Ketika Nashruddin Menjadi Hakim dan Orang Bodoh

Jum'at, 14 Agustus 2020 - 08:53 WIB
Kata "rokok" mungkin menjadi pelatuk, yang penting untuk menggambar benda berbentuk silinder yang dibuat dari kertas dan dipenuhi tembakau. Tetapi kebiasaan untuk memerlukan pelatuk tersebut, yang bergantung pada asosiasi-asosiasi, tidak bisa digunakan dengan cara yang sama dalam kegiatan-kegiatan pemahaman.

Kesalahannya adalah membawa satu bentuk pemikiran -- meskipun mengagumkan pada tempatnya yang tepat -- ke dalam konteks yang berbeda, dan berusaha menggunakannya di sana.

bagian ( 1 ) dan ( 2 )

Rumi menceritakan sebuah kisah yang menyerupai cerita Nashruddin tentang telur tersebut, tetapi dengan menekankan faktor penting lainnya.

Seorang putra raja telah dititipkan kepada para guru mistik yang melaporkan bahwa mereka tidak bisa lagi mengajarinya. Untuk mengujinya, sang raja menanyakan apa yang ada di dalam tangannya. "Benda ini bulat, keras dan berwarna kuning."

"Ini pasti sebuah ayakan," jawab si anak. Sufisme menekankan perkembangan imbang persepsi-batin, perilaku manusia wajar dan penggunaannya. (
(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا فِى الۡبِلَادِؕ (١٩٦) مَتَاعٌ قَلِيۡلٌ ثُمَّ مَاۡوٰٮهُمۡ جَهَنَّمُ‌ؕ وَ بِئۡسَ الۡمِهَادُ (١٩٧)
Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah neraka Jahanam. Jahanam itu seburuk-buruk tempat tinggal.

(QS. Ali 'Imran Ayat 196-197)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More