Arti Ayat dan Jenisnya dalam Al Qur'an, Yuk Kenali dan Pahami

Senin, 19 Agustus 2024 - 16:42 WIB
Kitab suci Al Quran memiliki 114 surat dalam 30 juz. Masing-masing di antaranya terdiri atas ayat-ayat yang menjadi bagian tak terpisahkan di dalamnya. Foto ilustrasi/SINDOnews
Arti ayat dan jenisnya dalam Al Qur'an menarik untuk diulas. Umat Muslim bisa menjadikannya sebagai tambahan ilmu dan memahaminya dengan baik.

Allah SWT menurunkan kitab suci Al Qur'an sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi para hambanya yang beriman. Melalui Nabi Muhammad Saw, Al Qur'an turut menjadi mukjizat abadi yang punya makna sangat luas bagi umat Islam.

Kitab suci Al Qur'an memiliki 114 surat dalam 30 juz. Masing-masing di antaranya terdiri atas ayat-ayat yang menjadi bagian tak terpisahkan di dalamnya.

Lebih jauh, apa itu sebenarnya ayat dalam Al Qur'an ? Berikut ini penjelasannya yang bisa disimak.

Arti Ayat dan Jenisnya di Al Qur'an

1. Arti Ayat Al Qur'an

Ada beberapa pemaknaan tentang arti ‘ayat’ dalam Al Qur'an. Secara umum, ayat ini biasa dimaknai sebagai istilah yang merujuk kepada kalimat-kalimat dalam sebuah surat di Al Qur'an.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga mengartikan ayat sebagai “beberapa kalimat yang merupakan kesatuan maksud sebagai bagian surah dalam kitab suci Al Qur'an”. Lalu, ada pula yang menyebut bahwa ayat adalah firman Allah SWT, karena berisikan dalil berupa perintah yang harus dikerjakan, larangan yang harus dijauhi hingga pembuktian atas kebesaran-Nya.

Terlepas dari pemaknaan-pemaknaan di atas, umat Muslim akan setuju jika ayat ini dimaknai sebagai bagian pengisi tak terpisahkan dari surat-surat di Al Qur'an. Misalkan Surat Al Fatihah yang terdiri atas tujuh ayat, yakni dari “Bismillaahir Rahmaanir Rahiim” (ayat 1) sampai “Siraatal-laziina an'amta 'alaihim ghayril-maghduubi 'alaihim wa lad-daaalliin” (ayat 7).

2. Jenis Ayat Al Qur'an

Pada penjelasan sebelumnya, kita sepakat untuk memaknai ayat sebagai bagian tak terpisahkan dari surat di Al Quran. Ayat ini juga menjadi penyusun surat-surat tersebut menjadi satu kesatuan utuh.

Selain jenis surat dalam Al Quran yang biasa dibedakan antara Makkiyah dan Madaniyah, ayat juga punya perbedaan tersendiri. Beberapa di antaranya menyebutkan antara ayat muhkamat dan ayat mutasyabihat.

Pembagian itu didasarkan pada Surat Ali Imran ayat 7. Berikut bacaannya:

هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ مِنۡهُ اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الۡكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ‌ؕ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَهَ مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ وَمَا يَعۡلَمُ تَاۡوِيۡلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ؔ‌ۘ وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا ‌ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ


Terjemahan: "Dialah yang menurunkan Kitab (Al Quran) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, "Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami." Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal".

Ayat Muhkamat

Menukil jurnal berjudul “Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih dalam Al-Qur’an” karya Muhammad Zulkarnain Mubhar dari Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai, muhkam secara etimologi dimaknai sebagai ungkapan yang artinya ‘makna lahir yang tidak bisa diganti atau diubah’.

Sementara itu, Imam Ath-Thibi menyebutkan muhkam sebagai ayat yang jelas maknanya, sehingga tidak mengakibatkan kesulitan ketika mengartikannya. Di sisi lain, Imam Ar-Razi mengungkap muhkam sebagai ayat yang maknanya kuat, baik secara lafal nash ataupun lafal zhahir.

Salah satu contoh ayat muhkam ini adalah Surat Al Baqarah ayat 43. Berikut bacaannya:

وَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارۡكَعُوۡا مَعَ الرّٰكِعِيۡنَ


Artinya: “Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk”

Alasan ayat di atas masuk kategori muhkam adalah karena maknanya yang jelas. Jadi, inti ayat itu adalah perintah untuk melaksanakan salat dan menunaikan zakat.

Contoh lain bisa diambil dari Surat Al Baqarah ayat 183. Berikut bacaannya:

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Ayat di atas juga memiliki makna yang terpampang jelas. Umat Muslim bisa mengetahui isinya sebagai perintah untuk berpuasa.

Ayat Mutasyabihat

Masih dari sumber yang sama, mutasyabihat secara etimologi diartikan sebagai ‘ayat yang makna lahirnya samar’. Imam Ath-Thibi menyebutnya sebagai ayat yang tidak dapat dipahami maknanya, sehingga bisa mengakibatkan kemusykilan.

Lalu, Imam Ar-Razi memaknainya sebagai ayat yang maknanya tidak kuat. Jadi, maknanya punya banyak kemungkinan, sehingga memerlukan penafsiran mendalam untuk mengartikannya.

Contoh ayat mutasyabihat dapat diambil dari Surat Taha ayat 110. Berikut bacaannya:

يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ وَلَا يُحِيۡطُوۡنَ بِهٖ عِلۡمًا‏


Artinya: “Dia (Allah) mengetahui apa yang di hadapan mereka (yang akan terjadi) dan apa yang di belakang mereka (yang telah terjadi), sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”

Berbeda dengan ayat muhkam, ayat di atas ini tidak bisa langsung dikenali maknanya. Maka dari itu, perlu tafsir tersendiri atau pemaknaan yang lebih dalam untuk mengetahui artinya.

Demikian ulasan mengenai arti ayat dan jenisnya dalam Al Quran. Semoga bermanfaat.



Wallahu a’lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الۡاَنۡفُسَ حِيۡنَ مَوۡتِهَا وَالَّتِىۡ لَمۡ تَمُتۡ فِىۡ مَنَامِهَا‌ ۚ فَيُمۡسِكُ الَّتِىۡ قَضٰى عَلَيۡهَا الۡمَوۡتَ وَ يُرۡسِلُ الۡاُخۡرٰٓى اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ
Allah memegang nyawa seseorang pada saat kematiannya dan nyawa seseorang yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.

(QS. Az-Zumar Ayat 42)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More