Tindakan-tindakan yang Mengurangi Pahala Puasa Ramadan

Sabtu, 23 Maret 2024 - 04:10 WIB
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ


“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah!” (HR. Al-Bukhari no. 5672 dan Muslim no. 47)

4. Melihat yang haram, atau halal namun disertai syahwat

Melihat hal-hal yang diharamkan misalnya adalah melihat lawan jenis yang bukan mahram atau aurat wanita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, melalui foto atau sosial media.

Kemudian, di antara perbuatan penghapus pahala puasa adalah melihat yang halal (istri), namun disertai syahwat. Dengan catatan, dia melihatnya dengan sengaja dan menikmati hal tersebut.

Apabila perbuatan ini dilakukan pada saat seseorang sedang berpuasa, pahala puasanya bisa hilang.

5. Sumpah palsu

Para ulama bersepakat bahwa sumpah palsu hukumnya haram, dan termasuk dosa besar. Bahkan, sumpah palsu dengan tujuan untuk mengambil hak seorang muslim, pelakunya diancam masuk neraka oleh Rasulullah.

Termasuk sumpah palsu adalah saat seorang pedagang mengiklankan barang dagangannya secara berlebihan agar laris.

Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah,

مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ يَقْتَطِعُ بِهَا مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ، هُوَ عَلَيْهَا فَاجِرٌ، لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ. فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى: إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا


“Barang siapa bersumpah guna mengambil sebagian harta seorang muslim, sedangkan sumpahnya itu adalah palsu, maka ia akan menghadap kepada Allah sedangkan Allah murka kepadanya.” Kemudian dibacakanlah firman Allah Ta’ala yang artinya,“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit.” (HR. Al-Bukhari no. 2229)

Terkadang demi mendapatkan keuntungan yang banyak, seorang pedagang mengatakan bahwa ia telah membeli barang sekian (modalnya), lalu menjualnya dengan harga yang dia tawarkan kepada pembeli. Padahal harga modal aslinya tidak seperti yang dia sebutkan.

6. Berkata kotor dan melakukan perbuatan keji

Terkait larangan akan hal ini, secara spesifik Rasulullah menjelaskan dalam sebuah hadits,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ


“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (bohong) dan malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh rasa lapar dan haus yang ia tahan.” (HR. Al-Bukhari no. 1804)

Dalam hadits yang lain (HR. Al-Bukhari no. 1805 dan Muslim no. 1151) Rasulullah mengajarkan, apabila dalam kondisi puasa kita terlibat pertengkaran, perselisihan, dihina atau dicaci, lalu timbul nafsu ingin marah atau berkata-kata kasar, maka Rasul memerintahkan untuk menahannya sembari mengatakan, “Inni sha’imun (saya sedang berpuasa).”

Hal ini dilakukan agar setiap orang bisa menutup celah amarah atau emosi yang bisa timbul akibat adanya keinginan untuk membalas keburukan yang diterima dengan keburukan juga.

7. Menyakiti teman

Tindakan menyakiti hati atau fisik teman secara sengaja sangat bertentangan dengan prinsip puasa yang mengajarkan empati dan persaudaraan.

Menyakiti teman secara fisik juga dilarang dalam norma sosial kehidupan, maka dari itu ini merupakan hal yang harus dihindari saat melakukan ibadah puasa agar tidak mengurangi pahala yang didapat dalam beribadah puasa.

8. Tidur berlebihan

Menghabiskan sebagian besar waktu puasa untuk tidur bisa mengurangi waktu untuk ibadah dan refleksi diri. Seimbangkan waktu tidur dan aktivitas ibadah.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَاِذۡ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ ءَاَنۡتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوۡنِىۡ وَاُمِّىَ اِلٰهَيۡنِ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ‌ؕ قَالَ سُبۡحٰنَكَ مَا يَكُوۡنُ لِىۡۤ اَنۡ اَقُوۡلَ مَا لَـيۡسَ لِىۡ بِحَقٍّ‌ؕ اِنۡ كُنۡتُ قُلۡتُهٗ فَقَدۡ عَلِمۡتَهٗ‌ؕ تَعۡلَمُ مَا فِىۡ نَفۡسِىۡ وَلَاۤ اَعۡلَمُ مَا فِىۡ نَفۡسِكَ‌ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ عَلَّامُ الۡغُيُوۡبِ‏
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? (Isa) menjawab, Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.

(QS. Al-Maidah Ayat 116)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More