Selain Puasa, Inilah Amalan Utama di Bulan Ramadhan
Sabtu, 02 Mei 2020 - 08:30 WIB
Sahabat Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhuma ketika beliau menginap di rumah Sayyidah Maymunah radhiyallaahu 'anha, beliau ingin mengetahui kebiasaan Nabi muhammad SAW dari sejak bangun tidur sampai malamnya. Maka dikisahkan oleh beliau, kebiasaan Nabi jika bangkit dari tidurnya beliau duduk sebentar.
Kemudian menghapus bekas ngantuknya dengan tangannya yang diduga bersih. Setelah itu membaca 11 ayat terakhir Surah Ali-'Imran, membaca doa bangun tidur dikuatkan di Hadits Al-Bukhari Nomor 181.
Setelah itu beliau pergi kemudian ke tempat tertutup kemudian menunaikan salat. Apa kata Ibnu Abbas? Salat Nabi ditunaikan 2 raka'at dulu ringan, kemudian tunaikan 2 raka'at, kemudian tunaikan 2 raka'at lagi, kemudian tunaikan 2 raka'at lagi, tunaikan 2 raka'at lagi, tunaikan 2 raka'at lagi baru kemudian witir 1 raka'at.
Ibnu Abbas sempat berada di belakang Nabi kemudian ditarik sejajar oleh Nabi untuk salat bareng. Ini menunjukkan salah satu kebolehan kalau makmumnya satu orang, iman satu orang, maka boleh makmum kemudian berada sejajar dengan imamnya berada di sebelah kanannya.
Jadi yang 2, 2, rakaat ujungnya 1 boleh. Mau yang 4, 4, 3 rakaat pun boleh. Karena itu sebagian sahabat ada yang mengerjakan sampai 23 rakaat yaitu ulama salafush saleh. Sayyidina Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu mengerjakannya 23 rakaat. Kalau ingin ditambahkan silakan karena Nabi Muhammad mengatakan tidak ada batasnya.
Wallahu A’lam Bish Showab
Kemudian menghapus bekas ngantuknya dengan tangannya yang diduga bersih. Setelah itu membaca 11 ayat terakhir Surah Ali-'Imran, membaca doa bangun tidur dikuatkan di Hadits Al-Bukhari Nomor 181.
Setelah itu beliau pergi kemudian ke tempat tertutup kemudian menunaikan salat. Apa kata Ibnu Abbas? Salat Nabi ditunaikan 2 raka'at dulu ringan, kemudian tunaikan 2 raka'at, kemudian tunaikan 2 raka'at lagi, kemudian tunaikan 2 raka'at lagi, tunaikan 2 raka'at lagi, tunaikan 2 raka'at lagi baru kemudian witir 1 raka'at.
Ibnu Abbas sempat berada di belakang Nabi kemudian ditarik sejajar oleh Nabi untuk salat bareng. Ini menunjukkan salah satu kebolehan kalau makmumnya satu orang, iman satu orang, maka boleh makmum kemudian berada sejajar dengan imamnya berada di sebelah kanannya.
Jadi yang 2, 2, rakaat ujungnya 1 boleh. Mau yang 4, 4, 3 rakaat pun boleh. Karena itu sebagian sahabat ada yang mengerjakan sampai 23 rakaat yaitu ulama salafush saleh. Sayyidina Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu mengerjakannya 23 rakaat. Kalau ingin ditambahkan silakan karena Nabi Muhammad mengatakan tidak ada batasnya.
Wallahu A’lam Bish Showab
(rhs)