Hati-hati Muslimah, Dikagumi Ternyata Bisa Jadi Dosa
Selasa, 20 Februari 2024 - 10:29 WIB
Senang dikagumi atau dinilai takjub sama orang lain, merupakan salah satu tabiat kaum wanita . Padahal takjub merupakan salah satu dari penyakit ain (penyakit yang timbul dari padangan mata) yang bisa menimbulkan dosa. Ironisnya, hal itu sering diremehkan atau disepelekan golongan kaum Hawa tersebut.
Dalam kitab 'Mukholafat Nisa'iyyah. 100 Mukholafah Taqo'ufiha I'Katsir mina 'n-Nisa'bi Adillatiha 'sy-Syar'iyyah', Syaikh Abdul Lathif bin Hajis Al-Ghomidi menjelaskan, penyakit ain merupakan dosa yang sering disepelekan , terutama oleh kaum wanita.
Kenapa disepelekan? Karena kebanyakan wanita menganggapnya biasa. Mungkin tanpa sadar, dia melirik temannya yang karena berpakaian bagus dan menarik. Lalu dalam hatinya terucap sesuatu, entah itu kagum atau sebaliknya. "Bajunya bagus banget, pasti mahal harganya!", atau kalimat,"Ih, gak pantes amat tuh, norak. Meski mahal, gak cocok banget deh!", dan lain sebagainya.
Benarkah lirikan seperti itu bisa jadi dosa ? Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal. Akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya”. (HR. Muslim).
Dari Aisyah radhiyallahu'anha, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Berlindunglah kalian kepada Alloh dari ain (mata jahat) karena sesungguhnya pengaruh ain itu haq( nyata). (HR Ibnu Majah)
Dari Jabir radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Kebanyakan dari umatku meninggal dunia (setelah qadha dan qadar Allah) adalah karena jiwa" (al 'ain). Kadang teman dekat tidak akan selamat dari orang yang memiliki pandangan mata yang mencelakakan ini. Bahkan dirinya pun tidak akan selamat dari pandangan matanya sendiri. Apabila orang yang memiliki Ain ini melihat kenikmatan yang dikaruniakan kepada seseorang, hendaknya ia ridha mendoakan keberkahan maupun kebaikan untuknya.
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hanif radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, "Suatu ketika 'Amir bin Robi'ah r.a. berjalan melewati Sahl bin Hanif yang sedang mandi, lalu berkata, 'Aku belum pernah melihat kulit seputih dan halus sebagaimana yang aku lihat ini' Maka tidak lama kemudian, Sahl pun pingsan. Lantas ia dibawa menemui Rasulullah SAW. Lalu seseorang berkata kepada beliau, 'Aku melihat Sahl jatuh terbanting.' Beliau bertanya,'Siapa yang menyebabkannya demikian?' Mereka menjawab, "Amir bin Robiah."
Beliau bersabda, "Kenapa ada salah seorang di antara kalian yang membunuh saudaranya?! Apabila salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada diri saudaranya, maka hendaknya ia mendoakan keberkahan untuknya." Setelah itu, beliau meminta diambilkan air, lalu menyuruh Amir agar berwudhu, Amir pun segera membasuh wajahnya, kedua tangannya sampai siku, kedua lututnya, dan bagian dalam sarungnya, serta memerintahkannya agar mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya. Beliau juga memerintahkan agar menumpahkan bejana tersebut dari arah belakangnya." (Shahih Ibnu Majah)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Ain itu benar benar ada. Seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, niscaya ia bisa mendahuluinya. Apabila kamu disuruh mandi, maka mandilah." (HR Muslim)
Wallahu A'lam
Dalam kitab 'Mukholafat Nisa'iyyah. 100 Mukholafah Taqo'ufiha I'Katsir mina 'n-Nisa'bi Adillatiha 'sy-Syar'iyyah', Syaikh Abdul Lathif bin Hajis Al-Ghomidi menjelaskan, penyakit ain merupakan dosa yang sering disepelekan , terutama oleh kaum wanita.
Kenapa disepelekan? Karena kebanyakan wanita menganggapnya biasa. Mungkin tanpa sadar, dia melirik temannya yang karena berpakaian bagus dan menarik. Lalu dalam hatinya terucap sesuatu, entah itu kagum atau sebaliknya. "Bajunya bagus banget, pasti mahal harganya!", atau kalimat,"Ih, gak pantes amat tuh, norak. Meski mahal, gak cocok banget deh!", dan lain sebagainya.
Benarkah lirikan seperti itu bisa jadi dosa ? Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal. Akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya”. (HR. Muslim).
Dari Aisyah radhiyallahu'anha, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Berlindunglah kalian kepada Alloh dari ain (mata jahat) karena sesungguhnya pengaruh ain itu haq( nyata). (HR Ibnu Majah)
Dari Jabir radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Kebanyakan dari umatku meninggal dunia (setelah qadha dan qadar Allah) adalah karena jiwa" (al 'ain). Kadang teman dekat tidak akan selamat dari orang yang memiliki pandangan mata yang mencelakakan ini. Bahkan dirinya pun tidak akan selamat dari pandangan matanya sendiri. Apabila orang yang memiliki Ain ini melihat kenikmatan yang dikaruniakan kepada seseorang, hendaknya ia ridha mendoakan keberkahan maupun kebaikan untuknya.
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hanif radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, "Suatu ketika 'Amir bin Robi'ah r.a. berjalan melewati Sahl bin Hanif yang sedang mandi, lalu berkata, 'Aku belum pernah melihat kulit seputih dan halus sebagaimana yang aku lihat ini' Maka tidak lama kemudian, Sahl pun pingsan. Lantas ia dibawa menemui Rasulullah SAW. Lalu seseorang berkata kepada beliau, 'Aku melihat Sahl jatuh terbanting.' Beliau bertanya,'Siapa yang menyebabkannya demikian?' Mereka menjawab, "Amir bin Robiah."
Beliau bersabda, "Kenapa ada salah seorang di antara kalian yang membunuh saudaranya?! Apabila salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada diri saudaranya, maka hendaknya ia mendoakan keberkahan untuknya." Setelah itu, beliau meminta diambilkan air, lalu menyuruh Amir agar berwudhu, Amir pun segera membasuh wajahnya, kedua tangannya sampai siku, kedua lututnya, dan bagian dalam sarungnya, serta memerintahkannya agar mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya. Beliau juga memerintahkan agar menumpahkan bejana tersebut dari arah belakangnya." (Shahih Ibnu Majah)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Ain itu benar benar ada. Seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, niscaya ia bisa mendahuluinya. Apabila kamu disuruh mandi, maka mandilah." (HR Muslim)
Wallahu A'lam
(wid)