Maulid Nabi: Beda Pendapat Kapan Nabi Muhammad SAW Dilahirkan

Kamis, 05 September 2024 - 08:53 WIB
Mayoritas umat Islam memperingati maulid Nabi pada 12 Rabiul Awal. Ilustrasi: Ist
Istilah Maulid bagi kalangan Muslim Indonesia tidaklah asing. A.W. Munawwir dalam "Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia" (Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984) menyebut secara etimologi, istilah “Maulid” berasal dari bahasa Arab –Walada Yalidu Wiladan– yang berarti kelahiran.

Kata ini biasanya disandingkan atau dikaitkan dengan Nabi Muhammad SAW . Secara historis Sosiologis tanggal kelahiran Rasulullah tidak diketahui secara pasti.

Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dalam kitabnya "Fatwa Kontemporer" (Media Hidayah:2003) mengatakan sebagian ahli sejarah di masa kini yang mengadakan penelitian menyatakan bahwa tanggal kelahiran Nabi Muhammad 9 Rabi'ul Awal, bukan 12 Rabi'ul Awal.



Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" (Pusataka Jaya, 1980) menyebutkan mengenai tahun ketika Muhammad dilahirkan, beberapa ahli memang berlainan pendapat.

Sebagian besar mengatakan pada Tahun Gajah (570 Masehi). Ibn Abbas mengatakan ia dilahirkan pada Tahun Gajah itu. Yang lain berpendapat kelahirannya itu 15 tahun sebelum peristiwa gajah.

Selanjutnya ada yang mengatakan ia dilahirkan beberapa hari atau beberapa bulan atau juga beberapa tahun sesudah Tahun Gajah. Ada yang menaksir tiga puluh tahun, dan ada juga yang menaksir sampai 70 tahun.

Juga para ahli berlainan pendapat mengenai bulan kelahirannya. Sebagian besar mengatakan ia dilahirkan bulan Rabiul Awal. Ada yang berkata lahir dalam bulan Muharam, yang lain berpendapat dalam bulan Safar, sebagian lagi menyatakan dalam bulan Rajab, sementara yang lain mengatakan dalam bulan Ramadan.



Kelainan pendapat itu juga mengenai hari bulan ia dilahirkan. Satu pendapat mengatakan pada malam kedua Rabiul Awal, atau malam kedelapan, atau kesembilan. Tetapi pada umumnya mengatakan, bahwa dia dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal. "Ini adalah pendapat Ibn Ishaq dan yang lain," ujar Haekal.

Selanjutnya terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu kelahirannya, yaitu siang atau malam, demikian juga mengenai tempat kelahirannya di Makkah .

Caussin de Perceval dalam Essai sur l'Histoire des Arabes menyatakan, bahwa Muhammad dilahirkan bulan Agustus 570, yakni Tahun Gajah, dan bahwa dia dilahirkan di Makkah di rumah kakeknya Abdul Muthalib .

Begitulah, setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah, di seluruh dunia yang berpenduduk mayoritas Muslim diperingati Maulid nabi.

"Yang menarik justru Arab Saudi adalah satu-satunya negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi," tulis Moch. Yunus dalam papernya berjudul “Peringatan Maulid Nabi, Tinjauan Sejarah dan Tradisinya di Indonesia”.



Menurutnya, hal ini disebabkan karena mayoritas muslim Arab Saudi menganut paham Wahabi dominan termasuk salaf dan pemahaman Taliban. Perayaan Maulid Nabi seperti ini dianggap bid'ah .

Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam beberapa waktu setelah Nabi Muhammad wafat. Peringatan tersebut bagi umat Islamadalah penghormatan dan pengingatan kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagamaan.

Meski sampai saat ini masih ada kontroversi tentang peringatan tersebut di antara beberapa ulama yang memandang sebagai Bidah atau bukan Bidah. Tetapi saat ini Maulid Nabi diperingati secara luas di seluruh dunia termasuk tradisi budaya Indonesia. "Semangatnya justru pada momentum untuk menyatukan semangat dan gairah keislaman," ujar Moch. Yunus.

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Akan ada di akhir zaman para 'Dajjal Pendusta' (bukan Al-Masih Ad-Dajjal) membawa hadits-hadits kepada kalian yang mana kalian tidak pernah mendengarnya dariku dan bapak-bapak kalian pun juga belum pernah mendengarnya. Maka jauhilah mereka, agar mereka tidak bisa menyesatkan kalian dan tidak bisa memfitnah kalian.

(HR. Muslim No. 8)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More