Kisah Haru Runiti: Ikhlaskan Kepergian Suami, Panjatkan Doa di Tanah Suci
Selasa, 21 Mei 2024 - 23:47 WIB
MADINAH - Tepat pukul 01.00 Waktu Arab Saudi, maskapai Garuda Indonesia GA 6132 mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Selasa (21/5/2024). Pesawat membawa 354 jemaah haji Indonesia dan 5 petugas dari Embarkasi SOC 32, dengan jumlah manifest 359 penumpang.
Setelah turun dari pesawat, semua jemaah keluar melalui pintu kedatangan di gate fast track. Jemaah tidak lagi melewati pemeriksaan imigrasi otoritas bandara. Jemaah hanya melewati pemeriksaan X-Ray. Kemudian satu per satu keluar dan menuju bus pemberangkatan.
Ada empat mesin X-Ray sebagai jalur antrean jemaah keluar menuju pintu kedatangan. Lantas, petugas PPIH Arab Saudi dengan cepat membantu menurunkan koper dan tas jemaah setelah melewati pintu X-Ray.
Tidak butuh waktu lama bagi tim Media Center Haji (MCH) menunggu kedatangan Runiti. Kurang dari 3 menit Runiti meletakkan koper dan tas ke mesin X-Ray. Lantas, saya sontak membantu menurunkan koper dan tas milik ibu Runiti.
Raut wajah lelah dan dirundung kesedihan masih terpancar dari wajah Runiti meski dirinya mengenakan masker. Namun, perempuan asal Kabupaten Pemalang ini tampak tegar.
Kami lantas menyalami Runiti sambil mengucapkan turut belasungkawa dan berduka atas kepergian suaminya sesaat sebelum keberangkatan mereka berdua ke Tanah Suci. "Terima kasih ya doanya," kata Runiti.
Runiti ditinggal suaminya satu hari sebelum keberangkatan mereka ke Tanah Suci. Suaminya bernama Daryono Kasrup Limun (70) wafat di Asrama Haji Donohudan Boyolali, pada 19 Mei 2024 lalu. Tak ada tanda-tanda suaminya bakal meninggalkan Runiti untuk selamanya.
Sang suami memang memiliki gejala sakit jantung. Namun, selama ini masih bisa beraktivitas seperti biasa.
"Sakitnya gejala jantung tadinya. Sudah (lama), tapi nggak separah itu pak. Biasanya bisa aktivitas, ini kok ya," tuturnya.
Runiti ikhlas benar. Tak ada lagi air mata yang menetes dari kedua kelopak matanya. Ucapannya juga tampak tak lirih. Lansia ini bahkan tak sabar ingin secepatnya menginjakkan kaki ke Masjidilharam.
Dia yakin biar raga Daryono tak lagi bersamanya, namun jiwa suaminya justru menambah kekuatan baginya untuk tetap menjalani ibadah haji. "Harus tegar, karena saya mau jalani ibadah haji," ucapnya.
Selepas kepergian Daryono, kini Runiti tinggal sendiri. Tiga anaknya telah berumah tangga. "Anak-anak semuanya tiga, tapi semuanya sudah menikah semua. Sudah mandiri," kata Runiti.
Tidak banyak doa yang ingin dia ucapkan di Tanah Suci. Dia hanya ingin menitipkan doa bagi sang kekasih hidupnya agar dimaafkan kesalahan dan diterima segala amal ibadah di dunia. "Semoga diterima di sisi Allah SWT," ucapnya.
Sementara, Ketua Kelompok Terbang (Kloter) SOC 32 Embarkasi Solo Khabibur Rokhman mengatakan, setelah kepergian Daryono, semua memberikan semangat kepada Runiti. Bahkan, seluruh jemaah yang tergabung dalam satu kloter merasa jika Runiti adalah keluarga baru yang dititipkan Allah SWT kepada mereka.
"Alhamdulillah, di pesawat beliau senang, gembira dan kemudian siap menjalankan ibadah haji serta umrah. Beliau sudah kami berikan bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat untuk bisa melaksanakan ibadah haji serta umrah sesuai tuntunan sunah Rasulullah," ujar Khabibur.
Niat kuat Runiti tetap menjalankan ibadah haji juga didukung keluarganya. "InsyaAllah tegar dan ikhlas, karena dari pihak keluarga yang di rumah InsyaAllah akan mengurus beliau. Dan beliau diminta untuk meneruskan ibadah haji dan umrah," ucapnya.
Untuk menjaga semangat Runiti selama di Tanah Suci, dia bersama ketua rombongan dan regu serta jemaah lainnya akan terus memberikan pendampingan.
"Nanti dengan teman - teman yang satu regu InsyaAllah sudah kompak dan solidaritas. Ketua regu dan kami termasuk ketua kloter InsyaAllah siap lakukan pendampingan," katanya.
Setelah turun dari pesawat, semua jemaah keluar melalui pintu kedatangan di gate fast track. Jemaah tidak lagi melewati pemeriksaan imigrasi otoritas bandara. Jemaah hanya melewati pemeriksaan X-Ray. Kemudian satu per satu keluar dan menuju bus pemberangkatan.
Ada empat mesin X-Ray sebagai jalur antrean jemaah keluar menuju pintu kedatangan. Lantas, petugas PPIH Arab Saudi dengan cepat membantu menurunkan koper dan tas jemaah setelah melewati pintu X-Ray.
Tidak butuh waktu lama bagi tim Media Center Haji (MCH) menunggu kedatangan Runiti. Kurang dari 3 menit Runiti meletakkan koper dan tas ke mesin X-Ray. Lantas, saya sontak membantu menurunkan koper dan tas milik ibu Runiti.
Raut wajah lelah dan dirundung kesedihan masih terpancar dari wajah Runiti meski dirinya mengenakan masker. Namun, perempuan asal Kabupaten Pemalang ini tampak tegar.
Kami lantas menyalami Runiti sambil mengucapkan turut belasungkawa dan berduka atas kepergian suaminya sesaat sebelum keberangkatan mereka berdua ke Tanah Suci. "Terima kasih ya doanya," kata Runiti.
Runiti ditinggal suaminya satu hari sebelum keberangkatan mereka ke Tanah Suci. Suaminya bernama Daryono Kasrup Limun (70) wafat di Asrama Haji Donohudan Boyolali, pada 19 Mei 2024 lalu. Tak ada tanda-tanda suaminya bakal meninggalkan Runiti untuk selamanya.
Sang suami memang memiliki gejala sakit jantung. Namun, selama ini masih bisa beraktivitas seperti biasa.
"Sakitnya gejala jantung tadinya. Sudah (lama), tapi nggak separah itu pak. Biasanya bisa aktivitas, ini kok ya," tuturnya.
Runiti ikhlas benar. Tak ada lagi air mata yang menetes dari kedua kelopak matanya. Ucapannya juga tampak tak lirih. Lansia ini bahkan tak sabar ingin secepatnya menginjakkan kaki ke Masjidilharam.
Dia yakin biar raga Daryono tak lagi bersamanya, namun jiwa suaminya justru menambah kekuatan baginya untuk tetap menjalani ibadah haji. "Harus tegar, karena saya mau jalani ibadah haji," ucapnya.
Selepas kepergian Daryono, kini Runiti tinggal sendiri. Tiga anaknya telah berumah tangga. "Anak-anak semuanya tiga, tapi semuanya sudah menikah semua. Sudah mandiri," kata Runiti.
Tidak banyak doa yang ingin dia ucapkan di Tanah Suci. Dia hanya ingin menitipkan doa bagi sang kekasih hidupnya agar dimaafkan kesalahan dan diterima segala amal ibadah di dunia. "Semoga diterima di sisi Allah SWT," ucapnya.
Sementara, Ketua Kelompok Terbang (Kloter) SOC 32 Embarkasi Solo Khabibur Rokhman mengatakan, setelah kepergian Daryono, semua memberikan semangat kepada Runiti. Bahkan, seluruh jemaah yang tergabung dalam satu kloter merasa jika Runiti adalah keluarga baru yang dititipkan Allah SWT kepada mereka.
"Alhamdulillah, di pesawat beliau senang, gembira dan kemudian siap menjalankan ibadah haji serta umrah. Beliau sudah kami berikan bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat untuk bisa melaksanakan ibadah haji serta umrah sesuai tuntunan sunah Rasulullah," ujar Khabibur.
Niat kuat Runiti tetap menjalankan ibadah haji juga didukung keluarganya. "InsyaAllah tegar dan ikhlas, karena dari pihak keluarga yang di rumah InsyaAllah akan mengurus beliau. Dan beliau diminta untuk meneruskan ibadah haji dan umrah," ucapnya.
Untuk menjaga semangat Runiti selama di Tanah Suci, dia bersama ketua rombongan dan regu serta jemaah lainnya akan terus memberikan pendampingan.
"Nanti dengan teman - teman yang satu regu InsyaAllah sudah kompak dan solidaritas. Ketua regu dan kami termasuk ketua kloter InsyaAllah siap lakukan pendampingan," katanya.
(jon)