Epos Jazirah Arab: Kisah Cinta Pra-Islam Urwa dan Afra
loading...
A
A
A
Gaya khas kisah cinta yang muncul di Arab abad keenam adalah gaya Jamil Al-Udhri (w. 701 M), yang kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah seiring dengan kebangkitan Islam.
"Kisah cinta udhri menekankan pengertian tentang kehormatan dan kesucian dalam hubungan romantis, membedakannya dari penggambaran cinta yang khas, yang memasukkan unsur erotis," tulis Indlieb Farazi Sabre dalam artikelnya berjudul "Why love always hurts in udhri poetry" yang dilansir Middle East Eye (MEE).
Menurut Indlieb Farazi Sabre, dari penulis yang tidak diketahui dan digambarkan sebagai kisah cinta udhri pertama di dunia Arab adalah Urwa ibn Hizam. Ia lahir di Arab pra-Islam , jatuh cinta dengan sepupunya, Afra binti Iqal.
Urwa dikirim untuk mencari pekerjaan dan menghasilkan uang oleh pamannya, ayah Afra. Hal itu dilakukan sang paman setelah lamarannya ditolak karena dia dianggap tidak cukup kaya untuk menikah.
Dia pun menurut. Setelah beberapa tahun bekerja keras, dia telah menabung cukup banyak. Cukuplah untuk mas kawin. Dia pulang. Alih-alih menemukan calon istri yang menunggunya, dia malah diperlihatkan sebuah kuburan. Ia diberi tahu bahwa itu adalah kuburan Afra.
Rasa sakit karena kehilangan cintanya terus bertambah-tambah ketika ia menemukan bahwa Afra masih hidup. Keluarganya telah menikahkan Afra dengan pria lain.
Dalam keputusasaan, Urwa melakukan perjalanan ke Levant, tempat tinggal Afra dan suaminya. Saat bertemu suami Afra, Urwa memperkenalkan dirinya sebagai kerabat dan diajak tinggal di rumah mereka.
Seorang tamu laki-laki dalam tradisi Arab dilarang melihat wanita rumah tangga. Maka untuk memberi tahu Afra tentang kedatangannya, dia melemparkan cincinnya ke dalam panci berisi susu yang dibawa pergi oleh seorang pembantu, dengan harapan Afra akan mengenalinya.
Setelah menemukan cincin itu, Afra menyadari identitas tamu misteriusnya. Keduanya pun menemukan cara untuk bertemu, menyatakan perasaan mereka satu sama lain sebelum Urwa pergi membawa syal Afra dan kenangan pertemuan singkat mereka.
Tidak dapat mewujudkan cintanya pada Afra karena pernikahannya, Urwa mencurahkan isi hatinya ke dalam puisi dan menjadi rapuh sebelum menyerah pada kehidupan. Saat mendengar kematian kekasihnya, Afra pun meninggal dunia.
"Kisah cinta udhri menekankan pengertian tentang kehormatan dan kesucian dalam hubungan romantis, membedakannya dari penggambaran cinta yang khas, yang memasukkan unsur erotis," tulis Indlieb Farazi Sabre dalam artikelnya berjudul "Why love always hurts in udhri poetry" yang dilansir Middle East Eye (MEE).
Menurut Indlieb Farazi Sabre, dari penulis yang tidak diketahui dan digambarkan sebagai kisah cinta udhri pertama di dunia Arab adalah Urwa ibn Hizam. Ia lahir di Arab pra-Islam , jatuh cinta dengan sepupunya, Afra binti Iqal.
Urwa dikirim untuk mencari pekerjaan dan menghasilkan uang oleh pamannya, ayah Afra. Hal itu dilakukan sang paman setelah lamarannya ditolak karena dia dianggap tidak cukup kaya untuk menikah.
Dia pun menurut. Setelah beberapa tahun bekerja keras, dia telah menabung cukup banyak. Cukuplah untuk mas kawin. Dia pulang. Alih-alih menemukan calon istri yang menunggunya, dia malah diperlihatkan sebuah kuburan. Ia diberi tahu bahwa itu adalah kuburan Afra.
Rasa sakit karena kehilangan cintanya terus bertambah-tambah ketika ia menemukan bahwa Afra masih hidup. Keluarganya telah menikahkan Afra dengan pria lain.
Dalam keputusasaan, Urwa melakukan perjalanan ke Levant, tempat tinggal Afra dan suaminya. Saat bertemu suami Afra, Urwa memperkenalkan dirinya sebagai kerabat dan diajak tinggal di rumah mereka.
Seorang tamu laki-laki dalam tradisi Arab dilarang melihat wanita rumah tangga. Maka untuk memberi tahu Afra tentang kedatangannya, dia melemparkan cincinnya ke dalam panci berisi susu yang dibawa pergi oleh seorang pembantu, dengan harapan Afra akan mengenalinya.
Setelah menemukan cincin itu, Afra menyadari identitas tamu misteriusnya. Keduanya pun menemukan cara untuk bertemu, menyatakan perasaan mereka satu sama lain sebelum Urwa pergi membawa syal Afra dan kenangan pertemuan singkat mereka.
Tidak dapat mewujudkan cintanya pada Afra karena pernikahannya, Urwa mencurahkan isi hatinya ke dalam puisi dan menjadi rapuh sebelum menyerah pada kehidupan. Saat mendengar kematian kekasihnya, Afra pun meninggal dunia.
(mhy)