Gerakan Damai sebelum Perang: Surat Khalifah Abu Bakar kepada Kaum Murtad
Selasa, 29 Oktober 2024 - 11:28 WIB
Ternyata banyak orang yang mengikuti penganjur-penganjur golongan murtad itu karena mereka takut akibatnya bila tetap bertahan dalam Islam.
Jika melihat dirinya berada di antara dua kekuatan, mereka lebih cenderung kepada Islam, atau setidak-tidaknya diam tidak membela pemimpin-pemimpin kaum murtad itu.
Mereka sudah tidak berdaya, dan tidak sedikit dari mereka yang tidak mengadakan perlawanan. Pengaruh rencana Abu Bakar dengan gerakan damainya itu hasilnya akan kita lihat jelas sekali.
Gerakan Damai
Haekal menyebutkan dengan gerakan damainya itu Abu Bakar tidak bermaksud hendak mencoba-coba, kalau berhasil syukur, kalau tidak akan dicari cara lain untuk membuat gerakan damai baru lagi.
"Sama sekali tidak! Tiap kata dan tiap bentuk ancaman dalam suratnya itu memang ditulis dengan sungguh-sungguh," tutur Haekal.
Selesai membuat surat itu segera ia menulis pula kepada para komandan brigade mengenai batas waktu untuk memerangi siapa saja yang berbalik dari Islam.
Ia tidak akan memaafkan lagi kaum murtad yang pernah mengancam itu, setelah diberi maaf dan diajak kembali kepada Islam.
Kalau mereka bersedia menerima ajakan pasukan Muslimin hentikanlah, kalau tidak, teruskan serangan itu sampai mereka bersedia mengakui.
Kemudian beritahukanlah hak dan kewajiban mereka: ambil apa yang menjadi kewajiban mereka, dan berikan apa yang menjadi hak mereka, jangan ditangguhkan.
Barang siapa memenuhi ajakan itu, maka kebebasannya tak boleh diganggu dan setelah itu segala persoalannya hanya Allah yang tahu. Tetapi barang siapa tetap menolak seruan Allah boleh dibunuh dan diperangi di mana pun mereka berada, dan tak ada kompromi kecuali Islam. Perangi mereka dengan senjata dan api.
Jika melihat dirinya berada di antara dua kekuatan, mereka lebih cenderung kepada Islam, atau setidak-tidaknya diam tidak membela pemimpin-pemimpin kaum murtad itu.
Mereka sudah tidak berdaya, dan tidak sedikit dari mereka yang tidak mengadakan perlawanan. Pengaruh rencana Abu Bakar dengan gerakan damainya itu hasilnya akan kita lihat jelas sekali.
Gerakan Damai
Haekal menyebutkan dengan gerakan damainya itu Abu Bakar tidak bermaksud hendak mencoba-coba, kalau berhasil syukur, kalau tidak akan dicari cara lain untuk membuat gerakan damai baru lagi.
"Sama sekali tidak! Tiap kata dan tiap bentuk ancaman dalam suratnya itu memang ditulis dengan sungguh-sungguh," tutur Haekal.
Selesai membuat surat itu segera ia menulis pula kepada para komandan brigade mengenai batas waktu untuk memerangi siapa saja yang berbalik dari Islam.
Ia tidak akan memaafkan lagi kaum murtad yang pernah mengancam itu, setelah diberi maaf dan diajak kembali kepada Islam.
Kalau mereka bersedia menerima ajakan pasukan Muslimin hentikanlah, kalau tidak, teruskan serangan itu sampai mereka bersedia mengakui.
Kemudian beritahukanlah hak dan kewajiban mereka: ambil apa yang menjadi kewajiban mereka, dan berikan apa yang menjadi hak mereka, jangan ditangguhkan.
Barang siapa memenuhi ajakan itu, maka kebebasannya tak boleh diganggu dan setelah itu segala persoalannya hanya Allah yang tahu. Tetapi barang siapa tetap menolak seruan Allah boleh dibunuh dan diperangi di mana pun mereka berada, dan tak ada kompromi kecuali Islam. Perangi mereka dengan senjata dan api.
Baca Juga
(mhy)