Hati-hati pada Dosa Besar yang Sering Diremehkan Ini!
Minggu, 30 Agustus 2020 - 06:05 WIB
Manusia adalah tempatnya salah dan dosa , dan dianjurkan untuk selalu bertaubat dari kesalahan dan dosa tersebut. Namun, dengan kemudahan taubat bukan berarti manusia diperbolehkan untuk meremehkan dosa.
Akan sangat berbahaya jika manusia sudah menganggap remeh sebuah dosa yang dianggapnya kecil. Padahal tanpa disadari dosa tersebut dikategorikan dosa besar. Menganggap remeh suatu dosa bisa mengantarkan seseorang masuk ke dalam murka Allah, tidak terkecuali bagi orang yang rajin beribadah . (Baca juga : Satukan Hati dan Pikiran Saat Bertaubat )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ
“Sesungguhnya orang yang beriman melihat dosa-dosanya seperti ketika duduk di bawah gunung, dia takut kalau gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun orang yang fajir melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat (terbang) di depan hidungnya.” (HR. Bukhari)
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ
“Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di sebuah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya.” (HR Bukhari) (Baca juga : Perlu Berterima Kasih pada Diri Sendiri )
Dari hadis ini tersirat bahwa orang yang selalu menganggap remeh dosa justru akan membuatnya jatuh ke dalam dosa besar karena sepele. Tanpa disadari ada beberapa dosa besar yang sering dianggap remeh oleh banyak orang. Bahkan, tak sedikit orang yang merasa tak bersalah ketika melakukan dosa-dosa besar ini. Berikut di antaranya :
1. Jarang sedekah
Sedekah seringkali dianggap tidak wajib, seperti halnya zakat . Sehingga banyak orang beranggapan, melakukan zakat saja sudah cukup bagi dirinya dalam melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. Padahal tanpa disadari zakat memiliki banyak jenis, termasuk sedekah atau memberi kepada orang yang membutuhkan. Tapi nyatanya banyak kaum Muslim yang jarang sedekah meski bergelimang harta .
Allah Ta'ala berfirman :
يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا۟ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ
“Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS. At-Taubah: 35).
(Baca juga : Bersyukur dengan Hati, Lisan dan Amal Perbuatan )
2. Bergunjing dan membicarakan aib orang lain
Ghibah atau bergunjing merupakan dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah. Namun, sayangnya banyak muslim dan muslimah yang tidak mengubris hal tersebut dan bahkan menikmati perbuatan yang dianggap keji oleh Allah itu.
Sering kita lupa melihat keburukan sendiri dan sangat mudah mengumbar aib orang lain yang mungkin tidak seburuk aib diri kita. Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat : 12)
(Baca juga : Kebijakan Pemerintah soal Krisis Akibat Pandemi, Misbakhun: Mismatch in Policy )
3. Menyakiti hati orang lain
Menghina dan mencaci merupakan perbuatan yang bisa menyakiti perasaan orang lain dan juga merupakan dosa besar. Dosa ini tidak akan terampuni oleh Allah sebelum orang yang kita sakiti telah mengampuni dosa yang telah kita perbuat kepadanya. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjaga ucapan dan prilaku kita agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
“Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan salat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim) (Baca juga : Langkah Menteri Erick Tak Rombak Direksi Pertamina Dinilai Tepat )
4. Berbohong
Bersaksi palsu atau berbohong adalah perbuatan dosa besar, baik itu berbohong yang ringan atau yang besar. Kesaksian yang benar adalah sebuah kewajiban yang hukumnya fardu kifayah. Terkadang, kita juga sering berbohong meskipun sedang bercanda, dan suka meranggap remeh suatu kebohongan.
Dari Abu Bakar radhiyallahu'anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kau kuberi tahu tentang dosa besar yang paling besar?” Kami menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Ketika itu beliau sedang bersandar, kemudian beliau duduk lalu bersabda lagi, “Ketahuilah demikianlah pula ucapan bohong!” Beliau mengucapkannya berulang-ulang sehingga kami berkata, “Mudah-mudahan beliau diam.” (HR Bukhari dan Muslim). (Baca juga : Belum Terima Subsidi Gaji Jangan Keburu Emosi, Ini Tata Caranya Kalau Mau Mengadu )
Muslimah, hendaknya janganlah kita meremehkan dosa karena kita tidak selalu mendapatkan kesempatan untuk bertaubat.
Wallahu A'lam
Akan sangat berbahaya jika manusia sudah menganggap remeh sebuah dosa yang dianggapnya kecil. Padahal tanpa disadari dosa tersebut dikategorikan dosa besar. Menganggap remeh suatu dosa bisa mengantarkan seseorang masuk ke dalam murka Allah, tidak terkecuali bagi orang yang rajin beribadah . (Baca juga : Satukan Hati dan Pikiran Saat Bertaubat )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ
“Sesungguhnya orang yang beriman melihat dosa-dosanya seperti ketika duduk di bawah gunung, dia takut kalau gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun orang yang fajir melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat (terbang) di depan hidungnya.” (HR. Bukhari)
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ
“Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di sebuah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya.” (HR Bukhari) (Baca juga : Perlu Berterima Kasih pada Diri Sendiri )
Dari hadis ini tersirat bahwa orang yang selalu menganggap remeh dosa justru akan membuatnya jatuh ke dalam dosa besar karena sepele. Tanpa disadari ada beberapa dosa besar yang sering dianggap remeh oleh banyak orang. Bahkan, tak sedikit orang yang merasa tak bersalah ketika melakukan dosa-dosa besar ini. Berikut di antaranya :
1. Jarang sedekah
Sedekah seringkali dianggap tidak wajib, seperti halnya zakat . Sehingga banyak orang beranggapan, melakukan zakat saja sudah cukup bagi dirinya dalam melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. Padahal tanpa disadari zakat memiliki banyak jenis, termasuk sedekah atau memberi kepada orang yang membutuhkan. Tapi nyatanya banyak kaum Muslim yang jarang sedekah meski bergelimang harta .
Allah Ta'ala berfirman :
يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا۟ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ
“Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS. At-Taubah: 35).
(Baca juga : Bersyukur dengan Hati, Lisan dan Amal Perbuatan )
2. Bergunjing dan membicarakan aib orang lain
Ghibah atau bergunjing merupakan dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah. Namun, sayangnya banyak muslim dan muslimah yang tidak mengubris hal tersebut dan bahkan menikmati perbuatan yang dianggap keji oleh Allah itu.
Sering kita lupa melihat keburukan sendiri dan sangat mudah mengumbar aib orang lain yang mungkin tidak seburuk aib diri kita. Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat : 12)
(Baca juga : Kebijakan Pemerintah soal Krisis Akibat Pandemi, Misbakhun: Mismatch in Policy )
3. Menyakiti hati orang lain
Menghina dan mencaci merupakan perbuatan yang bisa menyakiti perasaan orang lain dan juga merupakan dosa besar. Dosa ini tidak akan terampuni oleh Allah sebelum orang yang kita sakiti telah mengampuni dosa yang telah kita perbuat kepadanya. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjaga ucapan dan prilaku kita agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
“Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan salat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim) (Baca juga : Langkah Menteri Erick Tak Rombak Direksi Pertamina Dinilai Tepat )
4. Berbohong
Bersaksi palsu atau berbohong adalah perbuatan dosa besar, baik itu berbohong yang ringan atau yang besar. Kesaksian yang benar adalah sebuah kewajiban yang hukumnya fardu kifayah. Terkadang, kita juga sering berbohong meskipun sedang bercanda, dan suka meranggap remeh suatu kebohongan.
Dari Abu Bakar radhiyallahu'anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kau kuberi tahu tentang dosa besar yang paling besar?” Kami menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Ketika itu beliau sedang bersandar, kemudian beliau duduk lalu bersabda lagi, “Ketahuilah demikianlah pula ucapan bohong!” Beliau mengucapkannya berulang-ulang sehingga kami berkata, “Mudah-mudahan beliau diam.” (HR Bukhari dan Muslim). (Baca juga : Belum Terima Subsidi Gaji Jangan Keburu Emosi, Ini Tata Caranya Kalau Mau Mengadu )
Muslimah, hendaknya janganlah kita meremehkan dosa karena kita tidak selalu mendapatkan kesempatan untuk bertaubat.
Wallahu A'lam
(wid)