Perang Salib IX: Berakhirnya Pemerintahan Kristen di Timur Tengah

Jum'at, 09 Agustus 2024 - 15:45 WIB
loading...
Perang Salib IX: Berakhirnya...
Pada perang ini, Pasukan Salib mendapat bantuan Dinasti Ilkhan yang beragama Budha. Ilustrasi: Ist
A A A
Perang Salib IX terjadi pada tahun 1271-1272. Pada perang ini, Pasukan Salib mendapat bantuan Dinasti Ilkhan. Dinasti ini dipimpin Abaqa Khan yang merupakan pemeluk Agama Budha .

"Jadi secara segi agama Perang Salib IX tidak hanya diikuti oleh Kristen dan Islam ," tulis Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa".

Dinasti Ilkhan merupakan kekuatan baru dari pecahan Kerajaan Mongol. Dinasti ini berpusat di Tabriz. Pendiri Dinasti Ilkhan bernama Hulagu Khan yang sukses menghancurkan Baghdad pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah.



Jeffrey Ross dalam bukunya berjudul "Religion and Violence" (New York: Routledge, 2015) menjelaskan partisipasi Dinasti Ilkhan pada Perang Salib IX untuk membalas kekalahan terhadap Dinasti Mamluk pada Pertempuran di Ain Jalut pada tahun 1260.

Kemenangan Dinasti Mamlukiah pada tahun 1260 atas Mongol membuka kesempatan besar untuk menaklukkan pemerintahan Kristen di Timur Tengah.

Pada tahun 1268, pemerintahan Kristen di Antiokhia yang berdiri sejak 1098 berhasil ditaklukkan Mamlukiah. Selanjutnya Dinasti Mamlukiah ingin menaklukkan pemerintahan Kristen di Tripoli.

Jatuhnya Antiokhia membuat pemerintahan Kristen di Tripoli dan Kerajaan Yerusalem di Acre meminta bantuan kepada pasukan Salib di Eropa agar mengirimkan bantuan militer untuk melindungi invasi Mamlukiah.

Jati Pamungkas mengatakan sebenarnya Perang Salib IX berkaitan dengan Perang Salib VIII. Sesuai rencana sebelumnya, Louis IX dari Prancis telah bersepakat dengan Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Edward, untuk memulai Perang Salib dari Tunis selanjutnya menuju Mesir dan diteruskan ke Yerusalem.



Pangeran Edward terlambat datang untuk membantu Louis IX. Kabar meninggalnya Louis IX membuat Pangeran Edward melanjutkan perjalanannya ke Acre dan sampai di kota itu pada 9 Mei 1271.

Edward tidak sendirian, tetapi dibantu oleh saudara Louis IX, Charles, yang ikut bagian dalam Perang Salib IX. Kehadiran Edward membuat Tripoli terhindar dari invasi Mamlukiah di bawah kepemimpinan Baibars—karena Baibars mengubah rencana untuk tidak melanjutkan persiapan menyerang Tripoli.

Pada 4 September 1271, pasukan Salib mendapat bantuan militer dari Abaqa Khan, Raja Dinasti Ilkhan. Sebulan kemudian, pasukan Abaqa Khan sampai ke Syam dan telah siap berperang melawan Dinasti Mamlukiah.

Bantuan militer dari Dinasti Ilkhan membuat Dinasti Mamlukiah kewalahan. Dinasti Mamlukiah akhirnya menerima kekalahan setelah armada lautnya dikalahkan pasukan Salib, terutama oleh armada pasukan Salib dari Siprus.

Pada Mei 1272, diadakanlah Perjanjian Caesarea yang menyepakati perjanjian damai selama 10 tahun 10 bulan 10 hari antara pihak pasukan Salib dengan Dinasti Mamluk.

Dengan Perjanjian Caerasea, Edward kembali ke Inggris dan dinobatkan menjadi raja pada tahun 1274 menggantikan ayahnya, Henry III, yang telah meninggal dunia.



Perang Salib IX yang dimenangkan pasukan Salib justru membuat Kerajaan Surga di Timur Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Islam dan tidak ada Perang Salib selanjutnya.

Kerajaan Kristen yang tersisa di Timur Tengah hanyalah Kerajaan Siprus di Pulau Siprus yang mempunyai armada laut yang kuat.

Pada tahun 1289, pemerintahan Kristen di Tripoli dikalahkan Dinasti Mamlukiah di bawah kepemimpinan Sultan Qalawun. Dan pada tahun 1291, Kerajaan Yerusalem yang berpusat di Acre dikalahkan oleh Dinasti Mamlukiah di bawah kepemimpinan Sultan al-Asyraf Khalil.

Pada tahun 1291, pemerintahan Kristen di Timur Tengah telah berakhir.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2512 seconds (0.1#10.140)