Bulan Ramadan dan Asal Usul serta Artinya

Jum'at, 08 Maret 2024 - 09:30 WIB
Ramadan berasal dari kata Romadh (???) yang artinya ialah panas menyengat atau membakar. Dinamakan seperti itu karena memang matahari pada bulan ini jauh lebih menyengat dibanding bulan-bulan lain. Foto ilustrasi/ist
Asal usul penamaan bulan Ramadan dan artinya penting diketahui umat Islam. Ramadan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriyah.

Ramadan dijuluki Sayyidusy-Syuhur (penghulu semua bulan) sebagaimana diterangkan dalam Hadis berikut:

اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ


Artinya: "Telah datang kepadamu bulan Ramadan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu." (HR Ath-Thabrani)

Apa Arti Ramadan?

Menurut Dai yang juga pengajar Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Zarkasih, Ramadan berasal dari kata Romadh (رمض) yang artinya ialah panas menyengat atau membakar. Dinamakan seperti itu karena memang matahari pada bulan ini jauh lebih menyengat dibanding bulan-bulan lain. Panas yang dihasilkannya lebih tinggi dibanding yang lain.

Sementara Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: "Dinamakan bulan Ramadan karena ia mengugurkan (membakar) dosa-dosa dengan amal saleh."

Mengenai asal usul penamaan Ramadan bermula dari penggunaan kalender Hijriyah pada Tahun 412 Masehi. Ketika itu terjadi konvensi petinggi lintas suku dan kabilah bangsa Arab di Makkah pada masa Kilab bin Murrah (kakek Nabi Muhammad SAW ke-6).

Mereka berkumpul untuk menentukan nama-nama bulan agar terjadi kesamaan, sehingga memudahkan mereka dalam urusan perdagangan. Dari perkumpulan itu, muncullah 12 nama bulan yaitu: (1) Muharram (2) Shafar (3) Rabi'al-Awwal (4) Rabi'al-Tsani (5) Jumadal Ula (6) Jumadal Tsaniyah (7) Rajab (8) Sya'ban (9) Ramadhan (10) Syawwal (11) Dzulqa'dah (12) Dzulhijjah.

Kala itu penomoran bulan belum ada karena orang-orang Arab terdahulu tidak tahu bulan apa yang pertama. Munculnya penomoran bulan Hijriyah setelah adanya kebijakan Khalifah Umar bin Khaththab yang mengeluarkan perintah untuk membuat kalender Islam. Akhirnya bulan Muharram ditetapkan sebagai bulan pertama kalender Islam yang kita kenal dengan kalender Hijriyah.

Bulan Membakar Dosa-dosa

Ramadan identik dengan musim panas yang sangat menyengat. Sejak pagi hingga petang. batu-batu gunung dan pasir gurun terpanggang oleh sengatan matahari musim panas yang waktu siangnya lebih panjang daripada malamnya.

Malamnya, panas di bebatuan dan pasir sedikit reda, tapi sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi hari. Demikian terjadi berulang-ulang, sehingga setelah beberapa pekan terjadi akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari itu disebut bulan Ramadhan, bulan dengan panas yang menghanguskan.

Dalam buku "Essentials of Ramadan, The Fasting Month" karya Tajuddin Shuaib disebutkan, setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan (Qamariyah), rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari (kalender Masehi). Bulan Ramadhan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas.

Orang lebih memahami panasnya Ramadan secara metaforik (kiasan). Karena pada hari-hari Ramadan orang berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Atau diharapkan dengan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan maka dosa-dosa terdahulu hangus terbakar dan setelah Ramadhan mendapat ampunan.

Dari akar kata "Romadh", Ramadan digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi panas saat seseorang kehausan. Pendapat lain mengatakan bahwa kata Ramadhan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapus oleh perbuatan baik sebagaimana matahari membakar tanah.

Pada bulan Ramadan , umat Islam akan menata ulang dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual dan tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi.

Kabar gembira tentang keutamaan Ramadan juga disampaikan Rasulullah SAW dalam satu sabda beliau:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni". (HR Al-Bukhari dan Muslim)



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَ مَنۡ يَّعۡمَلۡ سُوۡٓءًا اَوۡ يَظۡلِمۡ نَفۡسَهٗ ثُمَّ يَسۡتَغۡفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. An-Nisa Ayat 110)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More