Kisah Damaskus Runtuh: Jenderal Byzantium Kehilangan Mata dan Ribuan Tentara
Senin, 22 Juli 2024 - 07:48 WIB
Keberhasilan Khalid mengalahkan Damaskus tidak dapat dipisahkan dari rakyat Damaskus sendiri. Seorang pemimpin gereja di Damaskus memberikan informasi penting bahwa pada malam hari Damaskus akan merayakan sebuah pesta sehingga Khalid beserta pasukan pilihannya memutuskan untuk memanjat dinding untuk membuka gerbang timur atau Bab al-Syarqi pada tangga tersebut.
Terbukanya Bab al-Syarqi padamalam itu membuat pasukan Islam dengan leluasa memasuki Damaskus dan memulai peperangan dalam kota. Kondisi pasukan Byzantium yang tidak siap mengakibatkan mereka terdesak dan dapat dikalahkan dengan mudah.
Thomas mengetahui bahwa pasukan Khalid akan memenangkan pertempuran dengan cepat. Thomas bergerak ke gerbang al-Jabiyah yang sedang dikepung oleh pasukan Abu Ubaidah. Tujuannya adalah menyerah dan bersedia membayar jizyah.
Abu Ubaidah menyanggupi permintaan Thomas dan tidak mengetahui bahwa pasukan Khalid sedang bertempur dan selangkah lagi akan menaklukkan Damaskus.
Perjanjian damai dari Thomas tersebut mengakhiri pertempuran Khalid di kota, dan sejak itu Damaskus diserahkan kepada Khalid bin Walid.
Alexander Mikaberidze dalam bukunya berjudul "Conflict and Conquest in the Islamic World: A Historical Encyclopedia Volume 1" menyebut perjanjian damai yang tanpa sepengetahuan Khalid, menjadikan pasukan Islam tidak dapat menaklukkan secara penuh karena hak penduduk Damaskus telah diakui setelah membayar jizyah.
Khalid menginginkan Damaskus dikuasai dengan cara memenangkan perang sehingga semua dapat dikuasai oleh pasukan Islam. Penguasaan tersebut membuat Islam akan semakin kuat di Damaskus karena tambahan pundi-pundi ekonomi setelah penaklukkan.
Abu Ubaidah akhirnya membujuk Khalid, bahwa penaklukkan melalui perjanjian damai akan menguntungkan Islam dalam menaklukkan daerah-daerah lain.
Maksud dari Abu Ubaidah adalah dengan memberikan perdamaian di kota-kota lain, kaum selain Islam akan berpikir bahwa lebih baik menyerah daripada berperang. Karena dengan menyerah kepada Islam, hak-hak sebagai manusia merdeka tetap dimiliki.
Saran Abu Ubaidah akhirnya dapat diterima, dan Khalid menandatangani perjanjian damai dengan Thomas. Kematangan Abu Ubaidah dalam bertempur membuat Umar bin Khattab, khalifah yang baru terpilih menggantikan Khalifah Abu Bakar, mengangkat Abu Ubaidah menjadi jenderal utama menggantikan posisi Khalid bin Walid.
Terbukanya Bab al-Syarqi padamalam itu membuat pasukan Islam dengan leluasa memasuki Damaskus dan memulai peperangan dalam kota. Kondisi pasukan Byzantium yang tidak siap mengakibatkan mereka terdesak dan dapat dikalahkan dengan mudah.
Thomas mengetahui bahwa pasukan Khalid akan memenangkan pertempuran dengan cepat. Thomas bergerak ke gerbang al-Jabiyah yang sedang dikepung oleh pasukan Abu Ubaidah. Tujuannya adalah menyerah dan bersedia membayar jizyah.
Abu Ubaidah menyanggupi permintaan Thomas dan tidak mengetahui bahwa pasukan Khalid sedang bertempur dan selangkah lagi akan menaklukkan Damaskus.
Perjanjian damai dari Thomas tersebut mengakhiri pertempuran Khalid di kota, dan sejak itu Damaskus diserahkan kepada Khalid bin Walid.
Alexander Mikaberidze dalam bukunya berjudul "Conflict and Conquest in the Islamic World: A Historical Encyclopedia Volume 1" menyebut perjanjian damai yang tanpa sepengetahuan Khalid, menjadikan pasukan Islam tidak dapat menaklukkan secara penuh karena hak penduduk Damaskus telah diakui setelah membayar jizyah.
Khalid menginginkan Damaskus dikuasai dengan cara memenangkan perang sehingga semua dapat dikuasai oleh pasukan Islam. Penguasaan tersebut membuat Islam akan semakin kuat di Damaskus karena tambahan pundi-pundi ekonomi setelah penaklukkan.
Abu Ubaidah akhirnya membujuk Khalid, bahwa penaklukkan melalui perjanjian damai akan menguntungkan Islam dalam menaklukkan daerah-daerah lain.
Maksud dari Abu Ubaidah adalah dengan memberikan perdamaian di kota-kota lain, kaum selain Islam akan berpikir bahwa lebih baik menyerah daripada berperang. Karena dengan menyerah kepada Islam, hak-hak sebagai manusia merdeka tetap dimiliki.
Saran Abu Ubaidah akhirnya dapat diterima, dan Khalid menandatangani perjanjian damai dengan Thomas. Kematangan Abu Ubaidah dalam bertempur membuat Umar bin Khattab, khalifah yang baru terpilih menggantikan Khalifah Abu Bakar, mengangkat Abu Ubaidah menjadi jenderal utama menggantikan posisi Khalid bin Walid.
(mhy)