Perang Salib II: Bukan Hanya Perang Katolik dengan Islam

Rabu, 31 Juli 2024 - 15:12 WIB
loading...
Perang Salib II: Bukan...
erang ini dilatarbelakangi oleh jatuhnya pemerintahan Kristen di Edessa yang didirikan oleh Baldwin I pada tahun 1098 sebelum menjadi raja di Yerusalem. Ilustrasi: Ist
A A A
Perang Salib II terjadi pada tahun 1147-1150. Perang ini dilatarbelakangi oleh jatuhnya pemerintahan Kristen di Edessa yang didirikan oleh Baldwin I pada tahun 1098 sebelum menjadi raja di Yerusalem .

Pemerintahan Kristen Edessa dikalahkan oleh Imad al-Din Zengi pada tahun 1144. Dia adalah pendiri Dinasti Zengi, bagian dari Turki Seljuk.

Paus yang berperan mengobarkan semangat Perang Salib II adalah Paus Eugene III.

Jonathan Phillips dalam bukunya berjudul "The Crusades 1095-1204" (New York: Routledge 2014) menyebut Perang Salib II merupakan perang yang diikuti oleh mayoritas kerajaan-kerajaan Kristen di Eropa , tidak seperti Perang Salib sebelumnya yang hanya didominasi oleh orang-orang Prancis .



Perang Salib II berbeda dengan Perang Salib I karena dipimpin langsung oleh seorang raja, yaitu Louis VII dari Prancis, dan Conrad III dari Kerajaan Suci Roma. Ia juga menyandang gelar “Raja Jerman”. Kerajaan Suci Roma didominasi orang-orang Jerman .

"Namun keduanya dikalahkan oleh Turki Seljuk Rum di Anatolia," kata Jonathan Phillips.

Perang Salib II tujuannya tidak hanya memerangi Islam, namun juga kepercayaan selain Katolik seperti kepercayaan pagan di Eropa.

Dalam hal memerangi selain Katolik, Kerajaan Byzantium dikecualikan. Seperti diketahui, Byzantium bukan bagian dari penganut Katolik, namun sebagai pemeluk Kristen Timur atau Kristen Ortodoks, mereka dianggap bukan ancaman.

Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" memaparkan Perang Salib II terbagi menjadi tiga front/pihak pertempuran. Pertama adalah front timur, yaitu di daerah Anatolia dan Syam .



Front kedua terjadi di Semenanjung Iberia, Spanyol , yang bertujuan memerangi kekuasaan Islam Dinasti Murabithun.

Front ketiga terjadi di Eropa Tengah yang bertujuan menyebarkan paham Katolik. Di Eropa Tengah masih banyak penduduk dari bangsa Slavia yang menyembah dewa-dewa pagan, sehingga tidak ada cara selain memanfaatkan momentum Perang Salib II untuk menyebarkan Katolik ke seluruh Eropa.

Dilihat dari banyaknya kerajaan yang terlibat Perang Salib II, sangat terlihat bahwa Perang Salib yang ini diikuti oleh seluruh kerajaan di Eropa.

Motivasi Eropa untuk menjadi kekuatan nomor satu sangat tinggi karena Islam yang begitu kuat dapat dikalahkan pada perang sebelumnya (mengacu pada kemenangan tentara Salib di Yerusalem pada tahun 1099).

Tidak hanya itu, Kristen juga dapat mendirikan pemerintahan di Yerusalem dan sekitarnya. Perang Salib II juga dijadikan momentum peningkatan strata sosial. Orang-orang Eropa ingin menjadi layaknya Godfrey, Raymond IV, Bohemond, dan Baldwin, yang berhasil meraih status dari “bangsawan kelas menengah” menjadi “raja”.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1818 seconds (0.1#10.140)