Begini Gambaran Ekonomi Jazirah Arab Pra-Islam: Leluhur Nabi Muhammad Pedagang Handal
Rabu, 11 September 2024 - 17:38 WIB
PADA masa pemerintahan kerajaan Saba’ dan Himyar di Jazirah Arab selatan, kegiatan perdagangan orang Arab meliputi laut dan darat. Kegiatan perdagangan di laut mereka pergi ke India , Tiongkok dan Sumatera dan kegiatan perdagangan di darat ialah di Jazirah Arab.
"Akan tetapi setelah Yaman dijajah oleh bangsa Habsyi dan bangsa Persia , maka kaum penjajah itu menguasai kegiatan perdagangan di laut, sedangkan perdagangan di darat berpindah ke tangan orang Makkah," tulis Dr Syamruddin Nasution, M.Ag. dalam bukunya berjudul "Sejarah Peradaban Islam" (Yayasan Pusaka Riau, 2013).
Menurut Syamruddin, ada beberapa faktor yang menyebabkan Makkah berkembang menjadi kota perdagangan.
Pertama, orang Yaman banyak yang berpindah ke Makkah, sedang mereka telah berpengalaman dalam perdagangan. Kedua, di kota Makkah dibangun Kakbah sehingga setiap tahun jemaah berdatangan ke Kota Suci itu melakukan haji. Hal ini membuat Makkah semakin masyhur.
Ketiga, letak Kota Makkah berada di tengah-tengah tanah Arab antara utara dengan selatan. Keempat, daerahnya yang gersang membuat penduduknya suka merantau untuk berdagang.
Syamruddin mengatakan ada 4 orang putera Abd al-Manaf yang selalu mengadakan perjalanan dagang ke empat tempat terpenting. Mereka itu adalah Hasyim yang mengadakan perjalanan ke negeri Syam, Abd Syam ke Habsyi, Abd al-Muththalib ke Yaman dan Naufal ke Persia.
Kegiatan perdagangan orang Quraisy yang pergi ke negeri-negeri tersebut mendapat perlindungan dari keempat putera Abd al-Manaf itu, karena itu tidak ada seorangpun yang berani mengganggu mereka.
Jadi, terdapat 4 tempat perdagangan orang Quraisy, yaitu ke utara dan selatan, mereka pergi ke Syam dan Yaman, kemudian ke barat dan timur, mereka pergi ke Habsyi dan Persia. Sedangkan pusat perdagangan mereka berada di Makkah.
Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai adalah seorang negarawan yang cakap, dia melakukan usaha-usaha mengembangkan pemerintahan Quraisy. Mengadakan persetujuan-persetujuan dagang dengan negara-negara tetangga, seperti Ghassani dan Byzantium, juga membuka jalur perdagangan baru dan membentuk dua kabilah dagang yang dikirim, masing-masing ke Yaman pada musim dingin dan ke Syria pada musim panas ( Q.S. al-Quraisy ).
Dalam pemerintahan Hasyim ini Kota Makkah benar-benar berperan sebagai pusat transit dagang yang sangat maju. Selain Hasyim, Abbas, Abu Lahab, Abu Sofyan, Abu Thalib dikenal juga sebagai pedagang dari kalangan orang Quraisy.
Di Yaman, pada musim dingin kafilah dagang bangsa Arab membawa minyak wangi, kemenyan, kain sutera, kulit, senjata, rempah-rempah, cengkeh, palawija dan lain-lain. Di antara barang-barang tersebut ada yang dihasilkan di Yaman, ada pula yang di datangkan dari Indonesia, India dan Tiongkok.
Di Syria atau Syam, kafilah-kafilah dagang tersebut membawa barang dagangan mereka ke Syam. Di waktu kembali, kafilah-kafilah itu membawa gandum, minyak zaitun, beras, jagung dan tekstil dari Syam.
Abu Thalib, paman Nabi juga pernah membawa Muhammad berdagang ke Syam. Selain itu, Muhammad juga membawa barang dagangan Khadijah ke Syam yang ditemani oleh hamba sahayanya, Maisyarah.
Adapun barang-barang perdagangan terpenting dalam jalur perdagangan timur barat, kafilah-kafilah dagang Arab membawa rempah-rempah dari Habsyi untuk diperdagangkan di Persia, juga mereka berdagang mutiara di Persia yang dikeluarkan dari Selat Persia.
"Akan tetapi setelah Yaman dijajah oleh bangsa Habsyi dan bangsa Persia , maka kaum penjajah itu menguasai kegiatan perdagangan di laut, sedangkan perdagangan di darat berpindah ke tangan orang Makkah," tulis Dr Syamruddin Nasution, M.Ag. dalam bukunya berjudul "Sejarah Peradaban Islam" (Yayasan Pusaka Riau, 2013).
Menurut Syamruddin, ada beberapa faktor yang menyebabkan Makkah berkembang menjadi kota perdagangan.
Pertama, orang Yaman banyak yang berpindah ke Makkah, sedang mereka telah berpengalaman dalam perdagangan. Kedua, di kota Makkah dibangun Kakbah sehingga setiap tahun jemaah berdatangan ke Kota Suci itu melakukan haji. Hal ini membuat Makkah semakin masyhur.
Ketiga, letak Kota Makkah berada di tengah-tengah tanah Arab antara utara dengan selatan. Keempat, daerahnya yang gersang membuat penduduknya suka merantau untuk berdagang.
Syamruddin mengatakan ada 4 orang putera Abd al-Manaf yang selalu mengadakan perjalanan dagang ke empat tempat terpenting. Mereka itu adalah Hasyim yang mengadakan perjalanan ke negeri Syam, Abd Syam ke Habsyi, Abd al-Muththalib ke Yaman dan Naufal ke Persia.
Kegiatan perdagangan orang Quraisy yang pergi ke negeri-negeri tersebut mendapat perlindungan dari keempat putera Abd al-Manaf itu, karena itu tidak ada seorangpun yang berani mengganggu mereka.
Jadi, terdapat 4 tempat perdagangan orang Quraisy, yaitu ke utara dan selatan, mereka pergi ke Syam dan Yaman, kemudian ke barat dan timur, mereka pergi ke Habsyi dan Persia. Sedangkan pusat perdagangan mereka berada di Makkah.
Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai adalah seorang negarawan yang cakap, dia melakukan usaha-usaha mengembangkan pemerintahan Quraisy. Mengadakan persetujuan-persetujuan dagang dengan negara-negara tetangga, seperti Ghassani dan Byzantium, juga membuka jalur perdagangan baru dan membentuk dua kabilah dagang yang dikirim, masing-masing ke Yaman pada musim dingin dan ke Syria pada musim panas ( Q.S. al-Quraisy ).
Dalam pemerintahan Hasyim ini Kota Makkah benar-benar berperan sebagai pusat transit dagang yang sangat maju. Selain Hasyim, Abbas, Abu Lahab, Abu Sofyan, Abu Thalib dikenal juga sebagai pedagang dari kalangan orang Quraisy.
Di Yaman, pada musim dingin kafilah dagang bangsa Arab membawa minyak wangi, kemenyan, kain sutera, kulit, senjata, rempah-rempah, cengkeh, palawija dan lain-lain. Di antara barang-barang tersebut ada yang dihasilkan di Yaman, ada pula yang di datangkan dari Indonesia, India dan Tiongkok.
Di Syria atau Syam, kafilah-kafilah dagang tersebut membawa barang dagangan mereka ke Syam. Di waktu kembali, kafilah-kafilah itu membawa gandum, minyak zaitun, beras, jagung dan tekstil dari Syam.
Abu Thalib, paman Nabi juga pernah membawa Muhammad berdagang ke Syam. Selain itu, Muhammad juga membawa barang dagangan Khadijah ke Syam yang ditemani oleh hamba sahayanya, Maisyarah.
Adapun barang-barang perdagangan terpenting dalam jalur perdagangan timur barat, kafilah-kafilah dagang Arab membawa rempah-rempah dari Habsyi untuk diperdagangkan di Persia, juga mereka berdagang mutiara di Persia yang dikeluarkan dari Selat Persia.
(mhy)