Kapan Malam Lailatul Qadar Itu? Begini Petunjuk Rasulullah SAW

Kamis, 28 Maret 2024 - 10:15 WIB
Ada satu malam yang sangat diberkahi di bulan Ramadan, yaitu Lailatul Qadar (???????? ?????????). Kapan malam itu terjadi? Beginilah petunjuk Rasulullah SAW. Foto ilustrasi/ist
Ada satu malam yang sangat diberkahi di bulan Ramadan, yaitu Lailatul Qadar (لَيْلَةِ الْقَدْرِ). Kapan malam itu terjadi dan bisakah kita menentukannya? Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) berpesan agar umat Islam mencari malam itu di sepuluh malam terakhir atau tujuh malam terakhir.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah bersabda:

فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ


"Maka barangsiapa yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar, maka carilah pada sepuluh malam terakhir." (HR. Bukhari No 1105)

Dari Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah SAW juga bersabda: "Sesungguhnya seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Lailatul Qadr pada mimpinya pada tujuh hari terakhir. Maka bersabda Rasulullah: "Saya melihat mimpi kalian telah bertepatan pada tujuh malam terakhir, maka barangsiapa yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar, maka carilah pada tujuh malam terakhir." (HR. Bukhari No. 1911, 6590, Muslim No.1165 Ibnu Hibban No. 3675, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8327, Ibnu Khuzaimah No. 2182, Malik dalam Al Muwaththa’ No. 697)



Bagaimana Maksud Tujuh Malam Terakhir?

Dalam Sahih Ibnu Khuzaimah dijelaskan: "Berkata Abu Bakar, Kabar ini memiliki dua makna. Pertama, pada malam ke tujuh terakhir karena Nabi tatkala mengetahui adaya kesesuaian dengan mimpi sahabat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada tujuh malam terakhir pada tahun itu, maka beliau memerintahkan mereka pada tahun itu untuk mencarinya pada tujuh malam terakhir. Kedua, perintah Nabi kepada para sahabat untuk mencari pada tujuh malam terakhir dikaitkan jika mereka lemah dan tidak kuat mencarinya pada sepuluh hari semuanya. (Shahih Ibnu Khuzaimah No. 2182)

Makna ini diperkuat lagi oleh hadis yang menunjukkan alasan kenapa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan mengintai tujuh hari terakhir. Berikut sabda Beliau dari Ibnu Umar RA:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي


Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Carilah dia pada sepuluh malam terakhir (maksudnya Lailatul Qadar) jika kalian merasa lemah atau tidak mampu, maka jangan sampai dikalahkan oleh tujuh hari sisanya." (HR. Muslim No. 1165, 209)

Ada yang menyebut kemungkinan besar Lailatul Qadr itu datangnya pada malam ganjil sebagaimana hadis dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

فَإِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي نُسِّيتُهَا وَإِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي وِتْرٍ


"Seseungguhnya Aku diperlihatkan Lailatul Qadar, dan aku telah dilupakannya, dan saat itu pada sepuluh malam terakhir, pada malam ganjil." (HR. Bukhari No. 638, 1912, 1923)

Dalam riwayat lain:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ


"Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, bahwa Rasulullah bersabda: "Carilah oleh kalian Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir Ramadan." (HR. Bukhari No. 1913)

Ada dua pelajaran dari dua hadis yang mulia ini. Pertama, Rasulullah SAW sendiri tidak tahu persis kapan datangnya Lailatul Qadar karena beliau lupa. Kedua, datangnya Lailatul Qadar adalah pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir.

Bagaimana dengan Malam ke 24, 25, 27 dan 29?

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas RA, katanya:

التمسوا في أربع وعشرين
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡاۤ اَنۡ يَّسۡتَغۡفِرُوۡا لِلۡمُشۡرِكِيۡنَ وَ لَوۡ كَانُوۡۤا اُولِىۡ قُرۡبٰى مِنۡۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمۡ اَنَّهُمۡ اَصۡحٰبُ الۡجَحِيۡمِ
Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang itu kaum kerabatnya, setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu penghuni neraka Jahanam.

(QS. At-Taubah Ayat 113)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More