Pelaku Bisnis Israel dan AS Bahas Megaproyek Gaza, di Tengah Genosida Warga Palestina
Selasa, 30 Juli 2024 - 07:57 WIB
Genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza ternyata menjadi bagian dari rencana besar bisnis bisnis kaum Zionis internasional. Ognian Kassabov mengungkap selama 9 bulan terakhir, pada saat populasi Palestina dimusnahkan, pertemuan telah diadakan antara perusahaan dan berbagai entitas bisnis dan politik untuk membahas megaproyek rekonstruksi di Gaza.
"Pesertanya termasuk perusahaan yang merancang proyek pembangunan perkotaan berskala besar dan perusahaan konsultan internasional besar," tulis Ognian Kassabov dalam artikelnya berjudul "Gaza is the fate of humanity" yang dilansir Al Jazeera pada Ahad, 28 Juli 2024.
Pengajar filsafat yang telah menghasilkan penelitian mendalam tentang teori politik, bencana, sejarah, dan harapan ini juga mengungkap bahwa Jared Kushner, menantu calon presiden AS Donald Trump, secara terbuka memuji “potensi yang sangat berharga” dari “properti tepi laut” di Gaza.
Genosida
Statistik resmi menunjukkan jumlah warga Palestina yang tewas oleh kebiadaban Isral hampir 40.000 dan ribuan orang hilang. Perkiraan ilmiah menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 186.000 orang.
Menurutnya, melanjutkan pemboman di seluruh Gaza – termasuk 'zona aman' – serta meluasnya kelaparan dan penyakit akan meningkatkan jumlah korban jiwa yang mengejutkan ini menjadi lebih tinggi lagi.
"Meskipun beberapa orang mengaitkan kebrutalan Israel dengan sifat dendam, ada logika ekonomi yang jelas di balik hal tersebut. Dan hal ini membuat genosida yang sedang berlangsung semakin mengerikan," ujar Ognian Kassabov.
Budaya dan kehidupan penduduk asli Palestina – yaitu pemeliharaan lahan secara hati-hati yang diwujudkan dalam lambatnya pertumbuhan pohon zaitun – harus dimusnahkan untuk membuka jalan bagi ekstraksi nilai yang sangat cepat dan berteknologi tinggi yang menghancurkan hubungan sosial dan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Hal ini akan mengantarkan distopia perkotaan kelas atas tanpa wajah.
Ketika genosida terjadi, rencana seperti Gaza 2035 berfungsi untuk mengaburkan penderitaan rakyat Palestina dengan daya tarik “peradaban”, seperti yang dikatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada Kongres AS. "Tapi ini bukan sekadar aksi PR. Inilah yang sedang dilakukan oleh para elit politik di Israel dan negara-negara lain," katanya.
Unsur-unsur Gaza 2035 terlihat jelas bahkan dalam upaya kelompok sayap kanan ekstrim di pemerintahan Netanyahu untuk memerintah Israel.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, misalnya, mendorong anggaran negara tahun 2025 yang akan menerapkan penghematan pada warga Israel dan memprioritaskan sektor teknologi tinggi dan real estat.
"Pesertanya termasuk perusahaan yang merancang proyek pembangunan perkotaan berskala besar dan perusahaan konsultan internasional besar," tulis Ognian Kassabov dalam artikelnya berjudul "Gaza is the fate of humanity" yang dilansir Al Jazeera pada Ahad, 28 Juli 2024.
Pengajar filsafat yang telah menghasilkan penelitian mendalam tentang teori politik, bencana, sejarah, dan harapan ini juga mengungkap bahwa Jared Kushner, menantu calon presiden AS Donald Trump, secara terbuka memuji “potensi yang sangat berharga” dari “properti tepi laut” di Gaza.
Genosida
Statistik resmi menunjukkan jumlah warga Palestina yang tewas oleh kebiadaban Isral hampir 40.000 dan ribuan orang hilang. Perkiraan ilmiah menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 186.000 orang.
Menurutnya, melanjutkan pemboman di seluruh Gaza – termasuk 'zona aman' – serta meluasnya kelaparan dan penyakit akan meningkatkan jumlah korban jiwa yang mengejutkan ini menjadi lebih tinggi lagi.
"Meskipun beberapa orang mengaitkan kebrutalan Israel dengan sifat dendam, ada logika ekonomi yang jelas di balik hal tersebut. Dan hal ini membuat genosida yang sedang berlangsung semakin mengerikan," ujar Ognian Kassabov.
Budaya dan kehidupan penduduk asli Palestina – yaitu pemeliharaan lahan secara hati-hati yang diwujudkan dalam lambatnya pertumbuhan pohon zaitun – harus dimusnahkan untuk membuka jalan bagi ekstraksi nilai yang sangat cepat dan berteknologi tinggi yang menghancurkan hubungan sosial dan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Hal ini akan mengantarkan distopia perkotaan kelas atas tanpa wajah.
Ketika genosida terjadi, rencana seperti Gaza 2035 berfungsi untuk mengaburkan penderitaan rakyat Palestina dengan daya tarik “peradaban”, seperti yang dikatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada Kongres AS. "Tapi ini bukan sekadar aksi PR. Inilah yang sedang dilakukan oleh para elit politik di Israel dan negara-negara lain," katanya.
Unsur-unsur Gaza 2035 terlihat jelas bahkan dalam upaya kelompok sayap kanan ekstrim di pemerintahan Netanyahu untuk memerintah Israel.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, misalnya, mendorong anggaran negara tahun 2025 yang akan menerapkan penghematan pada warga Israel dan memprioritaskan sektor teknologi tinggi dan real estat.
(mhy)