5 Hadis tentang Pemimpin yang Adil dan Amanah, Celakanya Pemimpin yang Mengkhianati Rakyatnya
loading...
A
A
A
Dalam Islam, kepemimpinan bukan sekadar posisi atau jabatan, melainkan amanah besar yang harus dijalankan dengan keadilan, kebijaksanaan, dan integritas. Rasulullah SAW telah memberikan berbagai petunjuk melalui hadis-hadis nya tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya berperilaku dan bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya.
Hal ini diperkuat dalam kitab Imam Al-Bukhari, Al-Ahkâm bab manistur’iya ra’iyyatan falam yanshah dimana terdapat hadits salah satunya yang menjelaskan betapa bahayanya seorang pemimpin yang berani mengkhianati rakyatnya berakibat fatal bagi kehidupannya di akhirat dimana gerbang surga akan dihalangi untuk pemimpin tersebut masuk.
Melalui artikel ini, kami akan membahas 5 hadis kepemimpinan yang memberikan pelajaran penting tentang menjadi pemimpin yang adil dan amanah. Dengan memahami dan menerapkan ajaran ini, seorang pemimpin dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik, sesuai dengan tuntunan agama Islam.
Masing-masing dari kalian adalah pemimpin, dan masing-masing dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpin. (HR. Al-Bukhâri, 893, Muslim, 1829)
Abu Sa'id meriwayatkan bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya dengan-Nya adalah imam yang adil. Dan manusia yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari-Nya adalah imam yang zalim."
Diriwayatkan dari Abdur-Rahman bin Samura:
Nabi (ﷺ) bersabda, "Wahai Abdur-Rahman! Janganlah kamu ingin menjadi pemimpin, karena jika kamu diberi wewenang atas permintaanmu, maka kamu akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Namun, jika kamu diberi wewenang tanpa meminta (kepadanya), maka kamu akan ditolong (oleh Allah) dalam hal itu. Jika kamu pernah bersumpah untuk melakukan sesuatu dan kemudian kamu menemukan sesuatu yang lain lebih baik, maka kamu harus menebus sumpahmu dan melakukan apa yang lebih baik." (HR. Bukhari No.7146 dan Muslim No.1652)
Melainkan seorang pemimpin adalah seseorang yang melayani rakyatnya dari mengatur kebijakan yang mensejahterakan rakyat hingga membantu mereka dalam menyelesaikan masalah seperti yang dijelaskan dalam hadits riwayat muslim No.1885 :
Diriwayatkan dari Auf bin Malik bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda:
Pemimpin kalian yang terbaik adalah mereka yang kalian cintai dan mencintai kalian, yang memohon keberkahan Allah atas kalian dan kalian pun memohon keberkahan-Nya atas mereka.
Dan pemimpin kalian yang terburuk adalah mereka yang kalian benci dan membenci kalian, yang kalian laknat dan yang kalian laknat. Ditanyakan (oleh mereka yang hadir): Tidakkah kita harus menggulingkan mereka dengan bantuan pedang?
Beliau berkata: Tidak, selama mereka mendirikan salat di antara kalian. Jika kalian menemukan sesuatu yang menjijikkan pada mereka. Kalian harus membenci pemerintahan mereka, tetapi jangan menarik diri dari ketaatan kepada mereka. (HR. Shahih Muslim No.1855a)
Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. (Bukhari No.7150 dan Muslim No.142).
Hadis tentang kepemimpinan mengingatkan kita bahwa menjadi pemimpin adalah tugas besar yang harus dilaksanakan secara adil, amanah, dan bertanggung jawab. Lima hadis yang dibahas dalam artikel ini memberikan panduan berharga tentang bagaimana pemimpin harus bertindak dan memenuhi tanggung jawab mereka.
Kepemimpinan dalam Islam tidak hanya sekadar kekuasaan tetapi juga tentang pengabdian kepada masyarakat dan tanggung jawab kepada Allah SWT. Dengan meneladani ajaran Nabi SAW dan menghayati nilai-nilai tersebut, maka setiap pemimpin dapat menjalankan perannya dengan bijaksana, memberi manfaat bagi orang yang dipimpinnya, dan mendapat keberkahan dari Allah SWT.MG/Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Baca juga: 5 Hadis tentang Menjaga Lisan dan Etika Berucap dalam Islam
Hal ini diperkuat dalam kitab Imam Al-Bukhari, Al-Ahkâm bab manistur’iya ra’iyyatan falam yanshah dimana terdapat hadits salah satunya yang menjelaskan betapa bahayanya seorang pemimpin yang berani mengkhianati rakyatnya berakibat fatal bagi kehidupannya di akhirat dimana gerbang surga akan dihalangi untuk pemimpin tersebut masuk.
Melalui artikel ini, kami akan membahas 5 hadis kepemimpinan yang memberikan pelajaran penting tentang menjadi pemimpin yang adil dan amanah. Dengan memahami dan menerapkan ajaran ini, seorang pemimpin dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik, sesuai dengan tuntunan agama Islam.
5 Hadis tentang Kepemimpinan
1. Semua Orang adalah Pemimpin
Hadis tentang kepemimpinan pertama dalam artikel ini menjelaskan bahwa semua manusia adalah seorang pemimpin. Kepemimpinan tidak dimiliki dalam suatu darah keturunan seperti kerajaan melainkan setiap manusia yang diturunkan ke muka bumi, semua akan dipertanggung jawab atas kepemimpinannya seperti yang dijelaskan dalam hadits riwayat Al-Bukhari 893 dan Muslim 1829 :كُلُّكُمْ رَاعٍ ، وَكُلُّكُمْ مسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتهِ
Masing-masing dari kalian adalah pemimpin, dan masing-masing dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpin. (HR. Al-Bukhâri, 893, Muslim, 1829)
2. Pemimpin yang Adil
Selanjutnya, terdapat hadis yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah pemimpin yang adil sesuai dengan hadis riwayat Tirmidzi No. 7146 :إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ
Abu Sa'id meriwayatkan bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya dengan-Nya adalah imam yang adil. Dan manusia yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari-Nya adalah imam yang zalim."
3. Larangan dalam Meminta Kepemimpinan
Ketiga dalam hadis tentang kepemimpinan, dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari No.7146 dan Muslim No.1652 bahwa kepemimpinan tidak dianjurkan untuk meminta melainkan diamanahkan supaya beban dari kepemimpinan tidak dipikul sendiri melainkan bersama Allah SWT :يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ لاَ تَسْأَلِ الإِمَارَةَ، فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا، وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا، وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا، فَكَفِّرْ يَمِينَكَ، وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ
Diriwayatkan dari Abdur-Rahman bin Samura:
Nabi (ﷺ) bersabda, "Wahai Abdur-Rahman! Janganlah kamu ingin menjadi pemimpin, karena jika kamu diberi wewenang atas permintaanmu, maka kamu akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Namun, jika kamu diberi wewenang tanpa meminta (kepadanya), maka kamu akan ditolong (oleh Allah) dalam hal itu. Jika kamu pernah bersumpah untuk melakukan sesuatu dan kemudian kamu menemukan sesuatu yang lain lebih baik, maka kamu harus menebus sumpahmu dan melakukan apa yang lebih baik." (HR. Bukhari No.7146 dan Muslim No.1652)
4. Pemimpin adalah Pelayan Rakyat
Pemimpin dalam islam sendiri bukan sebagai seseorang yang mengatur kehidupan dari rakyatnya.Melainkan seorang pemimpin adalah seseorang yang melayani rakyatnya dari mengatur kebijakan yang mensejahterakan rakyat hingga membantu mereka dalam menyelesaikan masalah seperti yang dijelaskan dalam hadits riwayat muslim No.1885 :
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ رُزَيْقِ بْنِ حَيَّانَ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ قَرَظَةَ، عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ " خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ " . قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ " لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ " .
Diriwayatkan dari Auf bin Malik bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda:
Pemimpin kalian yang terbaik adalah mereka yang kalian cintai dan mencintai kalian, yang memohon keberkahan Allah atas kalian dan kalian pun memohon keberkahan-Nya atas mereka.
Dan pemimpin kalian yang terburuk adalah mereka yang kalian benci dan membenci kalian, yang kalian laknat dan yang kalian laknat. Ditanyakan (oleh mereka yang hadir): Tidakkah kita harus menggulingkan mereka dengan bantuan pedang?
Beliau berkata: Tidak, selama mereka mendirikan salat di antara kalian. Jika kalian menemukan sesuatu yang menjijikkan pada mereka. Kalian harus membenci pemerintahan mereka, tetapi jangan menarik diri dari ketaatan kepada mereka. (HR. Shahih Muslim No.1855a)
5. Pemimpin yang Khianat
Terakhir dalam hadis tentang kepemimpinan, terdapat bahayanya mengkhianati rakyat sebagai pemimpin sebagaimana bunyi hadits riwayat Bukhari No.7150 dan Muslim No.142 :عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. (Bukhari No.7150 dan Muslim No.142).
Hadis tentang kepemimpinan mengingatkan kita bahwa menjadi pemimpin adalah tugas besar yang harus dilaksanakan secara adil, amanah, dan bertanggung jawab. Lima hadis yang dibahas dalam artikel ini memberikan panduan berharga tentang bagaimana pemimpin harus bertindak dan memenuhi tanggung jawab mereka.
Kepemimpinan dalam Islam tidak hanya sekadar kekuasaan tetapi juga tentang pengabdian kepada masyarakat dan tanggung jawab kepada Allah SWT. Dengan meneladani ajaran Nabi SAW dan menghayati nilai-nilai tersebut, maka setiap pemimpin dapat menjalankan perannya dengan bijaksana, memberi manfaat bagi orang yang dipimpinnya, dan mendapat keberkahan dari Allah SWT.MG/Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Baca juga: 5 Hadis tentang Menjaga Lisan dan Etika Berucap dalam Islam
(wid)