3 Faktor Runtuhnya Daulah Umayyah: Salah Satunya Gerakan Oposisi Sangat Kuat
Senin, 23 September 2024 - 19:48 WIB
Syamruddin Nasution dalam buku berjudul "Sejarah Peradaban Islam" menyebut 3 faktor yang menyebabkan runtuhnya Daulah Umayyah yang sempat berusia 90 tahun (661-750 M).
Pertama, ketidakmampuan para khalifah. Hal ini terlihat pada khalifah-khalifah sesudah Hisyam bin Abdul Malik. Mereka tidak mampu menjadi khalifah ditambah lagi dengan kebejatan moral.
Mereka lebih menghabiskan waktu untuk berhura-hura daripada mengurus negara. Tampaknya kemakmuran membuat mereka kehilangan vitalitas kerja.
Kedua, gerakan oposisi kaum Syiah. Kelompok ini tidak bisa melupakan perlakuan orang-orang Umayyah terhadap Ali bin Abi Thalib dan putranya Husein.
Oleh karena itu mereka melakukan gerakan oposisi. Mereka membangun aliansi dengan kaum Sunni dari Bani Abbas semenjak pemerintahan Umar bin Abdul Aziz .
Keikhlasan mereka pada keturunan Nabi menarik hati rakyat. Bahkan orang-orang Sunni yang saleh yang melihat khalifah telah tenggelam dalam kesenangan duniawi dan melalaikan agama, semakin memotivasi mereka bergabung dengan kaum Syiah ini.
Ketiga, rasa tidak puas muslim non-Arab. Perlakuan pemerintah yang menganaktirikan muslim non-Arab baik secara ekonomi maupun sosial membuat mereka gusar terhadap Daulah Umayyah. Karena secara ekonomi mereka tidak dikecualikan dari membayar pajak seperti yang dibayar non-muslim.
Secara sosial, mereka tidak boleh duduk dalam pemerintahan dan tidak boleh menjadi imam salat. Padahal mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dari bangsa Arab.
Berikut nama para Khalifah Daulah Umayyah
1. Muawiyah bin Abu Sofyan (661 – 680 M/40-60 H)
2. Yazid bin Muawiyah (680 – 683 M/61-63 H)
3. Muawiyah bin Yazid (683 M/63 H)
4. Marwan bin Hakam (684 – 685 M/64-65H)
5. Abdul Malik bin Marwan (685 – 705 M)
6. Walid bin Abd. Malik (705 – 715 M)
7. Sulaiman bin Abd. Malik, (715 - 717 M)
8. Umar bin Abd. Aziz (717 – 720 M)
9. Yazid bin Abdil Malik (720-724 M)
Pertama, ketidakmampuan para khalifah. Hal ini terlihat pada khalifah-khalifah sesudah Hisyam bin Abdul Malik. Mereka tidak mampu menjadi khalifah ditambah lagi dengan kebejatan moral.
Mereka lebih menghabiskan waktu untuk berhura-hura daripada mengurus negara. Tampaknya kemakmuran membuat mereka kehilangan vitalitas kerja.
Kedua, gerakan oposisi kaum Syiah. Kelompok ini tidak bisa melupakan perlakuan orang-orang Umayyah terhadap Ali bin Abi Thalib dan putranya Husein.
Oleh karena itu mereka melakukan gerakan oposisi. Mereka membangun aliansi dengan kaum Sunni dari Bani Abbas semenjak pemerintahan Umar bin Abdul Aziz .
Keikhlasan mereka pada keturunan Nabi menarik hati rakyat. Bahkan orang-orang Sunni yang saleh yang melihat khalifah telah tenggelam dalam kesenangan duniawi dan melalaikan agama, semakin memotivasi mereka bergabung dengan kaum Syiah ini.
Ketiga, rasa tidak puas muslim non-Arab. Perlakuan pemerintah yang menganaktirikan muslim non-Arab baik secara ekonomi maupun sosial membuat mereka gusar terhadap Daulah Umayyah. Karena secara ekonomi mereka tidak dikecualikan dari membayar pajak seperti yang dibayar non-muslim.
Secara sosial, mereka tidak boleh duduk dalam pemerintahan dan tidak boleh menjadi imam salat. Padahal mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dari bangsa Arab.
Berikut nama para Khalifah Daulah Umayyah
1. Muawiyah bin Abu Sofyan (661 – 680 M/40-60 H)
2. Yazid bin Muawiyah (680 – 683 M/61-63 H)
3. Muawiyah bin Yazid (683 M/63 H)
4. Marwan bin Hakam (684 – 685 M/64-65H)
5. Abdul Malik bin Marwan (685 – 705 M)
6. Walid bin Abd. Malik (705 – 715 M)
7. Sulaiman bin Abd. Malik, (715 - 717 M)
8. Umar bin Abd. Aziz (717 – 720 M)
9. Yazid bin Abdil Malik (720-724 M)