Kisah Pasukan Muslim Mengusir Romawi dari Farama: Begini Sikap Orang-Orang Mesir

Sabtu, 22 Juni 2024 - 13:47 WIB
Sesudah Farama dibebaskan, sebuah pasukan dari pedalaman yang tinggal di perbatasan-­perbatasan Sahara Mesir bergabung pula dengan Amr. Ilustrasi: Ist
Penaklukan Farama, Mesir, oleh pasukan kecil Amr bin Ash dicatat dalam sejarah sebagai keajaiban. Bagaimana bisa dengan kekuatan yang kecil itu pasukan Muslim dapat mengepung kota dengan tembok-tembok dan benteng-benteng yang begitu kuat dan kukuh, melumpuhkan pasukan Romawi , menyerbu tembok-tembok dan menerobos benteng-benteng itu semua.

"Amr bin Ash melakukan itu selama satu bulan menurut satu sumber terkenal, dan dua bulan menurut sumber yang lain," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" dan diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000).

Dari waktu ke waktu pasukan Romawi keluar dari benteng menghadapi pasukan Amr kemudian mundur kembali bertahan di dalam kota.



Sementara itu Amr sendiri mengadakan serangan ke sekitar kota dengan pasukan kecil berkuda, kekuatan yang didatangkan disesuaikan dengan yang diperlukan pasukannya.

Sesudah ternyata pengepungan itu berlangsung lama, garnisun kota memang sedang menunggu-nunggu pemerintah pusat akan mengirimkan bala bantuan untuk mengusir mereka dari Mesir. Tetapi bala bantuan itu tak kunjung datang, juga garnisun itu tidak menerima berita apa pun yang menggembirakan bahwa bantuan sudah hampir tiba.

Waktu itulah komandan pasukan Romawi keluar ke balik tembok mempertaruhkan diri berhadapan muka dengan musuh, dengan harapan akan memperoleh kemenangan.

Tetapi tak lama setelah terjadi pertempuran sengit ia melihat pasukan Muslimin tak ubahnya seperti singa yang sudah tak pedulikan maut. Ia memerintahkan pasukannya menarik diri dan berlindung ke dalam benteng-benteng itu.

Melihat mereka mundur pasukan Muslimin terus mengejar mereka sambil melakukan serangan gencar sehingga barisan mereka kacau balau.

Pasukan Amr dapat mendahului mereka sampai ke pintu kota dan berhasil menguasainya, dan terus melewati tembok-tembok itu ke benteng-benteng mereka yang berhasil pula diduduki.



Tak ada jalan lain buat pihak Romawi kecuali menyerah. Amr pun sudah dapat menguasai kota. Benteng-benteng yang paling kuat mereka hancurkan, kapal-kapal yang merapat di pelabuhan dekat kota itu dibakar dan semua gereja atau biara yang mungkin dipakai tempat bertahan dirobohkan.

Kemudian semua itu digunakan sebagai gardu untuk mengamankan jalan ke Palestina dan ke negeri-negeri Arab. Sekarang ia memikirkan langkah apa yang harus diambil selanjutnya setelah memenangkan pertempuran pertama di jantung Mesir ini.

Sikap Orang-Orang Mesir

Haekal mengatakan apa sebab Muqauqis, gubernur Iskandariah Mesir, enggan memasok bantuan kepada garnisun Farama? Pertanyaan ini terlintas dalam pikiran setiap sejarawan.

Butler berpendapat bahwa diamnya Muqauqis itu tak dapat ditafsirkan lain daripada pengkhianatan Cyrus terhadap Kaisar, karena ia memang menginginkan keuskupan Iskandariah terpisah dan lepas dari Konstantinopel, dengan mengadakan persetujuan dengan pihak Arab dan memberikan bantuan kepada mereka.



Menurut Haekal, pendapat Butler ini tidak didukung oleh dasar kenyataan apa pun, hanya disimpulkannya begitu saja dari beberapa peristiwa.

"Menurut hemat kami, pendapatnya itu terdorong oleh perasaan ia sebagai seorang Kristiani, bukan oleh kenyataan sejarah, mengingat bahwa memang belum ada satu pun orang Arab yang pernah dijumpainya, dan terbukti pula setelah itu dia memerangi Amr dan kaum Muslimin di Babilon dan di Iskandariah," ujar Haekal.

Pendapat yang mengatakan bahwa dia telah mengkhianati kerajaan Romawi untuk tujuan pribadinya, adalah suatu kesimpulan yang dasarnya hanyalah perasaan, bukan berlandaskan logika sejarah.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَـتَّخِذُوا الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا دِيۡنَكُمۡ هُزُوًا وَّلَعِبًا مِّنَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَالۡـكُفَّارَ اَوۡلِيَآءَ‌ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ (٥٧) وَ اِذَا نَادَيۡتُمۡ اِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوۡهَا هُزُوًا وَّلَعِبًا‌ ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَعۡقِلُوۡنَ (٥٨)
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang-orang kafir (orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman. Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) shalat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.

(QS. Al-Maidah Ayat 57-58)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More