Akhlak Dasar Seorang Muslim yang Sudah Langka Ditemui
Sabtu, 02 November 2024 - 05:15 WIB
Ada beberapa akhlak dasar seorang muslim yang hampir jarang ditemui lagi di zaman sekarang. Padahal akhlak dasar tersebut, harus mengejawantah dalam kehidupan sehari-hari setiap muslim. Akhlak dasar apa itu?
Dikutip dari ceramah Ustadz Azzam ad-Dasuqi, S.Pd.I, dai dari lembaga dakwah, beliau menjelaskan, minimal ada 5 dasar adab atau akhlak mulia yang harus mengejawantah dalam kehidupan sehari-hari setiap muslim ini. Bila 5 akhlak dasar itu tidak ada, betapa buruknya kondisi kaum muslim saat ini.
Lantas apa saja 5 akhlak dasar tersebut. Ustaz Azzam menjelaskannya sebagai berikut:
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR. At-Tirmizi No. 1879)
Hadis yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka manis di hadapan seorang muslim. Dalam hadis yang lain, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria.”
Percayalah! Semakin banyak senyum maka hawa positif akan bertebaran di sekitarnya. Dan orang yang tersenyum akan terkesan lebih ramah dan lebih bisa dipercaya.
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada kalian suatu amalan yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim No. 81)
Ingat! Pengucapan salam ini ditunjukkan kepada setiap muslim yang Anda kenal ataupun tidak. Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bahwasanya ada seseorang yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Amalan Islam apa yang paling baik?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lantas menjawab, “Memberi makan (kepada orang yang butuh) dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenali dan kepada orang yang tidak engkau kenali.” (HR. Al-Bukhari No. 6236)
Setelah beruluk salam tentunya kita juga saling bertegur sapa. Orang yang selalu berhias dengan akhlak mulia tidak akan keberatan untuk menyapa semua orang sekalipun terhadap orang yang berbuat jahat kepadanya. Orang yang memiliki akhlak mulia selalu menghindari rasa ingin disapa terlebih dahulu. Dan biasanya tidak membutuhkan pengakuan orang atas kinerjanya selama ini.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena sebagian prasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah memata-matai, mencari-cari kesalahan atau kejelekan orang lain, yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dikutip dari ceramah Ustadz Azzam ad-Dasuqi, S.Pd.I, dai dari lembaga dakwah, beliau menjelaskan, minimal ada 5 dasar adab atau akhlak mulia yang harus mengejawantah dalam kehidupan sehari-hari setiap muslim ini. Bila 5 akhlak dasar itu tidak ada, betapa buruknya kondisi kaum muslim saat ini.
Lantas apa saja 5 akhlak dasar tersebut. Ustaz Azzam menjelaskannya sebagai berikut:
1. Saling tersenyum
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR. At-Tirmizi No. 1879)
Hadis yang agung ini menunjukkan keutamaan tersenyum dan menampakkan muka manis di hadapan seorang muslim. Dalam hadis yang lain, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria.”
Percayalah! Semakin banyak senyum maka hawa positif akan bertebaran di sekitarnya. Dan orang yang tersenyum akan terkesan lebih ramah dan lebih bisa dipercaya.
2. Menebar salam dan bertegur sapa
Mengucapkan salam merupakan sebab terwujudnya kesatuan hati dan rasa cinta di antara sesama muslim, sebagaimana kenyataan yang kita temukan. Dalil yang menunjukkan hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada kalian suatu amalan yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim No. 81)
Ingat! Pengucapan salam ini ditunjukkan kepada setiap muslim yang Anda kenal ataupun tidak. Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bahwasanya ada seseorang yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ
“Amalan Islam apa yang paling baik?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lantas menjawab, “Memberi makan (kepada orang yang butuh) dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenali dan kepada orang yang tidak engkau kenali.” (HR. Al-Bukhari No. 6236)
Setelah beruluk salam tentunya kita juga saling bertegur sapa. Orang yang selalu berhias dengan akhlak mulia tidak akan keberatan untuk menyapa semua orang sekalipun terhadap orang yang berbuat jahat kepadanya. Orang yang memiliki akhlak mulia selalu menghindari rasa ingin disapa terlebih dahulu. Dan biasanya tidak membutuhkan pengakuan orang atas kinerjanya selama ini.
3. Menjauhi prasangka
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, karena sebagian prasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah memata-matai, mencari-cari kesalahan atau kejelekan orang lain, yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,