim (bijak), adalah orang yang memiliki sifat-sifat tersebut.
Nabi SAW bersabda:
قد جاء كم أهل اليمن وهم أول من جاء بالمصافحة
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian penduduk Yaman. Merekalah pelopor pertama dalam hal berjabat tangan.”
6. Memiliki semangat tinggi dalam mempelajari Sunnah
Sahabat Anas bin Malik menceritakan, “Suatu hari, beberapa orang dari negeri Yaman datang menemui Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, kirimkanlah untuk kami seseorang yang akan mengajari kami sunnah dan Islam.” Lalu Rasulullah SAW menarik tangan Abu Ubaidah, “Ini orangnya, dialah penjaga umat ini.”
7. Iman ada pada Yaman, hikmah ada pada Yaman
Rasulullah SAW bersabda,
أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ قلوبا, الإيمان يمان و الفقه يمان و الحكمة يمانية.
“Penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian. Mereka adalah orang yang paling lembut hatinya. Iman itu ada pada Yaman, Fiqih ada pada Yaman, dan hikmah ada pada Yaman.” (HR. Imam Ahmad)
Imam Nawawi dalam Kitab Al Minhaj, menjelaskan maksud fikih ada pada Yaman, adalah ungkapan tentang kepahaman dalam permasalahan agama. Sebagian fuqoha dan ulama ushul memaknai istilah fikih dengan suatu pengetahuan terhadap hukum-hukum syariat, yang berkaitan dengan amalan badan, melalui dalil-dalil yang berkaitan dengan amalan tersebut.
Adapun makna hikmah, ada beberapa penafsiran di kalangan para ulama. Penafsiran-penafsiran tersebut, berkisar pada sifat hikmah (bijaksana).
Setelah disaring kembali; lanjut Imam Nawawi, makna hikmah adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat. Yang mencakup pengetahuan tentang Allah ‘azza wa jalla, dengan kemampuan memandang permasalahan melalui bashiroh (ilmu), jiwa yang beretika, merealisasikan kebenaran serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menahan diri dari mengikuti hawa nafsu dan segala hal kebatilan. Jadi, orang yang hakim (bijak), adalah orang yang memiliki sifat-sifat tersebut.
(mhy)