Tahun Baru Hijriah dan Keistimewaan Bulan Muharram yang Patut Diketahui
Kamis, 04 Juli 2024 - 05:15 WIB
Tahun baru hijriah dimulai dengan bulan Muharram , bulan yang termasuk satu dari empat bulan yang diagungkan Allah (Asyhurul hurum). Setidaknya ada tiga keistimewaan dan keutamaan bulan Muharam yang patut kita ketahui.
Artinya: "Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah. Sementara Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa bulan ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya.
Orang-orang terdahulu menyebut bulan Muharram ini dengan nama Shafar Awwal. Kemudian ketika Islam datang, Allah mengganti nama bulan ini dengan Al-Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada diri-Nya (Syahrullah).
"Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di Hari Asyura' (10 Muharam). Beliau bertanya, "Hari apa ini?" Mereka menjawab, "Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian." Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa." (HR Al-Bukhari)
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus." (QS At-Taubah Ayat 36)
Di antara bulan-bulan yang 12 itu ada 4 bulan yang ditetapkan sebagai bulan haram yaitu bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab. Keempat bulan itu wajib dihormati dan tidak boleh melakukan peperangan dan menganiaya diri sendiri. Ketetapan ini berlaku pula dalam syariat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai kepada syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
"Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa di Hari 'Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka." (HR Al-Bukhari)
Adapun keutamaan puasa ini diriwayatkan dalam Hadits dari Abu Qatadah, bahwa puasa tersebut bisa menghapus dosa-dosa kita selama setahun yang telah lalu. (HR Muslim)
Imam An-Nawawi menjelaskan hadits di atas beliau berkata: "Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya."
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata pada saat Rasulullah melaksanakan shaum Asyura dan memerintah para sahabat untuk melaksanakannnya, mereka berkata, "Wahai Rasulullah hari tersebut (Asyura) adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani". Maka Rasulullah bersabda, "Insya Allah jika sampai tahun yang akan datang aku akan shaum pada hari kesembilannya." Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat sebelum sampai tahun berikutnya." (HR Muslim 1134)
Rasulullah bersabda: "Shaumlah kalian pada hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Shaumlah kalian sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya." (HR Ath-Thahawy, Baihaqi dan Ibnu Huzaimah)
"Puasalah hari Asyura dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya." (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Imam Ahmad mengatakan, "Jika awal bulan Muharram tidak jelas maka sebaiknya puasa tiga hari (tanggal 9, 10, dan 11 Muharram), Ibnu Sirrin menjelaskan demikian. Beliau mempraktikkan hal itu agar lebih yakin untuk mendapatkan puasa tanggal 9 dan 10."
Pada hari Asyura disunnahkan untuk bersedekah, menurut kalangan mazhab Malik. Sedangkan menurut mazhab lainnya, tidak ada landasan dalil yang secara khusus menyebutkan hal itu. Sebabnya adalah karena mereka mendhaifkan hadits tersebut di atas.
Selain itu diriwayatkan pula bahwa Sayyidina Umar menjamu tamu dengan jamuan khusus, pada malam 10 Muharram (Musnad Imam Thabrani, Tafsir Ibnu katsir Juz 3 hal 244)
Wallahu A'lam
Berikut Tiga Keistimewaan dan Keutamaan Bulan Muharram:
1. Dinamakan Syahrullah Atau Bulan Allah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
Artinya: "Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah. Sementara Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa bulan ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya.
Orang-orang terdahulu menyebut bulan Muharram ini dengan nama Shafar Awwal. Kemudian ketika Islam datang, Allah mengganti nama bulan ini dengan Al-Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada diri-Nya (Syahrullah).
2. Bulan Kemenangan Nabi Musa atas Fir'aun
Dari Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma, beliau menceritakan:لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
"Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di Hari Asyura' (10 Muharam). Beliau bertanya, "Hari apa ini?" Mereka menjawab, "Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian." Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa." (HR Al-Bukhari)
3. Bulan Suci yang Dimuliakan Allah
Kemuliaan Muharam sebagai salah satu bulan haram dinyatakan Allah dalam Al-Qur'an:إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus." (QS At-Taubah Ayat 36)
Di antara bulan-bulan yang 12 itu ada 4 bulan yang ditetapkan sebagai bulan haram yaitu bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab. Keempat bulan itu wajib dihormati dan tidak boleh melakukan peperangan dan menganiaya diri sendiri. Ketetapan ini berlaku pula dalam syariat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai kepada syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Amalan yang Dianjurkan
Muharam merupakan bulan yang baik untuk menghidupkan amalan-amalan saleh. Ada beberapa amalan sunnah yang dapat dikerjakan umat muslim di bulan Muharram. Berikut amalannya:1. Puasa Sunnah Asyura
Asyura merupakan puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram. Setiap umat Islam yang mengerjakannya akan meraih pahala, tetapi tidak berdosa bagi yang tidak mengerjakannya. Hadits dari Sayyidah Aisyah yang diriwayatkan Imam Bukhari menerangkan:كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
"Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa di Hari 'Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka." (HR Al-Bukhari)
Adapun keutamaan puasa ini diriwayatkan dalam Hadits dari Abu Qatadah, bahwa puasa tersebut bisa menghapus dosa-dosa kita selama setahun yang telah lalu. (HR Muslim)
Imam An-Nawawi menjelaskan hadits di atas beliau berkata: "Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya."
2. Melaksanakan Puasa Tasu'a untuk Menyelisihi Kaum Yahudi
Untuk membedakan umatnya dengan Yahudi, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya berpuasa pada tanggal 9 Muharram yang dikenal dengan Puasa Tasu'a. Diketahui, Yahudi hanya melaksanakan puasa pada Tanggal 10 Muharram saja.Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata pada saat Rasulullah melaksanakan shaum Asyura dan memerintah para sahabat untuk melaksanakannnya, mereka berkata, "Wahai Rasulullah hari tersebut (Asyura) adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani". Maka Rasulullah bersabda, "Insya Allah jika sampai tahun yang akan datang aku akan shaum pada hari kesembilannya." Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat sebelum sampai tahun berikutnya." (HR Muslim 1134)
Rasulullah bersabda: "Shaumlah kalian pada hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Shaumlah kalian sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya." (HR Ath-Thahawy, Baihaqi dan Ibnu Huzaimah)
3. Puasa Sunnah Setelah Hari Asyura
Sebagian besar para ulama menganjurkan puasa sunnah pada tanggal 11 Muharram atau setelah menunaikan puasa Asyura.صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما
"Puasalah hari Asyura dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya." (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Imam Ahmad mengatakan, "Jika awal bulan Muharram tidak jelas maka sebaiknya puasa tiga hari (tanggal 9, 10, dan 11 Muharram), Ibnu Sirrin menjelaskan demikian. Beliau mempraktikkan hal itu agar lebih yakin untuk mendapatkan puasa tanggal 9 dan 10."
4. Meluaskan Belanja pada Hari Asyura
Dari Hadits Abi Said Al-Khudhri bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan atasnya belanja selama setahun."5. Bersedekah Pada Hari Asyura
Rasulullah bersabda: "Siapa yang puasa hari Asyura, dia seperti puasa setahun. Dan siapa yang bersedekah pada hari itu, dia seperti bersedekah selama setahun."Pada hari Asyura disunnahkan untuk bersedekah, menurut kalangan mazhab Malik. Sedangkan menurut mazhab lainnya, tidak ada landasan dalil yang secara khusus menyebutkan hal itu. Sebabnya adalah karena mereka mendhaifkan hadits tersebut di atas.
6. Menyantuni Anak Yatim dan Menjamu Tamu
Diriwayatkan juga bahwa Rasuluullah sangat menyayangi anak-anak yatim, dan lebih menyayangi mereka pada hari Asyura 10 Muharram. Bersedekah pada 10 muharram bukan hanya kepada anak yatim, tetapi juga keluarga, anak, istri, suami dan orang orang terdekat. Karena itu sunnah Beliau dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul Qadir)Selain itu diriwayatkan pula bahwa Sayyidina Umar menjamu tamu dengan jamuan khusus, pada malam 10 Muharram (Musnad Imam Thabrani, Tafsir Ibnu katsir Juz 3 hal 244)
Wallahu A'lam
(wid)