Perang Salib X: Kisah Pertempuran Alexandria selama 3 Hari
Sabtu, 10 Agustus 2024 - 08:05 WIB
Perang Salib X terjadi pada tahun 1365. Perang ini lebih terkenal dengan sebutan Pertempuran Alexandria. Motif perang ini lebih ke masalah perdagangan daripada agama. Kerajaan Siprus dan Republik Venesia terlibat perseteruan dagang dengan Dinasti Mamlukiyah di Mesir .
Siprus (Cyprus) adalah suatu pulau yang terletak di Laut Mediterania . Berada di sebelah selatan Turki dan sebelah barat Suriah . Pulau ini dikuasai oleh kerajaan Kristen dan menjadi pusat kekuatan pasukan salib. Kerajaan Kristen Siprus sangat keras permusuhannya terhadap Islam.
Pada 1365, Raja Siprus, Peter I, mengirim pasukan untuk menyerang Alexandria, satu kota pelabuhan di Mesir.
Sejarawan menyebutkan mereka melakukan pembantaian dan penjarahan di Alexandria sebagaimana pasukan salib pertama masuk ke Baitul Maqdis 1099, membantai penduduknya tanpa ampun. Malhamah Al-Iskandariyah, sejarawan, menyebutnya Tragedi Alexandria. Ketika pasukan Mamluk datang, pasukan salib Siprus segera keluar dari Alexandria.
Thomas Madden dalam bukunya berjudul "The Consice History of the Crusades" (Lanham: Rowman & Littlefield 2014) memaparkan penyerangan Alexandria hanya bertujuan menghancurkan stabilitas perekonomian Dinasti Mamlukiah. Kala itu, Alexandria adalah kota pelabuhan yang ramai di Mediterania, sehingga menyaingi keberadaan Venesia.
Pertempuran ini berlangsung selama tiga hari, yaitu tanggal 9-12 Oktober 1365.
Peter I, Raja Siprus, akhirnya menarik pasukan dari Alexandria kembali ke Siprus karena tidak mungkin menghadapi tentara Mamlukiyah yang datang dari Kairo.
Hanya saja, kejadian tersebut membuat sultan-sultan Mamluk marah dan berencana menuntut balas. Sayangnya, karena sejumlah permasalahan internal di pihak Mamluk, pembalasan atas Siprus baru terealisasi sekitar 59 tahun kemudian.
Tepatnya pada 1426, pada masa Sultan Al-Asyraf Barsbay. Sultan mengirim pasukan yang diangkut lebih dari 100 kapal perang menuju Siprus.
Pertempuran sengit terjadi di darat dan di laut. Perang ini dimenangkan pasukan muslim. Mereka mampu menerobos sampai ke jantung kota Nicosia, ibu kota Siprus. Pasukan Siprus menyerah. Banyak di antara mereka ditawan dan dibawa ke Mesir. Salah satu di antara tawanan itu adalah Janus, Raja Siprus. Penaklukan Siprus menandakan berakhirnya Perang Salib abad pertengahan.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" mengatakan setiap Perang Salib yang diikuti Republik Venesia mengarah pada motif ekonomi. Hal tersebut juga terjadi dalam Perang Salib X, juga Perang Salib IV.
Perang Salib X berjarak sangat lama dari perang-perang pendahulunya dan terkesan tidak memiliki keterkaitan. Oleh sebab itu, Pertempuran Alexandria tidak dimasukkan dalam Perang Salib oleh para sejarawan.
"Jadi, resminya, Perang Salib diakhiri tahun 1272, yaitu pada Perang Salib IX," tulis Jati Pamungkas.
Siprus (Cyprus) adalah suatu pulau yang terletak di Laut Mediterania . Berada di sebelah selatan Turki dan sebelah barat Suriah . Pulau ini dikuasai oleh kerajaan Kristen dan menjadi pusat kekuatan pasukan salib. Kerajaan Kristen Siprus sangat keras permusuhannya terhadap Islam.
Pada 1365, Raja Siprus, Peter I, mengirim pasukan untuk menyerang Alexandria, satu kota pelabuhan di Mesir.
Sejarawan menyebutkan mereka melakukan pembantaian dan penjarahan di Alexandria sebagaimana pasukan salib pertama masuk ke Baitul Maqdis 1099, membantai penduduknya tanpa ampun. Malhamah Al-Iskandariyah, sejarawan, menyebutnya Tragedi Alexandria. Ketika pasukan Mamluk datang, pasukan salib Siprus segera keluar dari Alexandria.
Thomas Madden dalam bukunya berjudul "The Consice History of the Crusades" (Lanham: Rowman & Littlefield 2014) memaparkan penyerangan Alexandria hanya bertujuan menghancurkan stabilitas perekonomian Dinasti Mamlukiah. Kala itu, Alexandria adalah kota pelabuhan yang ramai di Mediterania, sehingga menyaingi keberadaan Venesia.
Pertempuran ini berlangsung selama tiga hari, yaitu tanggal 9-12 Oktober 1365.
Peter I, Raja Siprus, akhirnya menarik pasukan dari Alexandria kembali ke Siprus karena tidak mungkin menghadapi tentara Mamlukiyah yang datang dari Kairo.
Hanya saja, kejadian tersebut membuat sultan-sultan Mamluk marah dan berencana menuntut balas. Sayangnya, karena sejumlah permasalahan internal di pihak Mamluk, pembalasan atas Siprus baru terealisasi sekitar 59 tahun kemudian.
Tepatnya pada 1426, pada masa Sultan Al-Asyraf Barsbay. Sultan mengirim pasukan yang diangkut lebih dari 100 kapal perang menuju Siprus.
Pertempuran sengit terjadi di darat dan di laut. Perang ini dimenangkan pasukan muslim. Mereka mampu menerobos sampai ke jantung kota Nicosia, ibu kota Siprus. Pasukan Siprus menyerah. Banyak di antara mereka ditawan dan dibawa ke Mesir. Salah satu di antara tawanan itu adalah Janus, Raja Siprus. Penaklukan Siprus menandakan berakhirnya Perang Salib abad pertengahan.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" mengatakan setiap Perang Salib yang diikuti Republik Venesia mengarah pada motif ekonomi. Hal tersebut juga terjadi dalam Perang Salib X, juga Perang Salib IV.
Perang Salib X berjarak sangat lama dari perang-perang pendahulunya dan terkesan tidak memiliki keterkaitan. Oleh sebab itu, Pertempuran Alexandria tidak dimasukkan dalam Perang Salib oleh para sejarawan.
"Jadi, resminya, Perang Salib diakhiri tahun 1272, yaitu pada Perang Salib IX," tulis Jati Pamungkas.
(mhy)