Benarkah Ajal Datang Sesuai Kebiasaan ketika Hidup? Begini Penjelasannya
Sabtu, 02 Maret 2024 - 11:14 WIB
Kisah Ketiga : Kisah Aamir bin Abdillah Az-Zubair. Ketika Mush’ab bin Abdillah bercerita tentang ‘Aamir bin Abdillah bin Zubair yang dalam keadaan sakit parah :
‘Aaamir bin Abdillah mendengar muadzin mengumandangkan adzan untuk salat maghrib, padahal ia dalam kondisi sakaratul maut pada nafas-nafas terakhir, maka iapun berkata, “Pegang tanganku ke mesjid…!!” merekapun berkata, “Engkau dalam kondisi sakit !” , Diapun berkata,”Aku mendengar muadzin mengumandangkan adzan sedangkan aku tidak menjawab (panggilan)nya? Pegang tanganku…! Maka merekapun memapahnya lalu iapun salat maghrib bersama Imam berjama’ah, diapun salat satu rakaat kemudian meninggal dunia.
Begitulah, ahli ibadah ini, yakni Abdullah bin Idris telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 4000 kali, lalu Abu Bakr bin ‘Ayyaasy telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 18 ribu kali, dan Aamir bin Abdillah Az-Zubair saat sakaratul maut masih memenuhi panggilan adzan ke masjid. Semuanya demi menghadapi waktu yang sangat kritis ini (kematian), yakni waktu untuk meninggalkan dunia ke alam akhirat yang abadi.
Kita semua juga tahu bahwasanya kematian datang tiba-tiba. Tidak peduli dengan kondisi seorang hamba apakah dalam keadaan ketaatan kepada Allah atau dalam keadaan sedang bermaksiat. Apakah dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan sehat, semuanya terjadi tiba-tiba. Sebagaimana manusia menjalani hidupnya, demikianlah kondisinya tatkala ajal menjemputnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun : 11)
NabiShallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda :
“Ingatlah kematian dalam salatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam salatnya, maka ia akan memperbagus salatnya. Salatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan salat yang lainnya.” (hadis Hasan, Riwayat Ad Dailami)
Wallahu A'lam
‘Aaamir bin Abdillah mendengar muadzin mengumandangkan adzan untuk salat maghrib, padahal ia dalam kondisi sakaratul maut pada nafas-nafas terakhir, maka iapun berkata, “Pegang tanganku ke mesjid…!!” merekapun berkata, “Engkau dalam kondisi sakit !” , Diapun berkata,”Aku mendengar muadzin mengumandangkan adzan sedangkan aku tidak menjawab (panggilan)nya? Pegang tanganku…! Maka merekapun memapahnya lalu iapun salat maghrib bersama Imam berjama’ah, diapun salat satu rakaat kemudian meninggal dunia.
Begitulah, ahli ibadah ini, yakni Abdullah bin Idris telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 4000 kali, lalu Abu Bakr bin ‘Ayyaasy telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 18 ribu kali, dan Aamir bin Abdillah Az-Zubair saat sakaratul maut masih memenuhi panggilan adzan ke masjid. Semuanya demi menghadapi waktu yang sangat kritis ini (kematian), yakni waktu untuk meninggalkan dunia ke alam akhirat yang abadi.
Kita semua juga tahu bahwasanya kematian datang tiba-tiba. Tidak peduli dengan kondisi seorang hamba apakah dalam keadaan ketaatan kepada Allah atau dalam keadaan sedang bermaksiat. Apakah dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan sehat, semuanya terjadi tiba-tiba. Sebagaimana manusia menjalani hidupnya, demikianlah kondisinya tatkala ajal menjemputnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Munafiqun : 11)
NabiShallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda :
“Ingatlah kematian dalam salatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam salatnya, maka ia akan memperbagus salatnya. Salatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan salat yang lainnya.” (hadis Hasan, Riwayat Ad Dailami)
Wallahu A'lam
(wid)