Mullah Nashruddin: Bagaimana Aku Tahu Apakah Aku Mati atau Hidup?

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 08:18 WIB
"Pertama-tama," ucap Nashruddin, "apakah Anda melihatku memasuki toko Anda?"

"Tentu."

"Apakah Anda pernah melihatku sebelumnya?"

"Belum pernah sama sekali."

"Lantas bagaimana Anda tahu bahwa ini adalah 'aku'?"

Betapapun kisah ini bernilai semata-mata sebagai lelucon, ujar Idries Shah, tetapi bagi mereka yang memandangnya sebagai idea dari orang bodoh, dan tidak mengandung makna yang lebih dalam, maka mereka tidak akan bisa memanfaatkan kekuatan pencerahan yang terkandung dalam cerita tersebut.

Baca juga: Musik dan Tarian Sebagai Pembantu Kehidupan Keagamaan bagian ( 1 ) dan ( 2 )

Anda memeras dari sebuah cerita Nashruddin hanya sedikit lebih dari yang Anda curahkan. Jika cerita itu tampak tidak lebih dari sekadar sebuah lelucon, maka orang tersebut perlu melakukan "kerja-diri" (mujahadah) lebih jauh. Orang seperti ini digambarkan dalam percakapan Nashruddin tentang rembulan:

"Apa yang mereka lakukan terhadap bulan kala ia tua?" seorang yang pandir bertanya kepada Nashruddin.

Jawabannya disesuaikan dengan pertanyaannya, "Mereka memotong-motong setiap bulan tua menjadi empat puluh bintang." (Baca juga: Imam Al-Ghazali (1): Karya-Karyanya Tak Hanya Mendahului Zamannya)
(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More