Khutbah Jumat tentang Pemimpin dan Pemerintahan Baru

Jum'at, 18 Oktober 2024 - 10:31 WIB
Pada bulan Oktober 2024 ini, bangsa Indonesia akan memiliki pemimpin baru. Harapannya tentu sama, yakni agar dia bisa memimpin dengan penuh kasih dan keadilan hingga membawa kemakmuran bagi warga masyarakat. Foto ilustrasi/ist
Khutbah Jumat tentang pemerintahan baru menarik untuk disimak. Terlebih, tak lama lagi bangsa Indonesia akan segera mendapatkan pemimpin baru.

Keberadaan seorang pemimpin sebenarnya juga menjadi bagian dari ketentuan Allah SWT. Terlepas dari perbedaan pilihan di masyarakat, tetap saja pemimpin yang terpilih itu memang sudah ditakdirkan.

Sebagai warga negara yang baik, kita tetap perlu memberi hormat kepada pemimpin baru, terlepas dari apa pun alasannya. Berikut ini contoh naskah khutbah Jumat tentang pemerintahan baru sebagaimana dinukil dari berbagai sumber, Kamis (17/10/2024).

Khutbah Jumat tentang Pemerintahan Baru

Khutbah 1:

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Jemaah salat jum’at rahimakumullâh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt atas karunia dan kasih sayangNya, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ibadah ini dengan keadaan baik dan Islam. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.

Sidang jemaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna. Secara jelas dan rinci, ajarannya mengatur kehidupan manusia secara baik, sehingga nantinya mereka dapat mencapai tujuan hidupnya.

Pada kehidupan bermasyarakat misalnya, tidak mungkin tercapai kemaslahatan bersama apabila tidak ada seorang pemimpin. Bahkan, agama saja tidak akan tegak tanpa kehadiran seorang pemimpin.

Nah, orang yang ditunjuk sebagai pemimpin ini tugasnya bukan hanya menjaga sumber daya alam saja, melainkan juga menjaga akhlak, keadilan, dan kesejahteraan sosial di negeri yang dipimpin. Allah menciptakan manusia dengan akal, sehingga keuntungan itu dapat digunakan untuk membuat menjalankan amanah ini dengan baik dan benar.

Pada bulan Oktober 2024 ini, bangsa Indonesia akan memiliki pemimpin baru. Harapannya tentu sama, yakni agar dia bisa memimpin dengan penuh kasih dan keadilan hingga membawa kemakmuran bagi warga masyarakat.

Jamaah sidang jum'at yang dirahmati oleh Allah,

Di dalam Islam, kekuasaan konteksnya adalah amanah. Amanah ini bisa menjadi beban pemangkunya di dunia, sekaligus dapat mendatangkan siksa bagi dirinya di akhirat apabila dalam memimpin banyak menimbulkan kemudharatan.

Nabi Muhammad Saw pernah bersabda:

أَوَّلُ الإِمَارَةِ مَلامَةٌ، وَثَانِيهَا نَدَامَةٌ، وَثَالِثُهَا عَذَابٌ مِنَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، إِلا مَنْ رَحِمَ وَعَدَلَ


Artinya: “Kepemimpinan itu awalnya bisa mendatangkan cacian, kedua bisa berubah menjadi penyesalan dan ketiga bisa mengundang azab dari Allah pada Hari Kiamat; kecuali orang yang memimpin dengan kasih sayang dan adil,”. (HR ath-Thabrani).

Sejalan dengan itu, Rasulullah juga mengingatkan kepada para pemangku jabatan agar tidak menipu dan menyusahkan rakyatnya. Dalam sabdanya:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ


Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang Allah beri wewenang untuk mengatur rakyat mati pada hari dia mati, sementara dia dalam kondisi menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga bagi dirinya surga (HR al-Bukhari).

Jemaah jumat yang berbahagia,
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila Berbuka Puasa, beliau mengucapkan:  DZAHABAZH ZHAMAA'U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATIL AJRU IN SYAA-ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah).

(HR. Sunan Abu Dawud No. 2010)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More