Adegan Berdarah Ledakan Pager di Lebanon: Israel Pasti akan Menanggung Akibatnya
Rabu, 18 September 2024 - 15:43 WIB
Dr Mortada menangis sejadi-jadinya saat menggambarkan parahnya cedera yang disebabkan oleh ledakan intensitas tinggi.
“Ketika saya melihat para korban dan luka-luka mereka, saya tidak bisa tidak memikirkan Abolfazl al-Abbas, saudara Imam Hussein di Karbala,” ujarnya sambil terisak.
Hazrat Abbas, yang berperang bersama Imam Hussain bin Ali bin Abi Thalib melawan tentara khalifah Bani Umayyah , Yazid bin Muawiyah, sangat dihormati di kalangan umat Islam sebagai simbol kesetiaan.
Bagi Dr. Mortada dan banyak orang lainnya, pemandangan di Bekaa membawa kembali kenangan dari Karbala dan Hazrat Abbas tentang bagaimana banyak orang yang lengan dan anggota tubuhnya diamputasi.
Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad membenarkan bahwa 9 orang tewas sementara lebih dari 2.750 orang terluka, termasuk sekitar 200 orang dalam kondisi kritis, di 100 rumah sakit.
Menurut sumber medis, jumlah korban jiwa kemungkinan akan meningkat karena banyak orang masih berada dalam kondisi kritis di berbagai rumah sakit.
Banyak saksi mata mengatakan bahwa pemandangan yang mereka saksikan di jalanan dan di dalam rumah sakit setelah ledakan tersebut sangat mengerikan.
Bukan Masalah Besar
Terbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah dan tangan ditutupi perban, salah satu korban ledakan mengatakan berharap setidaknya salah satu matanya akan pulih dengan cepat sehingga dia dapat kembali bekerja sesegera mungkin.
Saat ia didorong menuju ruang operasi oleh perawat, ia menjelaskan bahwa pagernya meledak segera setelah ia mencoba membuka pesan.
Kulitnya yang terlihat menunjukkan luka bakar yang parah, dan matanya benar-benar memar, namun obat penghilang rasa sakit yang kuat memungkinkan dia untuk berkomunikasi dan menceritakan pengalaman mengerikan tersebut.
“Ini bukan masalah besar,” katanya kepada situs Press TV. “Apa skenario terburuk dalam pertempuran ini? Bahwa kita menjadi martir? Ini adalah impian kami yang menjadi kenyataan, dan cedera juga merupakan lambang yang kami kenakan selamanya,” ujarnya.
Korban lainnya yang dikelilingi anggota keluarga yang menunggu di koridor bagian UGD sebuah rumah sakit di Bekaa mengalami luka di tangan kiri dan kedua matanya.
Saat berbicara dengan adiknya dia bertanya, “Berapa banyak jari saya yang hilang satu atau dua? Saya tidak bisa melihat.” “Empat,” jawab sang adik dengan hidung memerah dan matanya sembab karena isak tangis.
Korban dengan tenang berkata, “Tidak apa-apa, saya masih bisa mengaturnya dengan tangan saya yang lain. Jangan marah.”
Ketika ditanya apa yang sebenarnya terjadi, dia mengatakan bahwa dia mengeluarkan pagernya untuk memeriksa pesan-pesan yang tiba-tiba meledak seketika.
Kami Akan Tumbuh Lebih Kuat