Tadabur Surat An-Nuur Ayat 35: Cahaya Allah SWT di Atas Segala Cahaya

Senin, 15 Januari 2024 - 10:07 WIB
Ustaz Mukhlis Mukti Al Mughni, Yayasan Pustaka Afaf foto istimewa
Ustaz Mukhlis Mukti Al Mughni

Yayasan Pustaka Afaf

Tadabur surat An Nuur ayat 35 ini berisi tentang cahaya di atas segala cahaya. Cahaya Allah Subhanahu Wa Ta'ala merupakan cahaya di atas semua cahaya yang ada di langit dan bumi.

Allah Ta'ala berfirman :

اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۙ




Artinya: " Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.*(QS An Nur: 35)

Pesan dan Hikmah

1. Allah itu bukan cahaya. Karena wujud Allah tidak bisa divisualisasi atau digambarkan. “laisa kamitslihi syai`un”, “wa lam yakun lahu kufuwan ahad”. Namun bisa dikatakan Allah Pemberi Cahaya.

Tadinya dunia ini gelap lalu Allah berikan cahaya, maka bercahayalah segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Berkat cahaya itupun kita bisa melihat segala sesuatu di sekeliling kita. Cahaya yang kongkrit ini berlaku pula pada pengertian cahaya secara maknawi atau batini. Artinya apa yang Allah perintahkan dan larang pada hakikatnya mengandung cahaya untuk kehidupan jasmani dan rohani kita.

2. Ayat ini menurut Syaikh Mutawalli Asy-Sya`rawi bukan memperkenalkan zat Allah, akan tetapi menjelaskan dan memperlihatkan efek cahaya yang diberikan Allah kepada kita. Dialah Allah yang memberikan cahaya di langit dan bumi.

3.
مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ


”Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar” menjelaskan betapa maksimalnya cahaya yang diberikan Allah. Zaman dulu untuk bisa mendapatkan pencahayaan yang maksimal selain matahari adalah mereka buat lubang di dinding atau tembok rumah lalu diletakan pelita di dalamnya.

4. “Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.”

Menunjukkan energi cahaya yang diberikan Allah memantulkan banyak cahaya, namun cahaya tersebut di atas cahaya-cahaya lainnya. Sementara energi pelita itu adalah minyak zaitun yang penuh berkah, bukan minyak zaitun biasa.

Apa maksud tidak di Timur dan tidak pula di Barat? Karena pohon zaitun ketika dia berada di sebelah Timur maka bagian Baratnya dalam kondisi gelap, begitupun ketika berada di barat, maka bagian timurnya gelap. Namun justru uniknya pohon ini tidak demikian, dia berada di pertengahan Barat dan Timur. Sehingga ketika cahaya menimpa pohon tersebut sudah tidak ada bagian yang tidak bercahaya lagi baik Barat maupun Timur, semuanya bercahaya.

Bahkan saking begitu terangnya efek cahaya itu hampir-hampir minyaknya pun menimbulkan efek cahaya yang menerangi padahal tidak ada apinya.

Begitulah perumpamaan cahaya dari matahari yang diberikan Allah pada langit dan bumi seperti digambarkan dalam ayat di atas. Jadi luasnya langit dan bumi dibaratkan dengan tabung kaca yang luas.

Gambaran ini sekali lagi bukan untuk Allah adalah cahaya. Karena cahaya Allah itu di atas cahaya itu semua. Hal ini sebagai pendekatan secara akal agar mudah diapahami. Artinya ketika matahari terbit maka semua cahaya yang ada tertutup oleh terangnya matahari, termasuk cahaya bulan dan bintang serta pelanet dan tata surya lainnya di langit termasuk segala hal yang ada di bumi ini.

5.
نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ


“Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki,” Allah bukan saja memberikan cahaya yang sifatnya kongkrit, namun Dia juga memberikan cahaya lain melalui tangan Rasul-Nya, yaitu cahaya jalan hidup.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Orang yang paling Allah benci adalah orang yang keras kepala lagi suka bermusuhan.

(HR. Muslim No. 4821)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More