Kisah Pria Bernafsu Tinggi yang Curhat ke Rasulullah, Bisa Diambil Pelajarannya
Kamis, 28 Maret 2024 - 04:05 WIB
Kisah pria bernafsu atau bersyahwat tinggi yang curhat ke Nabi Muhammad SAW dengan meminta untuk zina dihalalkan ini bisa jadi pelajaran berharga bagi setiap muslim. Kisah ini diceritakan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha .
Pada zaman Nabi terdapat sesosok pria hiperseks yang ingin masuk Islam. Namun dirinya menganggap jika diharamkannya zina dalam Islam membuatnya sulit untuk menyentuh Agama tersebut.
Karena itulah dia berinisiatif menemui Nabi Muhammad SAW supaya mendapat pencerahan. Datanglah pria itu ke masjid yang biasa disinggahi Rasulullah SAW.
Hal tersebut membuat suasana masjid menjadi gaduh lantaran kedatangan pria hiperseks itu. Rasulullah SAW lalu bertanya "Kenapa Gaduh?".
“Itu ada pemuda ingin masuk Islam tapi dia minta izin supaya tetap zina,” demikian jawaban Sahabat Nabi, sebagaimana dikisahkan Gus Baha, dikutip dari tayangan YouTube Universitas Gadjah Mada. Kemudian Rasulullah SAW kembali menanyakan hal yang sama "Kenapa gaduh?".
Sahabat Nabi menjelaskan penyebab kegaduhan tersebut. “Semua Sahabat melarang karena itu (menghalalkan zina) gak mungkin. Makanya gak boleh ketemu jenengan,” Kemudian Rasulullah SAW menjawab "Tak apa suruh temui saya."
Rasulullah lantas melontarkan sejumlah pertanyaan, Nabi Muhammad SAW bertanya “Kamu suka kalau ibu kamu profesinya seperti itu kemudian dinikmati (pria) hidung belang?”
"Tidak nabi, jika ada orang yang berani melakukan itu terhadap ibu saya maka akan saya pukul" jawab pemuda hiperseks itu.
Kemudian Rasulullah SAW kembali bertanya, “Kamu suka punya putri yang jadi mainan orang-orang hidung belang?”, lalu beliau kembali bertanya, “Kamu suka kalau itu terjadi bulek kamu?”
Setelah menyebut sekian orang yang dicintai pemuda hiperseks itu, akhirnya pemuda itu bilang, “Wallahi, demi Allah saya tidak pernah melihat sesuatu seburuk zina. Demi Allah saya gak akan zina lagi.”
Dari kisah pria hiperseks yang curhat ke Nabi Muhammad SAW ini, Gus Baha mengungkapkan jika Rasulullah SAW mampu memutar balikkan logika dari pria pendosa tersebut tanpa harus mengancam dengan api neraka.
Nabi Muhammad SAW juga tidak marah ketika dirinya diminta menghalalkan zina. Itu pula yang sering digunakan di Al-Qu’ran sering ada kata ‘Qul aroaitum’, aroaitum itu orang yang diajak berpikir bersama. Jadi menjaga kemajemukan, menjaga ukhuwah itu dimulai dari cara menyelesaikan tanpa mengutamakan emosi menurut Gus Baha.
Wallahu A'lam
Pada zaman Nabi terdapat sesosok pria hiperseks yang ingin masuk Islam. Namun dirinya menganggap jika diharamkannya zina dalam Islam membuatnya sulit untuk menyentuh Agama tersebut.
Karena itulah dia berinisiatif menemui Nabi Muhammad SAW supaya mendapat pencerahan. Datanglah pria itu ke masjid yang biasa disinggahi Rasulullah SAW.
Hal tersebut membuat suasana masjid menjadi gaduh lantaran kedatangan pria hiperseks itu. Rasulullah SAW lalu bertanya "Kenapa Gaduh?".
“Itu ada pemuda ingin masuk Islam tapi dia minta izin supaya tetap zina,” demikian jawaban Sahabat Nabi, sebagaimana dikisahkan Gus Baha, dikutip dari tayangan YouTube Universitas Gadjah Mada. Kemudian Rasulullah SAW kembali menanyakan hal yang sama "Kenapa gaduh?".
Sahabat Nabi menjelaskan penyebab kegaduhan tersebut. “Semua Sahabat melarang karena itu (menghalalkan zina) gak mungkin. Makanya gak boleh ketemu jenengan,” Kemudian Rasulullah SAW menjawab "Tak apa suruh temui saya."
Pertemuan dengan Rasulullah
Setelah melihat pria hiperseks itu, Rasulullah SAW bertanya “Apa betul kamu pemuda yang ingin masuk Islam tapi minta izin tetap boleh zina,” pria pendosa itu menjawab “Iya Rasulullah.”Rasulullah lantas melontarkan sejumlah pertanyaan, Nabi Muhammad SAW bertanya “Kamu suka kalau ibu kamu profesinya seperti itu kemudian dinikmati (pria) hidung belang?”
"Tidak nabi, jika ada orang yang berani melakukan itu terhadap ibu saya maka akan saya pukul" jawab pemuda hiperseks itu.
Kemudian Rasulullah SAW kembali bertanya, “Kamu suka punya putri yang jadi mainan orang-orang hidung belang?”, lalu beliau kembali bertanya, “Kamu suka kalau itu terjadi bulek kamu?”
Setelah menyebut sekian orang yang dicintai pemuda hiperseks itu, akhirnya pemuda itu bilang, “Wallahi, demi Allah saya tidak pernah melihat sesuatu seburuk zina. Demi Allah saya gak akan zina lagi.”
Dari kisah pria hiperseks yang curhat ke Nabi Muhammad SAW ini, Gus Baha mengungkapkan jika Rasulullah SAW mampu memutar balikkan logika dari pria pendosa tersebut tanpa harus mengancam dengan api neraka.
Nabi Muhammad SAW juga tidak marah ketika dirinya diminta menghalalkan zina. Itu pula yang sering digunakan di Al-Qu’ran sering ada kata ‘Qul aroaitum’, aroaitum itu orang yang diajak berpikir bersama. Jadi menjaga kemajemukan, menjaga ukhuwah itu dimulai dari cara menyelesaikan tanpa mengutamakan emosi menurut Gus Baha.
Wallahu A'lam
(wid)