Begini Jawaban Nabi Adam saat Nabi Musa Menyalahkannya
Senin, 12 Februari 2024 - 15:01 WIB
Nabi Muhammad SAW pernah menceritakan kisah perdebatan antara Nabi Adam dan Nabi Musa . Dalam perdebatan itu, Nabi Musa as menyalahkan Nabi Adam as sebab lantaran perbuatannya menyebabkan umat manusia keluar dari surga.
"Wahai Adam, dirimulah yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri. Allah telah meniupkan pada dirimu dari roh-Nya. Namun engkaulah yang telah menyengsarakan manusia dan membuat mereka keluar dari surga," ujar Nabi Musa.
Nabi Adam menjawab, "Wahai Musa, sebagai orang yang telah Allah sucikan dengan kalam-Nya, mengapa engkau menyakiti diriku atas amal perbuatan yang telah aku lakukan? Allah telah mencatat (mentakdirkan) hal itu atas diriku sebelum Dia menciptakan langit-langit dan bumi ini."
Hadis ini dari Abu Hurairah ra . Rasulullah berkata, "Nabi Adam dapat menyalahkan Nabi Musa dalam perdebatan itu."
Hadis perdebatan antara Nabi Adam dan Nabi Musa tersebut tercatat dalam kitab Sunan Tirmidzi dan Shahih Ibnu Majah.
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor , Guru Besar Universitas Islam Yordania, dalam buku "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" menjelaskan kisah ini hanya bisa diketahui melalui wahyu, karena ia berbicara tentang pertemuan yang tidak disaksikan oleh manusia.
Pertemuan ini terwujud atas dasar permintaan dari Nabi Musa. "Kita tidak tahu bagaimana hal ini terwujud, akan tetapi kita yakin bahwa ia terjadi karena berita Rasulullah SAW pastilah benar," tulisnya.
Pertemuan seperti ini terjadi manakala Rasulullah SAW bertemu dengan para Nabi dan Rasul di malam Isra' dan beliau salat berjamaah dengan mereka sebagai imam di masjid Al-Aqsa. Dan pada saat Mikraj ke langit beliau berbincang dengan sebagian dari mereka.
Tujuan Nabi Musa dengan pertemuan itu adalah untuk berbincang-bincang langsung dengan Nabi Adam dan menyalahkannya karena Nabi Adam telah mengeluarkan dirinya dan anak cucunya dari surga lantaran dosa yang dilakukannya.
Akan tetapi pada saat itu Nabi Adam mengemukakan alasan yang membuat Nabi Musa terdiam.
Beratnya Dunia
Kehidupan dunia adalah kelelahan dan kepayahan.
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." ( QS Al-Balad : 4).
Kelelahan ini terlihat di dalam segala urusan. Suapan yang dimakan oleh seseorang tidak diperoleh kecuali dengan kelelahan.
Seteguk minum juga demikian. Bahkan pakaian dan tempat tinggal. Lebih dari semua itu, penyakit-penyakit yang menimpa manusia, musuh-musuh dan kawan-kawannya mendatangkan problem baginya. Gangguan pun bisa datang dari anak-anak dan kerabatnya.
Nabi Musa telah merasakan apa yang dirasakannya dari Fir'aun dan bala tentaranya. Dia kabur dari Mesir ke Madyan setelah membunuh laki-laki Qibti.
"Wahai Adam, dirimulah yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri. Allah telah meniupkan pada dirimu dari roh-Nya. Namun engkaulah yang telah menyengsarakan manusia dan membuat mereka keluar dari surga," ujar Nabi Musa.
Nabi Adam menjawab, "Wahai Musa, sebagai orang yang telah Allah sucikan dengan kalam-Nya, mengapa engkau menyakiti diriku atas amal perbuatan yang telah aku lakukan? Allah telah mencatat (mentakdirkan) hal itu atas diriku sebelum Dia menciptakan langit-langit dan bumi ini."
Hadis ini dari Abu Hurairah ra . Rasulullah berkata, "Nabi Adam dapat menyalahkan Nabi Musa dalam perdebatan itu."
Hadis perdebatan antara Nabi Adam dan Nabi Musa tersebut tercatat dalam kitab Sunan Tirmidzi dan Shahih Ibnu Majah.
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor , Guru Besar Universitas Islam Yordania, dalam buku "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" menjelaskan kisah ini hanya bisa diketahui melalui wahyu, karena ia berbicara tentang pertemuan yang tidak disaksikan oleh manusia.
Pertemuan ini terwujud atas dasar permintaan dari Nabi Musa. "Kita tidak tahu bagaimana hal ini terwujud, akan tetapi kita yakin bahwa ia terjadi karena berita Rasulullah SAW pastilah benar," tulisnya.
Pertemuan seperti ini terjadi manakala Rasulullah SAW bertemu dengan para Nabi dan Rasul di malam Isra' dan beliau salat berjamaah dengan mereka sebagai imam di masjid Al-Aqsa. Dan pada saat Mikraj ke langit beliau berbincang dengan sebagian dari mereka.
Tujuan Nabi Musa dengan pertemuan itu adalah untuk berbincang-bincang langsung dengan Nabi Adam dan menyalahkannya karena Nabi Adam telah mengeluarkan dirinya dan anak cucunya dari surga lantaran dosa yang dilakukannya.
Akan tetapi pada saat itu Nabi Adam mengemukakan alasan yang membuat Nabi Musa terdiam.
Beratnya Dunia
Kehidupan dunia adalah kelelahan dan kepayahan.
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." ( QS Al-Balad : 4).
Kelelahan ini terlihat di dalam segala urusan. Suapan yang dimakan oleh seseorang tidak diperoleh kecuali dengan kelelahan.
Seteguk minum juga demikian. Bahkan pakaian dan tempat tinggal. Lebih dari semua itu, penyakit-penyakit yang menimpa manusia, musuh-musuh dan kawan-kawannya mendatangkan problem baginya. Gangguan pun bisa datang dari anak-anak dan kerabatnya.
Nabi Musa telah merasakan apa yang dirasakannya dari Fir'aun dan bala tentaranya. Dia kabur dari Mesir ke Madyan setelah membunuh laki-laki Qibti.