Ini Dia, Nabi Palsu yang Ditinggalkan Pengikutnya Saat Perang Berkecamuk

Rabu, 12 Agustus 2020 - 13:05 WIB
Ilustrasi/Ist
Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi adalah orang ketiga yang mengaku sebagai nabi . Awalnya, ia memeluk Islam pada tahun 9 H. Namun, di akhir hayat nabi, ia murtad dan mengaku sebagai seorang nabi. Ia menentang kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shidiq . ( )

Thulaihah adalah salah seorang dukun dari Bani Asad. Ia mengklaim sebagai seorang nabi di akhir masa kehidupan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam . Thulaihah tinggal di Buzakhah, sebuah tempat yang merupakan sumber air milik Bani Asad.

( 1 ), ( 2 ), dan ( 3 )

Bani Asad adalah sebuah kabilah yang bermukim di wilayah Nejd. Mereka tinggal bertetangga dengan Kabilah Thayyi di sebelah timur dan Bakr di sebelah selatan. Di sebelah utara ada kampung kabilah Hawzan dan Ghatafan. Dan di sebelah barat adalah kabilah Abdul Qais dan Tamim. Suku-suku ini memiliki sejarah perjanjian damai sekaligus juga pertikaian. Perubahan keadaan damai dan perang sesuai dengan kondisi mereka dan perkembangan daerah di sekitar mereka.

Menjadi salah satu tugas pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid untuk memerangi Thulaihah pada masa Khalifah Abu Bakar. Kala itu, pasukan bentukan Abu Bakar telah menaklukkan sejumlah kabilah yang sempat murtad dan menolak membayar zakat . Namun Thuaihah masih berjaya.



Ia siap menghadapi pasukan muslim didampingi oleh Uyainah bin Hisn yang memimpin tujuh ratus orang dari Fazarah. Uyainah dikenal sangat membenci Abu Bakar dan ingin sekali melumpuhkan kekuasaan Muslimin.

Muhammad Husain Haekal dalam As-Siddiq Abu Bakr menyebut dalam Perang Ahzab dulu Uyainah inilah yang memimpin pasukan Fazarah. Ketika itu ia termasuk salah satu dari tiga kavaleri yang berusaha hendak menyerang Madinah setelah ada persetujuan antara Fazarah dengan Quraizah, dan dia juga yang hendak menyerbu Madinah tak lama setelah pihak Ahzab jatuh. Tetapi Rasulullah dapat menahan serangan mereka dan Uyainah ini yang lari dikejar dalam ekspedisi Zu Qarad.

Sekalipun kemudian ia masuk Islam, tetapi masuk Islamnya karena menyerah kalah kepada kekuatan yang sudah tak dapat dilawan. Namun setelah Rasulullah wafat, ia tidak senang dengan kekuasaan Khalifah Abu Bakar.

Sekalipun sudah ditinggalkan oleh Tayyi' dan Jadilah yang kembali ke Islam, Tulaihah bertekad tidak akan mundur dari "kenabiannya," sebab dia tahu benar, bila ia mundur Uyainah akan berbalik melawannya dan semua mereka yang di sekitarnya akan memberontak dan nyawanya terancam.

Biarlah dia bertahan, dan dia akan menunggu Khalid dan pasukannya datang. Sesudah itu biarlah terjadi apa yang akan terjadi. ( )

Tiba saatnya sudah Khalid harus bergerak menghadapi golongan murtad itu. Ia mengirim Ukkasyah bin Mihsan dan Sabit bin Aqram al-Ansari sebagai perintis jalan. Keduanya termasuk pemuka dan pahlawan Arab yang berani. Mereka bertemu dengan Hibal saudara Tulaihah dan ia dibunuh.

Mendengar dia dibunuh Tulaihah dan Salamah, saudaranya yang seorang lagi, keluar memeriksa dan mencari berita lebih lanjut. Salamah tidak menunda lagi ketika melihat Sabit, lalu dibunuhnya.

Ukkasyah bertahan menghadapi Tulaihah tetapi Tulaihah meminta bantuan saudaranya, lalu Ukkasyah juga mereka bunuh. Setelah itu mereka kembali ke tempat semula.

Khalid datang dengan beberapa orang. Melihat kedua sahabat mereka dibunuh, mereka sangat terharu. Kata mereka: "Dua orang pemimpin dan pahlawan Muslim!" ( )

Melihat kesedihan sahabat-sahabatnya itu Khalid mengambil sikap untuk tidak menghadapkan mereka kepada musuh sebelum hati mereka tenang kembali. Karena itu ia mengajak mereka berbelok ke Tayyi'.

Ia meminta Adi bin Hatim, tokoh Tayyi' yang sudah insaf kembali ke Islam, memberikan siapa saja anak buahnya yang dapat dikerahkan. Pihak Muslimin melihat jumlah pasukannya makin banyak dan dengan itu kekuatannya pun akan berlipat ganda. Mereka senang hati berangkat perang.

Khalid memimpin mereka ke Buzakhah untuk menghancurkan Tulaihah tanpa menenggang-nenggang dan maju-mundur lagi. ( )

Kabilah-kabilah Qais dan Banu Asad sudah siap berperang di sekeliling Tulaihah. Orang-orang Tayyi' yang bergabung dengan pasukan Khalid berkata: Kita minta kepada Khalid, cukup menghadapi Qais saja, sebab Banu Asad masih termasuk sekutu kami. Tetapi Khalid menjawab: "Qais tidak lebih lemah dari keduanya. Yang mana dari mereka yang kamu sukai serbulah."

Adi berkata: "Kalau keluargaku terdekat meninggalkan agama ini, pasti kuhadapi mereka. Akan mundurkah aku menghadapi Banu Asad karena persekutuannya itu! Tidak, tidak akan kulakukan!"
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More