Perang Salib II: Kisah 4 Penyebab Kekalahan Pasukan Salib Melawan Kekhalifahan Islam

Kamis, 01 Agustus 2024 - 15:14 WIB
Berlangsungnya Perang Salib II ini justru memberikan kejayaan bagi Kekhalifahan Islam Turki Seljuk karena dapat memenangkan pertempuran di Anatolia. Ilustrasi: Ist
Perang Salib II terjadi pada 1147-1150. Berlangsungnya Perang Salib II ini justru memberikan kejayaan bagi Kekhalifahan Islam Turki Seljuk karena dapat memenangkan pertempuran di Anatolia. Kemenangan Turki Seljuk di kota ini mengakibatkan Byzantium melakukan perjanjian damai dengan Turki Seljuk.

Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut gagal mengalahkan Turki Seljuk, pasukan Salib di front timur berupaya ingin menguasai Mesir karena di Mesir terdapat banyak sekali pemeluk agama Kristen Koptik.

Rencana penyerangan ke Mesir tidak melibatkan Byzantium karena kepentingan Byzantium adalah untuk menguasai kembali Anatolia. Rencana untuk menaklukkan Mesir, selain karena demografi penduduk, adalah karena kondisi Kekhalifahan Fatimiyah yang terus terpuruk.



Menurut Jati Pamungkas, kekalahan pasukan Salib di front timur disebabkan oleh:

1. Tidak adanya komando yang jelas di dalam pasukan Salib karena raja-raja di Eropa seperti Conrad III dan Louis VII mulai terlibat. Hal tersebut mengakibatkan pasukan Salib bergerak sendiri-sendiri sehingga dapat dikalahkan dengan mudah oleh Islam.

2. Tujuan Perang Salib tidak lagi berdasarkan tujuan religiositas. Pasukan Salib membawa kepentingan raja dan bangsa demi kejayaan mereka masing-masing di Yerusalem ketika dapat memenangkan pertempuran.

3. Byzantium sebagai kerajaan terdekat dengan Yerusalem dengan mengirimkan pasukannya terlibat dalam Perang Salib yang lebih jauh dan rumit. Tujuan Byzantium adalah penaklukkan Turki Seljuk sebagai kekuatan yang mengancam mereka.



Menaklukkan Turki Seljuk mempunyai arti menaklukkan Anatolia. Keengganan Byzantium juga karena alasan agama; karena aliran Kristen mereka berbeda dengan aliran pasukan Salib yang dicetuskan oleh Kepausan. Perang Salib identik dengan Katolik sedangkan Byzantium identik dengan Kristen Timur atau Ortodoks.

4. Tidak ada komitmen dan prioritas dalam Perang Salib II. Tujuan utama sesuai perintah Paus Eugene III adalah merebut Edessa dan mendirikan pemerintahan Kristen kembali. Faktanya hal tersebut tidak pernah terwujud bahkan muncul rencana untuk menyerang Mesir.
(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, orang yang berkata bahwa Hujan turun kepada kita karena karunia Allah subhanahu wa ta'ala dan rahmat-Nya, maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata bahwa Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.

(HR. Bukhari No. 801)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More