Kisah Shalahuddin Al Ayyubi Bebaskan Wilayah Al-Kruk dan Acre dari Pendudukan Eropa
Kamis, 18 Juli 2024 - 14:17 WIB
Ia adalah pahlawan Eropa yang sangat terkenal, yang telah meninggalkan luka mendalan dalam diri kaum Muslimin.
Mereka mendapat pampasan perang, menjarah dan pulang dalam keadaan selamat melalui Thabariyyah. Di sana ada Raja Tripoli yang mendukung serbuan itu.
Ini merupakan pembebasan yang sangat besar, karena para ksatria dan milisia merupakan ujung tombak bangsa Eropa. Berita gembira ini disampaikan kepada Shalahuddin.
Kembalinya Shalahuddin
Setelah mendengar berita mengenai kekalahan para ksatria dan milisia Eropa, serta banyaknya korban jiwa dan tawanan dari Eropa, Shalahuddin segera kembali dari al-Kurk ke tengah-tengah pasukannya yang diserahkan kepada putranya al-Malik al-Afdhal.
Banyak emir dan prajurit yang menyusulnya. Mereka berkumpul dan bersatu sehingga jumlahnya mencapai 12.000 orang tentara dari pasukan para penguasa daerah, untuk selanjutnya kekuatan ini bergerak seluruhnya.
Shalahuddin lalu mengatur pasukannya, dan menempatkan mereka pada posisi masing-masing. Ia memerintahkan pasukannya itu untuk tetap menempati posisinya tersebut, dan ia sendiri yang akan langsung mengawasi dan memimpin mereka.
Selanjutnya tibalah ia di al-Aqhawanah yang berada di dekat Thabariyyah.
Raja Tripoli yang ada di sana saat itu masih berpihak kepada Shalahuddin, sebagaimana telah kita sebutkan. Surat-surat masih dikirim untuk menagih janji Shalahuddin yang menjanjikannya kemenangan dan dukungan.
Mereka mendapat pampasan perang, menjarah dan pulang dalam keadaan selamat melalui Thabariyyah. Di sana ada Raja Tripoli yang mendukung serbuan itu.
Ini merupakan pembebasan yang sangat besar, karena para ksatria dan milisia merupakan ujung tombak bangsa Eropa. Berita gembira ini disampaikan kepada Shalahuddin.
Kembalinya Shalahuddin
Setelah mendengar berita mengenai kekalahan para ksatria dan milisia Eropa, serta banyaknya korban jiwa dan tawanan dari Eropa, Shalahuddin segera kembali dari al-Kurk ke tengah-tengah pasukannya yang diserahkan kepada putranya al-Malik al-Afdhal.
Banyak emir dan prajurit yang menyusulnya. Mereka berkumpul dan bersatu sehingga jumlahnya mencapai 12.000 orang tentara dari pasukan para penguasa daerah, untuk selanjutnya kekuatan ini bergerak seluruhnya.
Shalahuddin lalu mengatur pasukannya, dan menempatkan mereka pada posisi masing-masing. Ia memerintahkan pasukannya itu untuk tetap menempati posisinya tersebut, dan ia sendiri yang akan langsung mengawasi dan memimpin mereka.
Selanjutnya tibalah ia di al-Aqhawanah yang berada di dekat Thabariyyah.
Raja Tripoli yang ada di sana saat itu masih berpihak kepada Shalahuddin, sebagaimana telah kita sebutkan. Surat-surat masih dikirim untuk menagih janji Shalahuddin yang menjanjikannya kemenangan dan dukungan.
(mhy)