Dear Jemaah, Istirahat Dahulu sebelum Laksanakan Umrah Wajib
Sabtu, 25 Mei 2024 - 15:15 WIB
JEDDAH - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau agar jemaah haji yang tiba di Mekkah beristirahat dahulu sebelum melakukan umrah wajib. Untuk waktunya dikoordinasikan dengan ketua kelompok terbang (kloter).
"Imbauan serupa disampaikan PPIH agar umrah wajib bagi jemaah lansia, risiko tinggi, jemaah sakit, dan jemaah menggunakan kursi roda dilaksanakan setelah selesainya jemaah yang lain, kecuali jemaah yang memiliki pendamping," kata anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Sabtu (25/05/2024).
"PPIH meminta Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang menyertai jemaah agar bekerja sama dengan PPIH kloter," katanya.
Widi menyampaikan, untuk menjaga kesehatan, jemaah dapat melaksanakan salat dan aktivitas ibadah sunnah lainnya di hotel dan masjid sekitar hotel. Menurutnya, salat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan salat atau beribadah di Masjidilharam.
"Jumhur ulama mengatakan, keistimewaan Tanah Haram mencakup seluruh wilayah Tanah Haram," ucapnya.
Karenanya, ia melanjutkan, pelipatgandaan pahala salat atau ibadah di Mekkah tidak dikhususkan di Masjidilharam saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram. "Jemaah tidak perlu khawatir, bila salat di hotel atau masjid sekitar hotel tidak memperoleh pahala sebagaimana bila salat di Masjidilharam," katanya.
Selain itu, kata Widi, jemaah diminta membatasi ibadah umrah dan sunah berulang dan berziarah ke lokasi yang letaknya jauh dari hotel. Aktivitas ibadah sunah yang berlebihan berpotensi jemaah akan kelelahan. "Persiapkan stamina tubuh sebaik mungkin untuk puncak haji nanti," katanya.
Widi mengingatkan agar jemaah ketika ke Masjidilharam atau berpergian ke luar hotel melengkapi diri dengan alat pelindung diri berupa payung atau topi lebar untuk menghindari sengatan terik matahari. "Selalu membawa dokumen penting berupa paspor dan dokumen penting lainnya, serta membawa kantong sandal dan dibawa saat ibadah di masjid," katanya.
"Jangan meletakkan sandal di sembarang tempat di masjid, karena berpotensi hilang dan lupa. Berjalan tanpa alas kaki atau sandal berisiko kaki melepuh terutama di lantai luar masjid dan terminal bus," katanya.
"Selalu mengenakan identitas pengenal berupa gelang dan smart card, tetap berkelompok dan jangan memisahkan diri untuk menghindari tersesat di masjid atau terminal bus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang ada di area Masjidilharam dan terminal," ucapnya.
"Imbauan serupa disampaikan PPIH agar umrah wajib bagi jemaah lansia, risiko tinggi, jemaah sakit, dan jemaah menggunakan kursi roda dilaksanakan setelah selesainya jemaah yang lain, kecuali jemaah yang memiliki pendamping," kata anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Sabtu (25/05/2024).
"PPIH meminta Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang menyertai jemaah agar bekerja sama dengan PPIH kloter," katanya.
Widi menyampaikan, untuk menjaga kesehatan, jemaah dapat melaksanakan salat dan aktivitas ibadah sunnah lainnya di hotel dan masjid sekitar hotel. Menurutnya, salat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan salat atau beribadah di Masjidilharam.
"Jumhur ulama mengatakan, keistimewaan Tanah Haram mencakup seluruh wilayah Tanah Haram," ucapnya.
Karenanya, ia melanjutkan, pelipatgandaan pahala salat atau ibadah di Mekkah tidak dikhususkan di Masjidilharam saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram. "Jemaah tidak perlu khawatir, bila salat di hotel atau masjid sekitar hotel tidak memperoleh pahala sebagaimana bila salat di Masjidilharam," katanya.
Selain itu, kata Widi, jemaah diminta membatasi ibadah umrah dan sunah berulang dan berziarah ke lokasi yang letaknya jauh dari hotel. Aktivitas ibadah sunah yang berlebihan berpotensi jemaah akan kelelahan. "Persiapkan stamina tubuh sebaik mungkin untuk puncak haji nanti," katanya.
Widi mengingatkan agar jemaah ketika ke Masjidilharam atau berpergian ke luar hotel melengkapi diri dengan alat pelindung diri berupa payung atau topi lebar untuk menghindari sengatan terik matahari. "Selalu membawa dokumen penting berupa paspor dan dokumen penting lainnya, serta membawa kantong sandal dan dibawa saat ibadah di masjid," katanya.
"Jangan meletakkan sandal di sembarang tempat di masjid, karena berpotensi hilang dan lupa. Berjalan tanpa alas kaki atau sandal berisiko kaki melepuh terutama di lantai luar masjid dan terminal bus," katanya.
"Selalu mengenakan identitas pengenal berupa gelang dan smart card, tetap berkelompok dan jangan memisahkan diri untuk menghindari tersesat di masjid atau terminal bus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang ada di area Masjidilharam dan terminal," ucapnya.
(abd)